Saat ini social media menjadi salah satu alat utama dalam bidang bisnis yang tidak bisa dilepaskan karena dapat menjangkau lebih banyak audiens. Namun, masih banyak bisnis yang belum memiliki strategi yang tepat sehingga banyak brand yang asal posting tanpa tahu tujuannya.
Padahal dilansir dari We Are Social , jumlah pengguna media sosial di Indonesia pada tahun 2025 mencapai lebih dari 143 juta pengguna sehingga peluang sebuah brand dalam menjangkau audiens akan lebih besar jika kamu bisa menggunakan strategi yang tepat.
Melalui artikel ini kita akan bahas bagaimana langkah untuk membuat strategi social media yang tepat. Jadi, baca sampai habis, ya !
Mengapa Perlu Strategi dalam Social Media Marketing?
Strategi social media adalah rencana yang digunakan sebuah brand untuk mencapai tujuan tertentu supaya konten kamu bukan sekadar posting tapi juga punya tujuan dan dampak yang jelas.
Dengan kondisi tren dan algoritma yang terus berubah, ada beberapa alasan kenapa kamu harus punya strategi social media .
- Buat semua konten sesuai dengan tujuan yang jelas sesuai dengan kebutuhan brand.
- Bukan hanya tempat jualan saja, tapi juga menjadi media dalam membangun komunikasi yang baik dengan audiens.
- Dengan adanya strategi maka kamu bisa lebih siap beradaptasi dengan tren yang muncul.
- Strategi bisa menunjukkan kalau hasil kerja kamu punya dampak pada sebuah brand.
- Strategi juga dapat menghemat waktu karena semuanya menjadi lebih terarah sesuai dengan target audiens.
Apa Saja Langkah Membuat Strategi Social Media?
Berikut adalah langkah-langkah yang bisa kamu lakukan untuk membuat strategi social media agar lebih efektif dan sesuai dengan bisnismu!
#1 Menentukan Tujuan yang Jelas
Ada beberapa tujuan seseorang dalam membuat strategi marketing , kamu harus memilih apakah strategi yang kamu buat itu untuk menambah audiens baru, meningkatkan traffic website, brand awareness , meningkatkan penjualan atau membangun komunitas.
Untuk memudahkan kamu menentukan tujuan, kamu bisa menggunakan metode SMART , yaitu:
S ( specific ): Kamu harus menentukan tujuan yang lebih spesifik, misalnya meningkatkan jumlah likes 15% dalam 2 bulan.
M ( measurable ): Tujuan yang dibuat harus dapat diukur sehingga kamu bisa tahu apakah tujuan tersebut sudah tercapai atau belum, misalnya mendapatkan 100 followers dalam satu bulan.
A ( achievable ): Dengan sumber daya yang ada, kamu harus memastikan bahwa tujuan yang kamu buat realistis, misalnya jika brand kamu baru dan menetapkan target penjualan 100 produk dalam 1 bulan itu kurang realistis sehingga kamu bisa menurunkannya menjadi 50 agar lebih realistis.
R ( relevant ): Tujuan yang kamu buat harus sesuai dengan visi misi bisnis, misalnya kamu menetapkan tujuan untuk meningkatkan engagement instagram karena target audiensmu berada di sana.
T ( time - bound ): Kamu harus menetapkan waktu untuk setiap tujuan, misalnya meningkatkan engagement rate 10% dalam waktu 1 bulan.
Selain itu, kamu juga harus menentukan KPI ( key performance indicator ) untuk menilai apakah strategi yang kamu buat sesuai dengan tujuan awal.
Baca Juga: Range Gaji Social Media Specialist, KPI, & Peran di Perusahaan
#2 Melakukan Riset Audiens
Kamu harus mengenali target audiens secara detail agar konten yang kamu hasilkan bisa lebih relevan, menarik dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Melakukan riset audiens bisa kamu mulai dengan mencari data tentang usia, jenis kelamin, lokasi, tingkat pendidikan, rata-rata pendapatan dan minat mereka.
Setelah mendapatkan data-data tersebut kamu bisa menggunakan fitur analitik/ insight untuk melihat demografis followers akunmu, waktu aktif mereka dan jenis konten yang disukai. Data tersebut nantinya membantumu dalam membuat konten yang sesuai dan menentukan waktu terbaik untuk posting.
Selain itu juga memantau dan melakukan analisis terhadap akun kompetitor bisa kamu lakukan untuk melihat cara mereka berinteraksi dengan audiens. Terakhir, kamu bisa membuat buyer persona dengan membuat profil fiktif audiensmu mulai dari nama, umur, pekerjaan dan minat mereka.
#3 Memilih Platform yang Sesuai
Berbagai platform media sosial punya audiens dan gaya komunikasi yang berbeda sehingga kamu harus memilih platform mana yang cocok dengan bisnismu.
Jika menargetkan audiens anak muda, kamu bisa menggunakan Instagram dan TikTok karena mereka sering menggunakan platform ini dalam bermedia sosial. Namun, jika target audiensmu adalah orang yang lebih profesional, kamu bisa menggunakan LinkedIn.
Gambar akun instagram harisenin.com | Sumber: Instagram/harisenin.official
Lalu jika dilihat dari jenis kontennya, kamu bisa menggunakan Instagram dan TikTok untuk konten visual seperti foto atau video singkat dan Youtube jika kamu berfokus pada edukasi berdurasi panjang.
