Website

Search

Perbedaan Interview HR dan User yang Wajib Kamu Tahu

Perbedaan Interview HR dan User yang Wajib Kamu Tahu

Kalau kamu lagi dalam proses rekrutmen kerja, pasti udah nggak asing lagi sama yang namanya interview HR dan interview user. Tapi, pernah nggak sih kamu bingung, sebenarnya bedanya apa? Kenapa harus dua kali wawancara? Terus, pertanyaannya bakal beda apa sama aja?  

 

Tenang, kamu nggak sendiri kok! Banyak pelamar kerja yang masih suka keliru membedakan dua tahap interview ini. Nah, biar kamu nggak zonk saat dipanggil HR atau user, yuk kita bahas tuntas perbedaan interview HR dan user, lengkap dengan tips dan contoh pertanyaannya juga!  

#1 Apa Itu Interview User?  

AD_4nXfJnIaUWt2ldY4wBMlO0YPA7qsAdaMM0IayviggLMV_RN5MaZ4FDIwlymmlr5oEPfpJatAszDfYY9xjV2XaZZN5KOsH4glFBEf8rmrKJSoa-W5YQrZX-vH998CQpQoAMTG2_qMCJg?key=axfxyI0MDGCGi45uZq2pQg  

Interview user adalah wawancara yang dilakukan oleh pihak yang nantinya akan bekerja langsung dengan kandidat, biasanya atasan langsung, manajer tim, atau anggota tim teknis. Tujuannya adalah untuk menilai apakah kamu punya keahlian teknis, pengalaman, dan kecocokan dengan kebutuhan tim atau proyek tertentu.   

 

Fokus interview user lebih ke kemampuan teknis dan seberapa siap kamu untuk ngerjain pekerjaan yang dibutuhkan. Jadi, mereka bakal nanya hal-hal yang sifatnya lebih mendalam dan praktis.  

 

Tujuan utama interview user yaitu:   

  • Mengukur skill dan keahlianmu di bidang tertentu
  • Menilai pengalaman kerjamu di proyek sebelumnya
  • Menyesuaikan ekspektasi user dengan kemampuan kamu
  • Melihat apakah kamu bisa bekerja dalam tim mereka  

 

Misalnya, kalau kamu melamar sebagai desainer grafis, user mungkin akan meminta portofolio atau menanyakan pengalamanmu dengan alat seperti Adobe Photoshop. Intinya, mereka ingin memastikan kamu beneran bisa nggak waktu kerja di lapangan nanti.  

#2 Apa Itu Interview HR  

AD_4nXfNgbzNdJ_CuMzbq70vnoHcfv9sqNefzW_tnRnJF4RBfDGH1RVQS-3OgYa96lhv_D1tv88YvigDUkysLEEE7jPJY5Vsg8z8ggIi18fHkkQfaOcRkRKVJmFGG1RfIUF7As0YJtTZIA?key=axfxyI0MDGCGi45uZq2pQg  

Kalau interview HR, ini wawancara sama tim Human Resources alias SDM. Mereka ini kayak penjaga gerbang pertama di proses rekrutmen. Tugasnya memfilter kandidat buat pastiin kamu cocok nggak sama perusahaan secara umum, bukan cuma buat posisi yang kamu lamar.  

 

Tujuan utama dari interview HR ini adalah untuk:  

  • Mengenal kepribadian kamu secara umum 
  • Menilai apakah kamu cocok dengan budaya perusahaan (culture fit)
  • Mengecek ulang informasi yang kamu tulis di CV
  • Membahas hal-hal administratif kayak gaji, ketersediaan kerja, dan lain-lain  

 

Fokusnya lebih ke sisi “manusiawi” kamu, yaitu kepribadian, cara komunikasi, motivasi, sama apakah kamu cocok sama budaya perusahaan (culture fit). Mereka nggak bakal nanya hal-hal teknis kok.  

 

Baca Juga:  Cara Memaksimalkan Personal Branding di LinkedIn  

#3 Tips Interview User & Contoh Pertanyaan  

Berikut adalah tips interview user dan contohnya yang bisa kamu praktikan.  

