Istilah audit dalam bisnis bukan hal yang asing lagi, Risers! Dimana audit dilakukan untuk memastikan laporan keuangan perusahaan agar tetap sesuai dengan peraturan pencatatan keuangan dalam perusahaan, sehingga dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya kecurangan di dalamnya. Audit sendiri terbagi menjadi dua, audit internal dan audit eksternal. Dimana kedua hal tersebut memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda sehingga perencanaan audit dari keduanya pun berbeda.
Agar proses audit eksternal dapat dilakukan dengan baik tanpa adanya kemungkinan terjadi hal yang kurang baik. Perlu dilakukan perencanaan audit yang baik juga. Berikut langkah-langkahnya:
Apa Itu Audit Eksternal?
Audit eksternal merupakan proses laporan perhitungan keuangan dalam perusahaan yang dilakukan oleh pihak luar yang profesional atau biasa dilakukan oleh pihak tertentu yang sudah ter-sertifikasi, sehingga hasil yang didapat akan lebih dipercaya
Tujuan dilakukannya audit eksternal, agar perusahaan dapat mengevaluasi laporan keuangan perusahaan, agar laporan hasil keuangan perusahaan dapat dilaporkan dengan jelas dan detail maka diperlukan pihak ketiga untuk membantu. karena dengan demikian laporan yang didapat akan lebih jelas, rinci, jujur, dan transparan, permasalahan terkait keuangan pun dapat dikatakan dengan jelas, tanpa terkait didalamnya kontrak kerjasama apapun dalam perusahaan
Untuk membantu mempersiapkan perhitungan data audit eksternal dalam perusahaan agar dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan persiapan langkah-langkah perencanaan audit eksternal yang perlu dipersiapkan
Baca juga: Audit Sektor Publik: Pengertian, Karakteristik, dan Jenisnya
Langkah-langkah perencanaan audit eksternal
#1 Memahami bisnis dan bidan pada usaha yang dilakukan klien
Sebelum menerima klien untuk melakukan audit finansial bisnis klien, maka auditor harus memahami lebih detail tentang bisnis klien dalam perencanaan audit di awal perjanjian, dengannya auditor dapat memilih untuk menerima atau menolak kerjasama tersebut, demi menjaga proses audit selanjutnya.
Misalnya, auditor harus memahami transaksi dari pihak yang berelasi, sumber pendapatan, dan pengeluaran transaksi dalam dan luar bisnis. informasi tersebut bisa didapatkan dari orang dalam bisnis maupun pihak luar yang bersangkutan, agar dapat menentukan beberapa bukti audit yang diperoleh.
#2 Melakukan prosedur dan proses analitis kepada klien secara mendalam
Dalam perencanaan audit, auditor perlu memahami dan mengenal bisnis yang dijalankan oleh klien, seperti lingkungan bisnis, latar belakang bisnis klien, serta kebijakan yang dibuat klien dalam bisnisnya, dan pihak luar yang memiliki hubungan khusus pada bisnis klien. Hal tersebut dilakukan karena memiliki dampak pada hasil audit, sehingga hasil audit dapat dijelaskan dengan sangat transparan.
Untuk proses analitis pada klien, audit dapat mempertimabngkan beberpa hal, diantaranya:
- Membandingkan penjualan bisnis klien pada keadaan kompetitor di bisnis yang serupa
- Hubungan keuangan bisnis klien terhadap pihak luar terkait keadaan finansial, seperti hutang piutang
- Mengetahui keadaan finansial bisnis yang dijalankan klien saat ini dengan keadaan finansial bisnis pada beberapa tahun kebelakang
#3 Menetapkan pertimbangan materialitas di awal
Risiko terhadap bisnis klien akan dapat terlihat saat auditor sudah memahami klien secara menyeluruh, sehingga dapat memprediksi kemungkinan terjadinya risiko tertentu pada klien. Pada tahap ini biasa disebut dengan perencanaan materialistis, ada dua tingkatan yang harus dinilai auditor saat merencanakannya :
- Tingkat laporan keuangan secara menyeluruh
- Tingkatan saldo akun pada laporan keuangan
Baca juga: Jenjang Karir Auditor Eksternal
#4 Memahami struktur pengendalian intern klien
Untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam sajian materialistis sehingga dapat mendeteksi risiko kerugian pada bisnis klien, maka klien membutuhkan pengendalian internal dalam perencanaan audit. Proses tersebut biasanya dilakukan oleh dewan komisaris dan manajemen laporan keuangan
#5 Menentukan perencanaan audit pada asersi di awal
Pada awal proses terjadinya audit, auditor biasanya akan mengumulkan beberapa komponen risiko audit, kemudian mengembangakn strategi awal pada proses audit menjadi strategi yang baru sehingga risiko audit bisa menjadi lebih rendah dari awalnya. maka auditor dapat membuat dua strategi, diantaranya:
- Primarily substantive approach, strategi ini biasanya dilakukan di awal, dan lebih mengutamakan pengujian substantif
- Lower assessed of control risk approach, strategi ini lebih mengedepankan pengujian pengendalian dan pengujian substantif, nama pengujian substantif pada strategi lebih rendah dibanding strategi pertama.
#6 Melakukan pertimbangan risiko audit
Untuk mempertimbangkan risiko audit dalam pelaksanaan audit, maka diperlukan penilaian komponen risiko audit lainnya seperti, risiko bawaan risiko pengendalian, dan risiko deteksi. proses ini menjadi sangat penting, karena hal tersebut dapat menjadi pegangan auditor, juga dapat menjadi arah keputusan
Mau Jadi Belajar dan Berkarir Jadi Auditor Eksternal?
Untuk kamu yang ingin berkarir sebagai Auditor Eksternal bisa banget ikutan Harisenin Bootcamp Auditor Eksternal yang akan bimbing kamu selama 3-4 bulan untuk menjadi seorang auditor. Kalo tertarik bisa konsul dengan klik link ini.