Personal branding di LinkedIn merupakan salah satu kunci penting untuk menonjol di dunia profesional, terutama pada era digital saat ini. LinkedIn bukan lagi sekadar tempat mencari lowongan kerja, tapi platform untuk membangun citra diri, menunjukkan keahlian, dan memperluas jejaring yang relevan dengan tujuan karier.
Masih banyak yang punya akun LinkedIn, tapi nggak dimaksimalkan. Padahal, personal branding di LinkedIn bisa jadi pembeda antara dilirik rekruter atau kelewat gitu aja. Kalau kamu belum manfaatin LinkedIn secara maksimal, sekarang momen yang pas buat mulai.
#1 Apa Itu Personal Branding
Sebelum masuk ke tipsnya, kamu udah tau belum apa itu personal branding?
Singkatnya, personal branding adalah cara kamu mengenalkan diri ke orang lain. Mulai dari nilai, skill, kepribadian, sampai pengalaman — semua itu bikin orang punya kesan yang positif dan konsisten tentang kamu.
Di LinkedIn, personal branding jadi makin penting. Kamu nggak cuma punya akun, tapi juga membangun cerita tentang diri kamu. Profil kamu ibarat portofolio aktif yang bisa dilihat siapa aja: rekruter, calon atasan, klien, dan lainnya.
#2 Alasan Pentingnya Personal Branding di LinkedIn
Menunjukan Siapa Dirimu
Profil LinkedIn itu ibarat kartu nama digital yang nggak cuma ngasih tahu kamu kerja di mana, tapi juga siapa kamu sebagai seorang profesional. Nah, lewat ini kamu bisa nunjukkin nilai-nilai yang kamu pegang, bidang yang kamu minati, dan sisi kepribadian kamu dalam konteks dunia kerja.
Menunjukan Apa yang Kamu Kuasai
LinkedIn tuh platform paling oke buat flexing skill dan pengalaman kamu. Mulai dari pekerjaan yang pernah kamu jalani, proyek-proyek impactful, sertifikasi yang kamu punya, sampai skill yang kamu kuasai.
Biar Kamu Bisa Terlihat Unik
Personal branding yang kuat itu nggak cuma soal keliatan keren, tapi juga soal nunjukin apa yang bikin kamu beda. Bisa jadi kamu punya cara pandang yang berbeda atau kombinasi skill yang jarang dimiliki orang lain.
Biar Nggak Keliatan Biasa Aja
Dengan personal branding yang kuat, kamu nggak cuma jadi satu dari ribuan profil yang lewat begitu aja di mata HRD. Kamu bisa bikin semua orang ingat sama kamu, tertarik dengan profil kamu, dan ngerasa kamu layak diajak kerja bareng.
Misalnya, dua orang sama-sama lulusan Ilmu Komunikasi, tapi salah satunya aktif membagikan insight soal tips berbicara di depan umum, rutin membagikan kegiatannya saat menjadi MC di 30+ event besar, dan memiliki sertifikasi public speaking oleh BNSP. Maka, ketika ia membagikan cerita, pengalaman, dan pemikirannya di LinkedIn, orang lain langsung tahu bahwa ia punya keunggulan di bidang tertentu.
Inilah kekuatan dari personal branding, yaitu kamu nggak harus jadi yang paling pintar atau paling berprestasi, tapi kamu bisa jadi yang paling dikenal karena konsisten menunjukkan keahlian yang ‘menjual’.
#3 Ini 7 Tips Membangun Personal Branding di LinkedIn
Berikut ini adalah 7 tips yang bisa kamu maksimalkan untuk membangun personal branding di LinkedIn
Maksimalkan Profil LinkedIn
Sebelum ngomongin strategi personal branding, pastiin dulu profil LinkedIn kamu rapi dan lengkap, nih. Mulai dari foto profil yang jelas dan profesional (nggak harus formal banget, asal tetap terlihat kredibel), headline yang langsung nunjukin kamu jago di bidang apa, sampai ringkasan yang singkat, jujur, dan menyisipkan kata kunci penting soal keahlian kamu.
Contohnya nih, kamu orangnya aktif di dunia digital marketing. Headline kamu bisa dibikin spesifik kayak gini:
✅ “Digital Marketing Specialist | Social Media & Content Strategist”
Jelas, to the point, dan gampang dikenali. Lalu di bagian ringkasan, ceritain aja secara ringkas pengalamanmu. Misalnya, kamu pernah handle kampanye iklan digital, bikin strategi konten, atau berhasil naikin traffic Instagram brand sampai sekian persen, nah tulis aja!
