Website

Search

Coaching vs Mentoring, Mana yang Tepat untuk Karier Kamu?

Coaching vs Mentoring, Mana yang Tepat untuk Karier Kamu?

Halo Risers! 🙌  

Pernah nggak kamu ngerasa bingung saat denger istilah coaching dan mentoring? Kedua kata ini memang cukup familiar di dunia kerja, tapi nyatanya masih banyak di luaran sana yang belum paham bedanya. Padahal, memahami perbedaan keduanya bisa ngebantu kamu milih mana yang lebih sesuai untuk mengembangkan diri dan karier.  

 

Nah, di artikel ini akan bahasa tuntas perbedaan coaching vs mentoring. Yuk, simak sampai habis!  

📚 Baca juga:  Mengenal Training and Development  

Apa Sih Coaching Itu?  

Coaching adalah proses dimana seorang pelatih (coach) membantu klien mencapai tujuan spesifik mereka. Singkatnya, coaching itu seperti punya personal trainer, tapi bukan untuk olahraga melainkan untuk pengembangan diri atau karier.  

 

Coach bertugas untuk melatih atau menyediakan tuntutan untuk klien dalam mencapai tujuan mereka dengan membantu kliennya meraih potensi sepenuhnya. Jadi, coach nggak akan ngasih tau kamu apa yag harus dilakukan, tapi akan membantu kamu menemukan jawaban sendiri lewat pertanyaan-pertanyaan yang tepat.  

Ciri-ciri Coaching:  

  • Fokus pada hasil yang konkret: seperti meningkatkan presentasi, menyelesaikan proyek, atau mengembangkan skill tretentu.  
  • Durasi Pendek:  Biasanya hanya beberapa bulan saja.  
  • Hubungan Profesional:  Lebih formal dan transaksional  
  • Metode Terstruktur:  Ada target dan timeline yang jelas  

Pengertian Mentoring?  

Mentoring adalah hubungan jangka panjang antara seseorang yang berpengalaman (mentor) dengan yang kurang berpengalaman (mentee). Umpamanya seperti punya kakak senior di kantor yang mau berbagi pengalaman dan membimbing karier kamu.  

 

Mentoring ini memiliki jangka waktu yang lebih panjang, seperti 6 bulan atau bahkan bertahun-tahun, dengan hubungan yang terjalin antara mentor dan mentee bisa lebih erat.  

Ciri-ciri Mentoring:  

  • Fokus pada Pengembangan Jangka Panjang:  Mulai dari wawasan karier sampai keterampilan interpersonal  
  • Durasi Panjang:  Bisa berlangsung bertahun-tahun.  
  • Hubungan Personal:  Lebih seperti persahabatan atau keluarga.  
  • Berbagi Pengalaman:  Mentor memberikan insight dari pengalaman hidupnya.  
📚 Baca juga:  Simak 8 Cara Membangun Kreativitas di Lingkungan Kantor  

11 Perbedaan Coaching dan Mentoring  

Dikutip  AIHR , berikut 11 Perbedaan Coaching vs Mentoring yang wajib kamu tahu!  

No  

Aspek  

Coaching  

Mentoring  

1.  

Tujuan dan Fokus  

  • Berfokus pada hasil yang spesifik dan terukur  
  • Meningkatkan kinerja penjualan 20% dalam 3 bulan  
  • Menguasai teknik presentasi untuk promosi jabatan  
  • Menyelesiakan konflik tim dalam proyek tertentu  
  • Menitikberatkan pada pengembangan holistik  
  • Membangun visi karier jangka panjang  
  • Mengembangkan kepemimpinan dan soft skills  
  • Membentuk mindset dan karakter profesional  

2.  

Durasi Waktu  

Biasanya 3-6 bulan dengan sesi intensif mingguan atau dua mingguan. Ada timeline jelas kapan program berakhir.  

Bisa berlangsung 1-5 tahun bahkan seumur hidup. Hubungannya organik dan berkembang seiring waktu.  

3.  

Pendekatan dan Metode  

  • Menggunakan teknik questioning untuk membantu kamu menemukan jawaban sendiri  
  • Ada tools dan framework terstruktur (seperti SMART goals, GROW model)  
  • Coach tidak memberikan saran langsung tapi memfasilitasi proses berpikir  
  • Mentor berbagi pengalaman, cerita, dan wisdom secara langsung  
  • Memberikan advice konkret berdasarkan situasi yang pernah dialami  
  • Lebih banyak storytelling dan sharing insight  

4.  

Struktur Sesi  

  • Jadwal tetap dan konsisten (misalnya setiap Selasa jam 10)  
  • Durasi sesi fixed (biasanya 60-90 menit)  
  • Ada agenda dan outcome yang jelas setiap pertemuan  
  • Progress tracking yang terukur  
  • Jadwal fleksibel sesuai kebutuhan  
  • Bisa sesi formal atau informal (ngopi bareng, lunch meeting)  
  • Durasi bervariasi tergantung topik pembahasan  
  • Lebih spontan dan situasional  

5.  

