Pernah dengar istilah Forum Group Discussion atau FGD? Kalau kamu sedang mempersiapkan diri untuk seleksi kerja, beasiswa, atau bahkan diskusi akademik, kemungkinan besar kamu bakal ketemu dengan metode ini. FGD adalah salah satu cara untuk menggali ide, opini, atau solusi dari sekelompok orang dalam suasana yang interaktif.
Meski terkesan santai karena bentuknya diskusi, FGD sebenarnya nggak bisa dianggap sepele, apalagi kalau kamu sedang mengikutinya untuk seleksi kerja atau keperluan akademik. Butuh strategi khusus biar kamu bisa tampil maksimal. Oleh karena itu, artikel ini bakal ngebahas mulai dari pengertian, tips praktis, sampai contoh pertanyaan yang sering muncul! Simak sampai akhir.
#1 Apa Itu Forum Group Discussion
Secara sederhana, Forum Group Discussion atau FGD adalah diskusi kelompok yang melibatkan 6-12 orang untuk membahas topik tertentu dan dipandu oleh seorang moderator.
Tujuannya untuk mengumpulkan beragam sudut pandang, baik untuk riset, evaluasi, atau seleksi. Di dunia kerja atau organisasi, FGD sering dipakai untuk melihat kemampuan komunikasi, kerja sama, dan cara berpikir seseorang.
Perbedaan pendapat mungkin banget terjadi, makanya hal ini jadi nilai penting untuk menilai kemampuan berpikir kritis tiap peserta. Jadi, bukan cuma soal jago ngomong di depan publik, tapi juga soal gimana kamu mendengar dan merespons orang lain.
#2 Karakteristik Forum Group Discussion
Dilansir dari Jurnal berjudul Focus Group Discussion (Diskusi Kelompok Terfokus) sebagai Metode Pengumpulan Data Kualitatif oleh Yati Afiyanti, FGD tuh punya ciri khas yang bikin beda dari diskusi biasa.
Pertama, selalu punya tujuan yang jelas. Misalnya, mencari solusi atas masalah tertentu atau menggali opini tentang isu spesifik. Peserta biasanya dipilih karena punya pengalaman atau pengetahuan relevan dengan topik, jadi diskusinya lebih terarah.
Selain itu, ada moderator yang bertugas menjaga alur diskusi, memastikan semua orang kebagian kesempatan bicara, dan mencegah obrolan melebar kemana-mana apalagi sampai debat kusir.
Nah, yang bikin FGD menarik sekaligus menantang adalah suasananya yang dinamis. Kamu nggak cuma bicara, tapi juga harus mendengarkan dan merespons pendapat orang lain dengan logis. Biasanya, durasi FGD sekitar 1-2 jam, dan peserta didorong untuk saling berbagi ide tanpa takut dihakimi.
Tapi, jangan salah, FGD juga bisa jadi ajang evaluasi. Di seleksi kerja atau beasiswa, penilai sering memperhatikan caramu berkomunikasi, berpikir kritis, dan bekerja sama. Makanya, persiapan itu harus!
Baca Juga: 25+ Pertanyaan Interview, Lengkap dengan Tips dan Trik Menjawabnya
#3 5 Tips Tampil Maksimal di Forum Group Discussion
Berikut adalah 5 tips yang bisa kamu terapkan saat menghadapi Forum Group Discussion.
Pahami Topik Diskusi Sebelumnya
Sebelum masuk ruangan FGD, pastikan kamu sudah paham topik yang akan dibahas. Kalau topiknya tentang isu lingkungan, misalnya, baca dulu artikel atau berita terkait. Pengetahuan dasar ini bakal bikin kamu lebih percaya diri saat menyampaikan pendapat.
Bonusnya, kamu bisa kasih argumen yang terstruktur, relevan dengan isu, dan pastinya bikin kamu menonjol di mata penilai atau moderator. Tapi, nggak perlu sok tahu juga. Kalau ada hal yang kurang jelas, lebih baik tanya ke moderator atau dengarkan pandangan peserta lain.
Pokoknya, tunjukkan kalau kamu punya pemahaman awal dan siap belajar lebih dalam selama diskusi. Persiapan ini juga membantu kamu tetap tenang meski topiknya bisa tiba-tiba berubah berat.
Mendengarkan secara Aktif
Mendengarkan itu sama pentingnya dengan berbicara di FGD. Jangan cuma nunggu giliran sambil mikirin kata-kata yang bakal diomongin. Dengarkan juga apa yang dikatakan peserta lain, catat poin penting, dan tunjukkan kalau kamu menghargai pendapat mereka.
Misalnya, mengangguk atau merespons langsung. Ini menunjukkan kalau kamu punya kemampuan komunikasi yang baik dan bisa bekerja sama dalam tim.