Oh iya, jangan lupa selipin keyword kayak “Social Media”, “Content Marketing”, atau “SEO” (kalau relevan) biar profil kamu gampang muncul di pencarian rekruter dan algoritma LinkedIn.
Intinya, profil LinkedIn yang lengkap dan niat bakal bikin kamu keliatan profesional dan layak dilirik. Inget ya, first impression-nya dimulai dari profil yang ‘wow’.
Buat Deskripsi Diri yang Menarik
Bagian “About” adalah tempat kamu bercerita tentang siapa kamu dan apa yang membuatmu unik. Hindari kalimat yang terlalu kaku atau copy-paste dari CV. Ceritakan dengan gaya yang personal, tapi tetap profesional. Tambahkan juga pencapaian utama dan nilai yang kamu pegang dalam bekerja.
❌ Daripada kamu menulis,
“Fresh graduate jurusan Akuntansi Universitas ABC dengan keahlian mengoperasikan Microsoft Office”.
✅ Kamu bisa mengubahnya dengan,
“Fresh graduate Akuntansi Universitas ABC dengan pemahaman kuat di bidang pencatatan transaksi, penyusunan laporan keuangan, dan analisis dasar akuntansi. Terbiasa mengoperasikan Microsoft Office dan memiliki pengalaman magang di bagian keuangan perusahaan manufaktur, termasuk membantu proses rekonsiliasi bank dan pencatatan jurnal harian.
Memiliki ketertarikan pada akuntansi keuangan dan audit, serta aktif mengikuti pelatihan seputar standar PSAK dan penggunaan software akuntansi seperti Accurate. Terbuka untuk peluang pengembangan karier di lingkungan kerja yang kolaboratif dan dinamis”.
Terlihat lebih profesional, bukan?
Baca juga: 6 Fitur Hidden Gems yang Bisa Optimalkan Cari Kerja di LinkedIn
Tunjukan Pengalaman, Proyek, atau Prestasi
Banyak orang cuma nulis "Finance Intern di PT X" atau "Marketing Intern di Perusahaan Y" pada bagian pengalaman kerja. Padahal, ini kesempatan emas buat nunjukkin apa yang sebenarnya kamu kerjain dan capai di sana.
Misalnya nih, info kayak tanggung jawab utama kamu, proyek seru yang pernah kamu pegang, pencapaian yang bisa diukur (kalau ada), tools atau platform yang kamu kuasai selama kerja Dan yang paling penting, pakai kata kerja aktif biar lebih powerful, ya. Misalnya:
✅ Finance Intern – PT Sumber Makmur Abadi
- Membantu pencatatan transaksi harian dan rekonsiliasi bank mingguan menggunakan Accurate, mendukung ketepatan laporan keuangan bulanan untuk 3 divisi.
- Mengembangkan template Excel otomatis untuk penghitungan biaya operasional, menghemat waktu kerja tim hingga 25%.
- Melakukan pengecekan awal dokumen pengeluaran senilai total >Rp 500 juta selama periode magang, sebagai bagian dari kontrol internal.
Dengan format ini, kamu menunjukkan skill praktis, inisiatif, dan hasil kerja yang terukur. Hal ini jauh lebih powerful dibandingkan personal branding yang cuma nulis begini:
Finance Intern di PT Sumber Makmur Abadi. Bertanggung jawab atas pencatatan dan laporan keuangan.
Oh iya, kalau kamu punya portofolio atau hasil kerja, langsung aja lampirkan di bagian itu. Biar kamu bisa meningkatkan poin kredibilitas sebagai pekerja.
Membangun Koneksi dengan Para Expert
Membangun relasi dengan para profesional dan expert di bidang yang kamu kuasai itu salah satu cara paling efektif buat ningkatin exposure, lho. Makin banyak koneksi yang relevan, makin besar juga peluangmu buat dapet insight baru, ajakan kolaborasi, sampai dilirik sama rekruter. Jadi, jangan cuma c onnect sama teman sekelas atau satu jurusan aja, ya. Mulailah buka jaringan ke:
- HRD atau recruiter dari berbagai perusahaan
- Alumni kampusmu (yang udah kerja duluan di bidang yang kamu minati)
- Dosen dan mentor magang
- Profesional yang kerja di perusahaan impianmu
Nah, kalau kamu mau reach out ke alumni lewat LinkedIn, pastikan pesannya sopan dan menunjukkan kalau kamu serius membangun karier. Begini nih contohnya:
Halo Kak Andi, salam kenal!
Saya Bima mahasiswa Teknik Industri semester 6 dari Universitas ABC. Saya melihat unggahan Kakak di LinkedIn yang pernah magang di PT XXX sebagai Continuous Improvement Intern.