Contoh Pertanyaan 1: Tools Apa yang Paling Kamu Kuasai, dan Kenapa?  

User pengen tahu seberapa dalam kamu nguasain alat atau teknologi yang relevan sama posisi yang kamu lamar. Nggak sekadar tahu nama tools-nya, tapi mereka mau bukti kalau kamu beneran jago pake itu.   

 

 ✅  Tips menjawab  

  • Sebutkan fitur, versi, atau proyek spesifik yang kamu kerjakan dengan tools tersebut.  
  • Jelasin kenapa tools itu menjadi andalanmu dan bagaimana penggunaannya di pekerjaan sebelumnya.  
  • Pastiin tools yang disebut relevan dengan kebutuhan lowongan.  
  • Nggak usah lebay. Kalau kamu cuma paham dasar, akui, tapi tunjukkan bahwa kamu sedang belajar lebih dalam.  
  • Ceritakan hasil nyata dari penggunaan tools tersebut.  

 

 ✅  Contoh Jawaban  

Saya sangat menguasai Figma yang telah saya gunakan selama dua tahun untuk merancang wireframe, mockup, dan prototype interaktif. Saya menyukai fitur kolaborasi real-time Figma karena memungkinkan kerja sama yang efisien dengan tim pengembang.   

 

Dalam proyek terakhir saya, saya merancang antarmuka pengguna untuk aplikasi e-commerce menggunakan Figma. Proyek ini berhasil mengurangi waktu pengujian UI sebesar 25% karena desain yang jelas dan terstruktur. Selain Figma, saya juga berpengalaman dengan Adobe XD, namun saya lebih sering menggunakan Figma karena fleksibilitasnya dalam proyek kolaboratif.  

 

Saya sangat menguasai Figma yang telah saya gunakan selama dua tahun untuk merancang wireframe, mockup, dan prototype interaktif. Saya menyukai fitur kolaborasi real-time Figma karena memungkinkan kerja sama yang efisien dengan tim pengembang.   

 

Dalam proyek terakhir saya, saya merancang antarmuka pengguna untuk aplikasi e-commerce menggunakan Figma. Proyek ini berhasil mengurangi waktu pengujian UI sebesar 25% karena desain yang jelas dan terstruktur. Selain Figma, saya juga berpengalaman dengan Adobe XD, namun saya lebih sering menggunakan Figma karena fleksibilitasnya dalam proyek kolaboratif.  

Contoh Pertanyaan 2: Gimana Cara Kamu Menyelesaikan Pekerjaan dengan Deadline Mepet?  

Deadline ketat adalah hal umum di banyak tim, jadi user ingin tahu apakah kamu bisa tetap tenang, terorganisir, dan menyelesaikan tugas dengan baik di bawah tekanan. Mereka juga mengevaluasi keterampilan manajemen waktu dan kemampuanmu untuk memprioritaskan tugas.  

 

✅  Tips Menjawab    

  • Uraikan langkah-langkah yang kamu ambil, seperti membuat prioritas atau berkoordinasi dengan tim.  
  • Ceritakan pengalaman spesifik yang menunjukkan kemampuanmu mengelola deadline.  
  • Tekankan bahwa kamu tetap fokus meski situasi terdesak.  
  • Jelaskan dampak positif dari pendekatanmu.  
  • Kalau melibatkan kolaborasi, sebutkan gimana kamu bekerja sama.  

 

 ✅  Contoh Jawaban   

Ketika menghadapi tenggat waktu yang ketat, saya memulai dengan menyusun daftar prioritas untuk memastikan tugas-tugas utama diselesaikan terlebih dahulu. Sebagai contoh, saya pernah ditugaskan untuk menghasilkan tiga video kampanye pemasaran dalam waktu empat hari.   