Cara paling gampang buat mendengarkan aktif adalah dengan mengajukan pertanyaan klarifikasi atau menambahkan poin dari pendapat orang lain. Dengan begitu, kamu nggak cuma mendengar, tapi juga menunjukkan kalau kamu engaged sama diskusi.
Sampaikan Pendapat dengan Jelas dan Logis
Saat bicara, pastikan pendapatmu jelas dan terstruktur. Kalau bisa pelajari juga tentang metode STAR. Misalnya, kalau topiknya tentang pengelolaan sampah, jangan cuma bilang, “Sampah harus dikurangi.” Tapi, jelaskan kenapa, misalnya karena dampak lingkungan, dan kasih solusi konkret seperti daur ulang atau edukasi masyarakat.
Perlu diingat, jangan terlalu panjang bicara, ya. Usahakan sampaikan poinmu dalam 1-2 menit supaya orang lain juga kebagian waktu. Kalau pendapatmu logis dan to the point, peserta lain dan moderator bakal lebih respect. Soalnya, ini nunjukin kalau kamu bisa berpikir kritis dan nggak asal ngomong.
Jaga Sikap dan Bahasa Tubuh
Gestur, sikap, dan bahasa tubuh itu nggak kalah penting dari kata-kata. Meski dilakukan secara online, kamu tetap harus profesional. Duduk dengan tegak, jaga kontak mata saat berbicara, dan hindari gerakan yang bikin kamu kelihatan nervous. Sikap yang tenang dan percaya diri bakal bikin kamu terlihat profesional dan meyakinkan.
Selain itu, hindari sikap yang terkesan agresif, seperti memotong pembicaraan atau menunjuk-nunjuk saat berdebat. Kalau ada yang nggak sepakat sama pendapatmu, tanggapi dengan kalem.
Misalnya, “Aku setuju sama poinmu, tapi kalau dari sisi ini, mungkin bisa kita lihat begini.” Ini nunjukin kamu punya kontrol diri dan bisa diskusi dengan dewasa.
Baca Juga: 5 Contoh Cover Letter untuk Berbagai Pekerjaan + Template [Biar di Noticed]
Beri Ruang untuk Orang Lain
Forum Group Discussion atau FGD tuh bukan ajang pamer siapa yang paling banyak ngomong. Kalau ada peserta yang pendiam, coba ajak mereka bicara dengan pertanyaan terbuka, seperti, “Menurut kamu, apa sih solusi terbaik mengatasi hal ini?” Dari sini kamu bisa keliatan punya jiwa kepemimpinan dan memberikan kesempatan bagi yang lain untuk mengekspresikan diri.
Tapi, jangan terlalu mendominasi juga. Kalau kamu sudah bicara beberapa kali, kasih kesempatan ke orang lain. Moderator biasanya suka sama peserta yang bisa menyeimbangkan antara menyampaikan pendapat dan mendorong orang lain untuk ikut aktif.
Intinya, kamu nggak perlu merebut spotlight orang lain agar menjadi yang paling bersinar, tapi juga jangan ragu buat nunjukkin cahayamu sendiri.
Tangani Konflik dengan Bijak
Beda pendapat itu wajar banget di FGD, tapi jangan sampai berubah jadi debat kusir. Kalau ada yang nggak setuju sama pendapatmu, dengarkan dulu argumen mereka, lalu tanggapi dengan fakta atau sudut pandang yang logis.
Misalnya, “Aku paham pandanganmu, tapi kalau kita lihat data ini, mungkin ada cara lain.” Ini bikin kamu kelihatan fleksibel dan terbuka.
Hal terpenting, jangan ambil secara pribadi kalau pendapatmu ditentang. Fokus pada topik, bukan pada orangnya. Dengan begitu, kamu bakal terlihat sebagai peserta yang dewasa dan mampu menangani situasi sulit dengan kepala dingin.
Tutup Diskusi dengan Closing Statement yang Kuat
Di akhir FGD, biasanya moderator minta ringkasan atau kesimpulan. Manfaatkan momen ini untuk menyampaikan poin penting dari diskusi secara singkat.
Misalnya, “Dari diskusi tadi, kita sepakat bahwa edukasi masyarakat adalah kunci utama, tapi butuh dukungan kebijakan pemerintah juga.” Ini menunjukkan kalau kamu mengikuti diskusi dengan baik dan bisa merangkum ide-ide besar.
Kalau nggak sempat ngomong di sesi penutup, pastikan kamu tetap terlihat aktif sampai akhir. Misalnya, dengan mengangguk setuju atau memberikan komentar singkat kalau diminta. Penutup yang kuat bikin kesan akhir kamu di mata moderator jadi antusias.
#4 Contoh Pertanyaan FGD dan Cara Menjawabnya
Nah, sekarang kita bahas contoh-contoh pertanyaan yang sering muncul di FGD dan gimana cara ngejawabnya biar kamu makin siap!