Saat ini saya sedang mencari tempat magang di industri manufaktur dan sangat tertarik dengan bidang efisiensi proses seperti yang Kakak tekuni. Kalau Kakak berkenan, bolehkah saya tanya-tanya sedikit soal proses seleksi dan pengalaman magangnya?
Terima kasih sebelumnya, Kak. Semoga bisa terhubung dan belajar dari pengalaman Kakak .
Kalau kayak gini kan, kamu nggak cuma ingin ‘kenalan’, tapi juga terlihat ada niatan serius untuk berkembang.
Aktif Berinteraksi
Salah satu cara paling ampuh buat ningkatin personal branding di LinkedIn yaitu rutin mem- posting sesuatu. Nggak harus selalu serius dan berat, kok. Kamu bisa share opini soal tren di bidangmu, tips karier, pengalaman kerja, atau webinar yang kamu ikuti.
Tapi, aktif di LinkedIn tuh nggak melulu soal bikin postingan, lho. Interaksi juga penting banget! ✅ Kamu bisa mulai dari:
- Ngasih komentar yang bermakna di postingan orang
- Repost konten yang kamu anggap menarik atau relevan
- Ikut nimbrung di diskusi topik yang sesuai sama minat atau bidang kerja kamu
Aktif kayak gini bikin algoritma LinkedIn makin “kenal” sama kamu dan nunjukkin kalau kamu memang terlibat dalam komunitas profesional ini. Semakin kamu terlihat aktif dan punya citra yang positif, personal branding kamu pun bakal makin kuat dan dipercaya. Yuk, mulai dari hal kecil dulu.
Baca Juga: Cara Membuat LinkedIn Summary agar Dilirik Recruiter
Minta Rekomendasi Jaringan
Fitur “Recommendations” di LinkedIn itu bisa jadi senjata rahasia buat ningkatin kredibilitas profilmu. Jadi, nggak terkesan ngaku-ngaku “aku bisa ini itu lho”, tapi ada orang lain yang beneran membuktikan kualitas kerjamu. Apalagi buat kamu yang masih mahasiswa atau fresh graduate , rekomendasi dari orang yang pernah kerja bareng kamu tuh bakal berarti banget.
Nggak harus dari atasan kerja tetap, kok. Kamu bisa minta dari:
- Mentor atau atasan magang
- Dosen pembimbing skripsi atau proyek
- Teman tim di organisasi, lomba, atau proyek bareng
Pokoknya, mereka beneran tahu gimana cara kamu bekerja, apa keunggulan kamu, dan hal menarik lain tentang kamu yang bisa dibagikan.
Nah, pas minta rekomendasi, usahakan tetap sopan dan jelas. Begini contoh pesannya:
"Halo Kak Rika, mohon maaf mengganggu. Saya sedang mengembangkan personal branding LinkedIn dan berharap bisa memperkuat profil saya lewat rekomendasi dari orang-orang yang pernah bekerja langsung. Kalau Kakak berkenan, apakah bisa menuliskan sedikit testimoni tentang kerja sama kita saat proyek efisiensi logistik dulu? Terima kasih sebelumnya, Kak!”
Ubah URL untuk Meningkatkan Aksesibilitas
Secara default, URL profil LinkedIn kamu biasanya panjang dan isinya angka-angka acak yang nggak enak dilihat apalagi diingat. Contohnya: linkedin.com/in/bima1234567. Kurang estetik, kan?
Nah, biar keliatan profesional dan gampang dibagiin ke CV, email, atau media sosial, kamu bisa banget ngedit URL-nya jadi lebih ringkas dan personal.
Misalnya jadi:
✅ linkedin.com/in/bimamulyawan
Caranya gampang, kok!
- Buka profil LinkedIn kamu.
- Klik menu "Edit public profile & URL" di pojok kanan atas.
- Pilih “Edit your custom URL”, lalu ganti sesuai nama atau personal branding kamu.
Tips tambahan, usahakan pakai nama asli atau nama profesional yang kamu pakai di platform lain biar konsisten dan gampang dicari ya.
Nah, itu dia beberapa tips untuk membangun personal branding di LinkedIn yang bisa membantu kamu lebih terlihat profesional. Selain memperbarui profil dan aktif berinteraksi, mengikuti bootcamp dari harisenin.com juga bisa jadi langkah tepat untuk meningkatkan skill yang relevan dengan karir mu. Dengan memperdalam kemampuan, kamu nggak hanya menambah nilai di LinkedIn, tapi juga meningkatkan peluang karir di masa depan.
Baca Juga: Step-by-Step Memaksimalkan Profil Linkedin Untuk Fresh Graduate, Anti Di-Skip HR!