 

Saya segera menyusun rencana kerja, memprioritaskan pembuatan skrip, diikuti dengan perekaman dan pengeditan. Saya juga menggunakan alat manajemen proyek seperti  Trello untuk memantau kemajuan dan berkoordinasi dengan tim untuk mendapatkan persetujuan cepat.   

Hasilnya, video diselesaikan tepat waktu dan kampanye tersebut mencapai 50.000 tayangan dalam seminggu. Pendekatan saya adalah tetap tenang, fokus pada solusi, dan menjaga komunikasi yang efektif dengan tim.”  

Contoh Pertanyaan 3: Ceritakan Proyek Paling Susah yang Pernah Kamu Kerjakan?   

Pertanyaan ini menguji kemampuanmu dalam menyelesaikan masalah besar dan menunjukkan proses berpikirmu. User ingin tahu bagaimana kamu menghadapi tantangan, strategi yang digunakan, dan apakah kamu bisa belajar dari pengalaman tersebut.  

 

✅  Tips Menjawab    

  • Ceritakan proyek yang relevan sesuai dengan posisi incaranmu. 
  • Uraikan apa yang membuat proyek itu sulit biar konteksnya jelas.  
  • Jelaskan langkah-langkahmu menyelesaikannya secara terstruktur.  
  • Tekankan dampak positif dari usahamu.  
  • Kalau proyeknya melibatkan tim, sebutkan peran mereka, tapi fokus pada kontribusimu.  

 

✅  Contoh Jawaban  

“Proyek paling menantang yang pernah saya kerjakan adalah mengelola kampanye pemasaran untuk merek skincare baru dengan anggaran terbatas dan target mencapai 15.000 tayangan dalam satu bulan. Saya memulai dengan melakukan riset audiens untuk memastikan konten menjangkau target yang tepat, kemudian mengembangkan konten organik di TikTok yang menarik perhatian. Saya juga mengoptimalkan iklan berbayar di Instagram dengan fokus pada audiens serupa. Dengan memantau data analitik setiap minggu, saya menyesuaikan strategi untuk memaksimalkan hasil. Akhirnya, kampanye tersebut mencapai 18.000 tayangan dan menarik 700 pengikut baru.”   

Contoh Pernyataan 4: Bagaimana Caramu Menyelesaikan Masalah dalam Pekerjaan  

Pertanyaan ini ngetes cara kamu nyelesain masalah, apalagi kalau masalahnya spesifik ke job yang kamu lamar. User pengen tahu apakah kamu punya pendekatan yang logis, kreatif, atau malah bingung pas ketemu drama. Mereka juga ngecek seberapa proaktif kamu.  

 

✅  Tips Menjawab    

  • Pikirin masalah yang realistis buat posisi itu berdasarkan job desc.  
  • Ceritain langkah-langkah dari identifikasi masalah sampe solusi.  
  • Tunjukin proaktifitas: Biar kelihatan kalau kamu nggak cuma nunggu perintah.  
  • Kalau punya pengalaman relevan, ceritain biar jawaban lebih kuat.  
  • Jawab dengan santai biar user yakin kamu bisa handle tekanan.  

 

✅  Contoh Jawaban  

 

“Jika menghadapi masalah seperti keluhan pelanggan terkait pengiriman yang salah, saya akan memulai dengan mendengarkan pelanggan secara aktif untuk memahami kekhawatiran mereka. Selanjutnya, saya akan memeriksa sistem untuk mengidentifikasi akar masalahnya. Dalam pengalaman sebelumnya, saya menangani situasi serupa dengan segera berkoordinasi dengan tim logistik untuk mengirimkan produk yang benar dan menawarkan kompensasi, seperti diskon atau voucher, untuk menjaga kepuasan pelanggan. Saya juga melaporkan insiden tersebut kepada manajer untuk mencegah masalah serupa di masa depan.”   

#4 Tips Interview HR & Contoh Pertanyaan  

Berikut adalah tips interview HR dan contohnya yang bisa kamu praktikan.  