“Menurut Anda, apa solusi terbaik untuk mengatasi kemacetan di kota besar?”
Pertanyaan ini sering muncul di FGD bertema perkotaan atau manajemen publik. Untuk menjawab, mulailah dengan mengidentifikasi penyebab kemacetan, seperti kurangnya transportasi umum atau tingginya penggunaan kendaraan pribadi. Lalu, ajukan solusi yang konkret.
Misalnya memperluas jaringan transportasi publik atau menerapkan kebijakan carpooling . Kamu bisa menjawabnya dengan:
“Menurut saya, kemacetan di kota besar terjadi karena ketergantungan pada kendaraan pribadi. Solusi yang bisa kita coba adalah meningkatkan akses dan kualitas transportasi umum, seperti menambah rute MRT atau bus yang terjangkau.”
Penting untuk menunjukkan bahwa kamu memahami masalah secara menyeluruh. Tambahkan data atau fakta kalau memungkinkan. Pastikan jawabanmu singkat, logis, dan membuka ruang untuk diskusi lebih lanjut.
“Bagaimana cara perusahaan meningkatkan produktivitas karyawan tanpa menambah beban kerja?”
Pertanyaan ini biasanya muncul di FGD untuk seleksi kerja. Fokuslah pada solusi yang berorientasi pada kesejahteraan karyawan, seperti pelatihan, fleksibilitas kerja, atau insentif non-finansial. Kamu bisa menjawabnya dengan
“Saya pikir produktivitas bisa ditingkatkan dengan memberikan pelatihan keterampilan yang relevan, sehingga karyawan lebih efisien. Selain itu, budaya kerja yang mendukung work-life balance, seperti jam kerja fleksibel, juga bisa membantu.”
Untuk memperkuat jawaban, sambungkan dengan contoh nyata atau pengalaman. Pastikan kamu menunjukkan empati terhadap karyawan dan pemahaman tentang dinamika perusahaan, tapi tetap membuka ruang untuk diskusi kelompok.
“Apa dampak media sosial terhadap kesehatan mental generasi muda?”
Pertanyaan ini menguji kemampuanmu menganalisis isu sosial. Mulailah dengan menyebutkan dampak positif dan negatif media sosial, lalu fokus pada solusi untuk mengurangi dampak buruk. Contoh jawabannya:
“Media sosial punya sisi positif, seperti memudahkan koneksi dan informasi. Tapi, dampak negatifnya, seperti kecemasan karena perbandingan sosial, juga besar. Menurut saya, edukasi literasi digital bisa membantu generasi muda menggunakan media sosial dengan lebih bijak.”
Untuk menambah nilai, berikan perspektif yang seimbang dan ajak diskusi. Ini menunjukkan kalau kamu terbuka dan mengikuti isu terkini.
“Jika Anda menjadi pemimpin tim, bagaimana cara Anda menangani konflik antar anggota?”
Pertanyaan ini menguji kemampuan kepemimpinan dan manajemen konflik. Jawab dengan pendekatan yang menunjukkan empati dan solusi praktis. Contoh jawabannya:
“Kalau saya jadi pemimpin, saya akan dengarkan dulu kedua belah pihak secara terpisah untuk memahami akar masalahnya. Setelah itu, saya ajak mereka diskusi bersama untuk mencari solusi yang adil, misalnya dengan menetapkan aturan komunikasi yang lebih jelas.”
Tambahkan contoh kalau memungkinkan, seperti, “Di organisasi kampus, saya pernah mediasi konflik antar anggota dengan cara ini, dan hasilnya tim jadi lebih solid.”
Pastikan jawabanmu menonjolkan kemampuan leadership secara bijak dan tetap membuka ruang untuk pendapat peserta lain.
Baca Juga: Tips Perkenalan Diri Saat Wawancara Kerja, Lengkap dengan Contohnya
Nah, itu dia panduan lengkap soal FGD, mulai dari apa itu FGD, tips buat sukses, sampai contoh pertanyaan yang sering muncul. Dengan persiapan yang matang dan sikap yang tepat, kamu pasti bisa tampil percaya diri dan bikin kesan positif.
Selain persiapan matang, pastinya kamu juga tetap harus mengembangkan soft skill dan hard skill yang relevan. Siap tingkatkan keahlian dan raih karier impianmu? Harisenin.com punya banyak pilihan bootcamp keren yang bisa bantu kamu jadi profesional di berbagai bidang lho.
Tersedia Digital Marketing, Virtual Assistant & Secretary, Staff Administrasi, Full-stack Web Developer, UI/UX Design & Product Management, Auditor Eksternal, dan masih banyak lagi. Yuk, daftar bootcamp Harisenin.com sekarang dan wujudkan karier impianmu!