Risers sadar nggak , saat ini media sosial menjadi bagian penting dalam melakukan strategi digital marketing karena dapat menjangkau audiens yang cepat dan luas. Nggak hanya untuk sarana komunikasi dan berbagi momen, beberapa platform seperti TikTok, Facebook dan Instagram saat ini digunakan untuk membangun citra sebuah brand.
Seiring meningkatnya peran media sosial, banyak brand yang mencari social media specialist, lho ! Posisi ini memiliki tugas untuk mengelola konten, memantau performa kampanye dan melakukan interaksi dengan audiens.
Nah , buat kamu yang tertarik bekerja di bidang ini, penting untuk tahu cara menjadi social media specialist yang dipercaya oleh brand. Jadi, simak artikel ini sampai habis, ya !
Apa Perbedaan Social Media Specialist dan Content Creator?
Banyak orang yang mengira social media specialist dan content creator adalah satu pekerjaan yang sama sehingga peran dan tanggung jawabnya sering tumpang tindih, padahal keduanya punya fokus kerja yang berbeda lho !
Social Media Specialist berfokus pada strategi dan manajemen akun media sosial seperti menyusun jadwal dan menentukan waktu posting konten, memantau performa konten, menganalisis data sampai mengelola interaksi dengan audiens untuk menjaga citra brand.
Sementara itu, Content Creator memiliki tugas menciptakan ide dan mengeksekusi konten, mulai dari membuat konsep, mengambil foto dan video sampai dengan editing . Fokus utama dari jobdesk ini yaitu menciptakan konten yang menarik, relevan dan sesuai dengan target audiens.
Gambar content creator. Sumber: Freepik
Singkatnya, Social Media Specialist bekerja di balik layar untuk memastikan konten berjalan sesuai dengan rencana dan mencapai target yang sudah ditentukan, sedangkan Content Creator bekerja di depan layar dengan memberikan konten-konten menarik di media sosial sesuai dengan identitas brand.
Cara Menjadi Social Media Specialist
Berikut adalah beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk menjadi seorang Social Media Specialist.
#1 Pahami Dasar Media Sosial dan Digital Marketing
Kamu harus memahami penggunaan media sosial dalam konteks digital marketing yang bertujuan untuk membangun brand, menjangkau audiens lebih luas sampai dengan meningkatkan penjualan. Dengan pemahaman tersebut, nantinya kamu bisa merancang strategi yang sesuai dengan tujuan bisnis, memilih platform yang tepat dan membuat konten yang relevan dengan audiens.
Tipsnya, kamu bisa memahami cara kerja berbagai platform media sosial seperti Instagram, TikTok dan Facebook. Setelah itu kamu harus mengetahui fitur apa saja yang ada di platform tersebut dan fungsinya, karakter audiens dan jenis konten yang paling efektif di masing-masing platform.
#2 Kuasai Hard Skill dan Soft Skill yang Dibutuhkan
Dalam bidang pekerjaan ini ada beberapa keterampilan yang dibutuhkan untuk menunjang pekerjaan agar lebih efektif.
Hard skill yang harus kamu kuasai:
- Copywriting dasar , digunakan untuk menulis atau mengevaluasi caption yang telah dibuat harus menarik dan sesuai dengan tone brand.
- Tools manajemen kampanye , ada beberapa tools yang bisa kamu kuasai untuk dapat menjadwalkan kampanye secara lebih efisien.
- Tools analisis kampanye , digunakan untuk menganalisis performa kampanye. Tools ini biasanya menyatu dengan tools manajemen kampanye, contohnya Meta Business Suite.
Selain hard skill , kamu juga harus menguasai beberapa soft skill seperti:
- Komunikasi , skill ini diperlukan untuk membantu kelancaran pekerjaan dengan berbagai tim seperti tim desain , tim marketing ataupun klien.
- Time managemen t , karena jadwal konten bisa saja padat, maka skill ini diperlukan agar terhindar dari keterlambatan posting yang dapat berakibat pada penurunan engagement .
- Kreativitas , skill ini diperlukan untuk mengeksplor ide-ide konten yang sedang tren dan menyesuaikannya dengan identitas brand.
- Kemampuan adaptasi , karena tren dan tools cepat berubah, skill ini diperlukan agar strategi konten yang kamu buat tetap relevan.