Contoh Pertanyaan 1: Ceritakan Tentang Diri Anda  

Pertanyaan pembuka klasik ini bakal selalu ada. Tujuannya, HR pengen tahu sekilas tentang latar belakangmu, pengalaman, dan kepribadian tanpa bikin kamu kaku.   

 

Mereka juga ngecek apakah kamu bisa cerita dengan jelas dan nyambung, soalnya komunikasi itu penting banget. Bonusnya, jawabanmu kasih gambaran apakah kamu paham posisi yang dilamar.  

 

✅  Tips Menjawab:   

  • Ceritain latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, dan skill yang nyambung sama posisi.  
  • Cukup 1-2 menit, biar nggak kayak curhat. Apalagi ceritain hobi atau status keluarga kalau nggak ditanya.
  • Mulai dari pendidikan/pengalaman awal, terus ke pencapaian terkini, dan akhiri dengan motivasi buat posisi ini.  
  • Tunjukin antusiasme biar HR ngerasa kamu excited sama kesempatan ini.    

 

✅  Contoh Jawaban:   

“Saya lulusan Sarjana Komunikasi dari Universitas [Nama] dengan pengalaman tiga tahun di bidang pemasaran digital. Di pekerjaan sebelumnya sebagai spesialis konten di [Nama Perusahaan], saya bertanggung jawab mengembangkan strategi media sosial yang meningkatkan keterlibatan audiens sebesar 20% dalam enam bulan. Saya juga terampil menggunakan alat analitik seperti Google Analytics untuk mengoptimalkan kampanye. Saya termotivasi untuk bergabung dengan [Nama Perusahaan] karena komitmennya terhadap inovasi dalam pemasaran, dan saya bersemangat untuk berkontribusi pada tim yang dinamis dalam mencapai tujuan strategis.”  

 

Baca Juga:  7 Influencer Self Development yang Wajib Kamu Ikuti!  

Contoh Pertanyaan 2: Kenapa Anda Ingin Bekerja di Perusahaan Kami?  

HR pengen tahu apakah kamu beneran riset soal perusahaan atau cuma asal lamar. Mereka juga ngecek apakah motivasi kamu selaras sama visi-misi perusahaan.   

 

Kalau jawabanmu generik kayak “Karena perusahaan besar,” mereka bakal menilai kamu nggak serius.  

 

✅  Tips Menjawab:   

  • Cek website, media sosial, atau berita tentang perusahaan. Sebutin nilai, proyek, atau budaya yang bikin kamu tertarik.  
  • Jelasin kenapa perusahaan ini cocok sama tujuan karirmu.  
  • Hindari bilang “Gajinya gede” atau “Lokasinya deket.”  
  • Sebutin divisi, proyek, atau nilai perusahaan yang relevan.  
  • Tunjukin kalau kamu beneran excited buat gabung.  

 

✅  Contoh Jawaban:  

“Saya sangat mengagumi komitmen [Nama Perusahaan] untuk memanfaatkan data guna mendorong keputusan bisnis yang inovatif, terutama dalam proyek-proyek seperti [sebutkan proyek spesifik kalau tahu]. Sebagai seorang analis data dengan pengalaman tiga tahun dalam mengembangkan laporan prediktif, saya merasa posisi ini selaras dengan keahlian saya dan minat saya untuk berkontribusi pada solusi berbasis data. Saya juga terkesan dengan budaya kolaboratif perusahaan, yang saya yakini akan mendukung pertumbuhan profesional saya.”  

Contoh Pertanyaan 3: Apa Kelemahan Terbesar Anda?  

Bukan buat nyari kesalahanmu, tapi buat ngecek seberapa jujur dan sadar dirimu. HR pengen tahu apakah kamu punya self-awareness dan langkah konkret buat ningkatin diri. Jawaban kayak “Saya perfeksionis” udah basi banget, jadi hindarin ya.  