#4 Melakukan Analisis Kompetitor
Setelah menentukan tujuan, audiens dan platform yang akan digunakan, kamu dapat melakukan analisis terhadap beberapa kompetitor yang mirip dengan brandmu. Langkah ini penting untuk mencari inspirasi dalam membuat strategi yang berhasil dan mencari pembeda antara bisnismu dengan kompetitor.
Kamu bisa mulai dengan mencari 3-5 brand yang memiliki kemiripan dengan bisnismu kemudian analisis platform apa yang digunakan:
- Bagaimana tone komunikasinya,
- Siapa target audiensnya
- Konten apa yang mereka hasilkan
- Bagaimana interaksi mereka dengan audiens
- Tipe kampanye apa yang sering digunakan
Kemudian kamu juga bisa mencatat kelebihan dan kelemahan dari masing-masing brand untuk meniru strategi yang sudah berhasil dan mengembangkan strategi yang lebih menonjol.
#5 Membangun Branding yang Konsisten
Kamu harus membagun branding yang kuat dan konsisten agar brandmu lebih dikenali, dipercaya dan diingat oleh audiens.
Beberapa aspek branding yang bisa kamu tentukan yaitu logo, gaya visual, tone of voice dan nilai yang kamu usung. Untuk memudahkannya kamu bisa membuat brand guideline agar brand kamu memiliki standar yang sama pada platform yang berbeda. Kamu juga harus melakukan evaluasi berkala untuk memastikan branding yang digunakan tetap konsisten.
Berikut adalah tone of voice yang bisa kamu pilih:
#6 Membuat Konten yang Relevan dengan Audiens
Konten yang relevan bisa meningkatkan engagement dan memperkuat hubungan brandmu dengan audiens. Ide konten yang pas bisa kamu dapatkan dengan konten yang menjawab permasalahan audiens, komentar dan DM dari audiens, lihat dari kompetitor dan tren yang sedang hype .
Setelah itu, tentukan jenis konten yang akan kamu buat apakah berbentuk foto, video atau tulisan. Ingat, kamu harus menyesuaikannya dengan platform yang akan kamu gunakan. Jangan lupa juga untuk menggunakan gaya komunikasi yang sesuai dengan persona audiens.
Baca Juga: 5 Langkah Analisis Konten dan Jenis-jenisnya
#7 Melakukan Optimasi Konten
Optimasi konten menjadi salah satu langkah penting yang dapat kamu lakukan agar setiap kontenmu menjangkau lebih banyak audiens.
Ada beberapa optimasi yang bisa kamu lakukan yaitu menulis caption disertai CTA ( call to action ) didalamnya, menggunakan hashtag yang relevan dan populer dan menggunakan visual dengan kualitas tinggi agar kontenmu menarik secara visual.
Selain itu, kamu juga bisa memasang iklan/ ads pada kontenmu agar memperluas jangkauan sesuai dengan target yang lebih spesifik.
#8 Membuat Strategi dalam Menentukan Jadwal dan Frekuensi Posting
Setelah membuat konten, kamu harus menentukan jadwal dan frekuensi posting untuk menjaga kekonsistenan brand.
Kamu bisa menentukan frekuensi posting per minggu untuk setiap platformnya, kemudian tentukan juga waktu terbaik untuk posting konten berdasarkan data audiens di fitur analitik masing-masing platform, lalu buatlah kalender konten untuk membantu kamu dalam merencanakan konten kedepannya.
#9 Melakukan Interaksi
Interaksi dilakukan untuk meningkatkan visibilitas sebuah brand di mata audiens. Langkah yang bisa kamu lakukan yaitu dengan aktif berinteraksi dengan membalas komentar, DM dan mentions dari audiens dengan ramah.
Gambar interaksi Harisenin dengan audiens | Sumber: Instagram/harisenin.official
Selain itu juga interaksi bisa dilakukan dengan membuat konten yang mengajak audiens untuk berinteraksi seperti membuat polling , kuis atau Q&A. Cara-cara tersebut dapat memperluas jangkauan brand dan membangun komunitas yang solid.
#10 Melakukan Analisis dan Evaluasi
Langkah terakhir yang tidak kalah penting adalah melakukan analisis dan evaluasi strategi yang telah kamu lakukan untuk mengukur efektifitas dan memperbaiki strategi yang kurang optimal.
Kamu bisa mulai dengan mengumpulkan data performa konten, lalu bandingkan hasilnya dengan tujuan awal strategi dan analisis apakah yang kamu dapatkan sudah sesuai target awal atau belum.
Setelah itu buatlah laporan bulanan untuk menyimpan tren performa kontenmu yang nantinya bisa kamu gunakan untuk mengambil keputusan dalam menentukan strategi kedepannya.
Nah , langkah-langkah tersebut bisa menjadi acuan kamu dalam membuat strategi social media yang lebih terarah. Namun, kalau kamu ingin belajar lebih dalam lagi, kamu bisa ikut Bootcamp Digital Marketing Harisenin atau kamu juga bisa belajar lebih spesifik tentang social media marketing di Bootcamp Social Media Specialist & Copywriter by harisenin.com
Baca Juga: 11 Skill Wajib Social Media Specialist