#3 Mengikuti Course/ Bootcamp
Beberapa perusahaan lebih menyukai kandidat yang memiliki pendidikan di bidang marketing , tapi jangan khawatir karena saat ini banyak bootcamp yang bisa bantu memvalidasi keterampilan kamu sehingga akan menarik perhatian perusahaan.
Course/bootcamp juga cocok untuk menjadi langkah awal bagi pemula untuk belajar menjadi social media specialist karena materi yang disajikan disusun secara sistematis. Selain itu, melalui bootcamp juga kamu bisa belajar langsung dari mentor yang berpengalaman, mendapat studi kasus yang nyata dan membangun koneksi dengan para profesional.
Untuk kamu yang sudah terjun di bidang ini, course juga penting untuk mengupdate pengetahuanmu tentang media sosial yang terus berkembang juga mengetahui tren dan tools yang relevan untuk saat ini.
Tak hanya itu, sertifikat dari course atau bootcamp juga bisa menjadi nilai tambah untuk meningkatkan kepercayaan perusahaan atau klien jika ingin bekerja sama dengan kamu.
#4 Buat Portofolio yang Menarik
Seorang Social Media Specialist membutuhkan portofolio sebagai bukti kemampuannya dalam merancang strategi konten, membuat kampanye, menganalisis kampanye dan membuat laporan performa kampanye. Perusahaan dan klien biasanya ingin melihat hasil kerja nyata yang telah kamu buat.
Dengan portofolio ini kamu bisa menunjukkan kemampuan kreativitas, gaya kerja dan membuktikan bahwa kamu paham cara mengelola media sosial secara profesional.
Beberapa komponen yang harus ada dalam portofolio yaitu:
- Profil dan keahlian , deskripsikan tentang diri kamu dan tuliskan pengalaman & keahlian yang berhubungan dengan media sosial.
- Daftar brand yang pernah dikelola , sebutkan brand apa saja yang pernah kamu kelola media sosialnya.
- Contoh konten , berikan hasil konten yang kamu buat dan beri penjelasan singkat tentang tujuan, konsep dan peranmu.
- Strategi kampanye , tunjukan strategi kampanye yang pernah kamu buat dan jelaskan tentang target audiens, platform dan tone yang digunakan.
- Hasil dan analisis , tampilkan hasil analisis dari kampanye yang telah kamu jalankan.
- Tools yang dikuasai , sebutkan tools atau platform apa yang biasa kamu gunakan dalam mengelola media sosial.
#5 Mengikuti Magang/Internship
Jika kamu sudah mempunyai portofolio yang menarik, kamu bisa memulai karier kamu dengan mengikuti magang karena kamu akan mendapat pengalaman langsung mengelola akun media sosial brand dan mempraktikkan skill yang kamu miliki juga merasakan bekerja di dalam tim marketing yang sesungguhnya.
Selain itu, kamu juga bisa memahami alur kerja di industri dengan berbagai tantangan di dalamnya. Beberapa pengalaman tersebut dapat kamu gunakan untuk membangun portofolio, membangun relasi dan meningkatkan peluang kerja.
Baca Juga: Yang Perlu Dipelajari dan Pertanyaan Interview Social Media Specialist
#6 Tetap Up to Date dengan Tren
Media sosial yang terus berubah mengharuskan kamu untuk terus update dengan tren, algoritma dan fitur terbaru. Mengikuti tren bisa membantu kamu dalam meningkatkan reach , engagement dan menyampaikan pesan brand secara menarik. Oleh karena itu seorang social media specialist harus memiliki skill adaptasi yang baik dan siap untuk belajar hal baru dengan cepat.
Cara yang bisa kamu lakukan yaitu dengan mengikuti beberapa media sosial populer, mengikuti komunitas digital dan membaca berita yang relevan dengan tren industri.
Nah, itulah beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk memulai karir sebagai Social Media Specialist. Kalau kamu ingin belajar lebih dalam tentang bidang ini kamu bisa belajar langsung dengan para mentor profesional dengan mengikuti Bootcamp Digital Marketing Harisenin.com jadi jangan sampai ketinggalan, ya !
Baca Juga: Range Gaji Social Media Specialist