Jenis Hubungan  

  • Profesional dan transaksional  
  • Ada kontrak atau agreement yang jelas  
  • Coach tidak perlu punya background yang sama dengan klien  
  • Hubungan berakhir saat program selesai  
  • Personal dan emosional  
  • Dibangun atas trust dan chemistry  
  • Mentor biasanya senior di bidang yang sama  
  • Hubungan bisa berlanjut sebagai relasi profesional atau friendship  

6.  

Biaya dan Investasi  

  • Berbayar dengan tarif professional (mulai dari jutaan rupiah)  
  • Investasi untuk hasil spesifik dalam waktu tertentu  
  • Ada ROI yang bisa diukur  
  • Biasanya gratis atau voluntary basis  
  • Investasi dalam bentuk komitmen waktu dan energi  
  • ROI lebih ke pengembangan jangka panjang  

7.  

Keahlian yang Dibutuhkan  

  • Coach perlu sertifikasi dan training khusus  
  • Menguasai metodologi coaching yang proven  
  • Skill questioning dan active listening yang tinggi  
  • Tidak harus expert di bidang klien  
  • Mentor perlu pengalaman praktis yang deep di bidangnya  
  • Lebih ke wisdom dan street smart  
  • Skill interpersonal yang baik  
  • Harus punya track record sukses di area yang relevan  

8.  

Sumber Motivasi  

  • Motivasi eksternal melalui accountability dan target  
  • Coach memberikan push dan challenge untuk mencapai goal  
  • Ada pressure positif untuk deliver hasil  
  • Motivasi internal melalui inspirasi dan role modeling  
  • Mentor menginspirasi dengan sharing success story  
  • Lebih ke encouragement dan support emosional  

9.  

Tingkat Keformalan  

  • Sangat formal dengan kontrak, SLA, dan terms yang jelas  
  • Ada dokumentasi progress dan evaluation  
  • Mengikuti standar industri dan etika profesi  
  • Bisa formal atau informal tergantung situasi  
  • Lebih organic dan natural dalam perkembangannya  
  • Fleksibel dalam approach dan metodologi  

10.  

Scope Pembahasan  

  • Fokus pada area spesifik (performance, leadership, sales, dll)  
  • Tidak membahas masalah personal yang tidak relevan  
  • Boundary yang jelas antara professional dan personal  
  • Holistic - bisa membahas karier, personal, dan life balance  
  • Sering melibatkan aspek kehidupan di luar pekerjaan  
  • Lebih comprehensive dalam development  

11.  

Proses Transfer Knowledge  

  • Knowledge discovery - membantu klien menemukan insight sendiri  
  • Tidak ada transfer pengalaman langsung dari coach  
  • Fokus pada unlocking potential yang sudah ada  
  • Knowledge transfer - mentor sharing expertise dan experience  
  • Ada explicit knowledge sharing tentang industri, culture, network  
  • Mentee belajar dari trial and error mentor  
📚 Baca juga:  Cara Sukses Menjawab Interview Kerja dengan Metode STAR  

Tips Memilih Coach dan Mentor yang Tepat  

Untuk Coach:  

  • Cek kredensial dan sertifikasi  
  • Liat track record dan testimoni klien  
  • Pastikan metodlogi sesuai dengan gaya belajar kamu  
  • Diskusikan target dan timeline dengan jelas  

Untuk Mentor:  

  • Cari yang punya pengalaman di bidang yang kamu minati  
  • Pastikan chemistry dan nilai-nilai sejalan  
  • Pilih yang genuinely tertarik membantu junior  
  • Jangan segan untuk approach senior di perusahaan atau industri kamu.   
     

Coaching dan mentoring sama-sama penting untuk pengembangan karier, tapi dengan pendekatan yang berbeda. Coaching lebih cocok untuk hasil cepat dan spesifik, sementara mentoring ideal untuk pengembangan jangka panjang.  

 

Yang terpenting, jangan ragu untuk mencari bantuan dalam mengembangkan diri. Baik itu coaching maupun mentoring, keduanya adalah investasi terbaik yang bisa kamu lakukan untuk masa depan karier yang lebih cerah.  

 

Sekarang, kamu sudah paham kan perbedaan coaching dan mentoring? Nah, kalau kamu tertarik menerapkan kedua teknik ini di dunia kerja, terutama untuk mengembangkan tim dan karyawan, kenapa tidak ikut bootcamp Learning Design & Employee Development di harisenin? Kamu bisa konsultasi dulu dengan team Career Support kita di link ini .  

 

image-85.png
Agnest Aprillia

Agnest Aprillia