 

✅  Tips Menjawab:   

  • Pilih kelemahan yang nggak fatal. Maksudnya, jangan bilang “Saya susah bareng orang lain” kalau posisinya butuh kerjasama tim 
  • Ceritain apa yang udah kamu lakuin buat ngatasin kelemahan itu.  
  • Pilih kelemahan yang bener, tapi nggak bikin kamu kelihatan nggak kompeten.  
  • Pilih kelemahan yang relevan sama dunia kerja, tapi ini opsional.
  • Fokus ke perbaikan. Artinya, kamu lagi berusaha jadi lebih baik.  

 

✅  Contoh Jawaban:  

“Kelemahan saya adalah kecenderungan saya untuk terlalu memperhatikan detail pada tahap awal proyek, yang kadang memperlambat proses perencanaan. Untuk mengatasinya, saya telah menggunakan alat manajemen proyek seperti Trello untuk menetapkan prioritas dan jadwal yang jelas. Saya juga meminta umpan balik dari tim untuk memastikan fokus saya tetap pada tujuan utama. Cara ini telah membantu saya menjadi lebih efisien sambil tetap menjaga kualitas kerja.”  

Contoh Pertanyaan 4: Bagaimana Anda Menangani Konflik dengan Rekan Kerja?  

Konflik di kantor itu wajar, dan HR pengen tahu apakah kamu tipe yang bikin drama atau justru bisa nyelesain masalah dengan dewasa. Mereka ngecek skill komunikasi, empati, dan kemampuanmu buat kerja tim.  

 

✅  Tips Menjawab:   

  • Pake metode STAR. Ceritain Situation (situasi), Task (tugasmu), Action (apa yang kamu lakuin), Result (hasilnya).  
  • Fokus ke solusi. Jangan cuma ceritain konfliknya, tapi tunjukin gimana kamu beresin.  
  • Jangan nuduh. Hindari bilang “Temenku egois banget.” Tapi, fokus ke tindakanmu.  
  • Tunjukin profesionalitas. Biar kelihatan kalau kamu bisa handle konflik tanpa emosi.  
  • Pilih contoh yang relevan sama dunia kerja.  

 

Baca juga: Cara Jawab Interview dengan Metode STAR

✅  Contoh Jawaban:  

 

“Dalam salah satu proyek sebelumnya, saya mengalami perbedaan pendapat dengan seorang rekan tim mengenai konsep desain untuk kampanye klien. Untuk mengatasi situasi ini, saya mengusulkan pertemuan untuk mendiskusikan visi masing-masing secara terbuka. Saya mendengarkan perspektifnya dengan saksama dan menjelaskan alasan di balik pendekatan saya. Kami akhirnya mencapai kompromi dengan menggabungkan elemen dari kedua konsep, yang kemudian disetujui oleh klien. Pengalaman ini mengajarkan saya pentingnya komunikasi yang terbuka dan kolaborasi dalam menyelesaikan konflik.”  

 

Baca Juga:  7 Tips Melamar di Job Portal agar Dipanggil Recruiter  

 

Nah, sekarang kamu udah tahu kan perbedaan interview HR dan interview user? Mulai dari tujuan, gaya pertanyaannya, sampai cara menjawab yang paling tepat. Dengan persiapan yang matang, kamu bisa lebih percaya diri dan tahu harus bersikap seperti apa di tiap tahap wawancara.  

 

Tapi kalau kamu masih ngerasa belum cukup siap, nggak perlu khawatir. Persiapan itu bisa dilatih. Apalagi zaman sekarang ada banyak cara buat ningkatin skill dan pengalaman kerja, bahkan sebelum kamu resmi kerja.  

 

Salah satunya, kamu bisa coba ikut bootcamp dari  Harisenin.com . Di sana kamu bakal belajar langsung bareng mentor berpengalaman, ngerjain project akhir, sampai punya portofolio yang bisa kamu pamerin.   

 

Jadi bukan cuma belajar teori, tapi kamu juga bakal punya bekal nyata yang bisa ditunjukin ke recruiter.Buat kamu yang pengen serius bangun karier dan pengen tampil standout di mata user dan HR, ini bisa jadi langkah awal yang tepat  

Diana Febrian Dika

Diana Febrian Dika

I'm currently final year student at Airlangga University