Website

Search

Mau Marketing Sukses? Belajar Contoh Psikologi Marketing dari Brand Ini

Mau Marketing Sukses? Belajar Contoh Psikologi Marketing dari Brand Ini

Kesuksesan marketing tidak hanya ditentukan oleh satu proses saja. Namun, tidak ada salahnya untuk mulai memaksimalkan satu-persatu prosesnya. Selain itu, untuk membuat marketing yang sukses juga perlu penerapan strategi marketing yang sesuai dengan bisnis. Psikologi marketing adalah satu strategi marketing yang bisa kamu maksimalkan.  

 

Harisenin.com akan mengenalkan dan mengajak Risers belajar menerapkannya melalui contoh psikologi marketing beberapa brand yang sudah sukses. Pastikan untuk baca artikel ini sampai habis, kalau mau marketing kamu sukses.  

 

Mengenal Psikologi Marketing 

https://www.freepik.com/free-photo/social-media-marketing-concept-marketing-with-applications_36295046.htm#fromView=keyword&page=1&position=2&uuid=143af6b9-8465-40e2-969c-a627480da442&query=Marketing

Apa yang dimaksud psikologi marketing? Psikologi marketing adalah strategi marketing yang menggabungkan ilmu psikologi dan pemasaran. Psikologi marketing merupakan strategi marketing yang memanfaatkan cara kerja otak manusia dalam memilih atau membeli sebuah produk.  

 

Dalam dunia bisnis, tak jarang brand menggunakan psikologi marketing untuk mempengaruhi perilaku belanja konsumennya. Implementasinya, mereka menggunakan ilmu psikologi untuk mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan. Seperti dalam Teori Perilaku Fogg yang menyebutkan bahwa sebuah perilaku dapat terjadi akibat dari tiga faktor, yaitu motivasi, kemampuan, dan pemicu.   

 

AD_4nXfPqDd-Qp1vNDrlV_mmonbS235Rswdhq6DImsRt4-14Cudg2ujGcdl3Z_Wvis59uIWXRelsnb2JO_nIZ9JPypE7u7x9UbKqebE04fUWiJSISsSjMj86sClmZZxqfd-WnBRmFpORSw?key=P1DwQuHwC58CHWz8vx9tTQ  

Sebagai contoh, konsumen A membeli produk vitamin karena memiliki motivasi ingin sehat. Ia mulai mencari produk tersebut melalui beberapa platform toko online X, Y, dan  Z. Namun, ia tidak menemukan harga yang cocok dengan budget. Akhirnya ia menutup paltform. Dua menit kemudian, adanya iklan dari toko online B yang muncul pada email. Iklan tersebut memberikan penawaran diskon untuk beberapa jenis produk, salah satunya adalah produk yang ia cari. Tanpa lama berpikir, ia langsung membeli produk tersebut dari toko online B. Pada contoh ini, semua faktor terjadi secara bersamaan yang memberikan dampak pada tindakan pembelian kosumen A.  

 

Seorang pemilik brand harus bisa membayangkan perilaku konsumen dalam membeli sebuah barang. Umumnya keputusan dalam membeli ditentukan oleh rasional dan emosional konsumen. Rational buying mengedepankan keputusan pembelian berdasarkan data yang ada, contohnya konsumen melihat spesifikasi barang, fitur, manfaat jangka panjang. Sedangkan, emotional buying keputusan yang dipengaruhi oleh efek emosional, seperti harga diskon, influencer effect, dan lainnya.   

 

Sebuah brand yang menerapkan mekanisme psikologi, utamanya psikologi sosial, psikologi pembelian, dan  neuroscience dalam marketing mereka, akan berpeluang mendapat atensi lebih besar dari konsumennya. Ibaratnya, semakin brand memahami hal tersebut, semakin besar pula mereka dekat dengan target market mereka. Kombinasi penerapan itu semua memungkinkan marketing brand maksimal.  

 

Menerapkan psikologi marketing tentu ada strateginya tersendiri. Selain lebih dulu memahami target market, sebagai pemilik brand kamu juga perlu tahu jenis psikologi marketing yang cocok untuk dimainkan dalam brand kamu. Ada beberapa jenis psikologi marketing yang bisa kamu coba terapkan di brand kamu.   

 

Tabel Jenis Psikologi Marketing   

Jenis   

Deskripsi  

Social Proof  

Jenis psikologi marketing yang menekankan pada validasi sosial atas brand kamu. Konsumen umumnya lebih mempercayai produk yang mendapatkan penilaian baik di masyarakat.  

Scarcity & Urgency  

Manusia cenderung takut akan kehilangan dan ketertinggalan. Jenis psikologi marketing ini memanfaatkan hal tersebut untuk menarik atensi konsumen.   

Reciprocity  

Dasarnya, konsumen sebagai manusia punya rasa balas budi saat mendapat sesuatu secara cuma-cuma. Sebuah brand akan memakai jenis psikologi marketing ini ketika ingin menggunakan rasa “nggak enakan” dari konsumennya.   

Anchoring  

Anchoring adalah jenis psikologi marketing yang identik dengan menanamkan titik referensi pada pikiran konsumen. Jenis psikologi marketing ini membuat konsumen seringnya tidak berpikir dua kali dalam memutuskan membeli sebuah produk.   

The Decoy Effect  

Seperti namanya, Decoy bisa dikatakan sebagai  asymmetrically dominated”, yaitu didominasi secara asimetris. Jenis psikologi marketing ini memungkinkan brand untuk menciptakan pilihan yang tidak simetris atau sebanding dengan pilihan-pilihan sebelumnya sebagai umpan. Hal ini yang membuat insting “lebih untung mana” konsumen hidup.   

Color Psychology  

Manusia cenderung mudah tertarik dengan warna terang yang mencerminkan semangat.  Color  Psychology ini adalah jenis psikologi marketing yang berusaha membangkitkan emosi dari konsumen dalam menentukan keputusan.   

Paradox of Choice  

Fakta membuktikan bahwa semakin banyak diberikan pilihan, manusia akan semakin kesulitan memilih. Psikologi marketing jenis ini akan membatasi pilihan tersebut yang dapat membuat konsumen lebih mudah memutuskan.   

Authority & Credibility  

Jenis psikologi marketing ini digunakan brand untuk menjual otoritas dan kredibilitas guna menggaet konsumen.  

Emotional Triggers  

Emotional Triggers merupakan jenis psikologi marketing yang menyentuh sisi emosi konsumen. Pemberian sentuhan emosi kepada konsumen dipercaya mampu membuat mereka lebih dekat dengan brand.  

Consistency & Commitment  

Manusia biasanya akan lebih loyal saat telah memutuskan berkomitmen pada sesuatu. Hal ini terjadi karena secara psikologi manusia tidak suka mengambil keputusan. Mereka enggan untuk “mengambil keputusan baru”, sehingga jenis psikologi marketing ini mengambil peran tersebut.  

Liking & Afinity  

Jenis psikologi marketing ini umumnya memungkinkan brand untuk berafiliasi dengan para influencer atau selebritis. Tujuannya untuk menciptakan ketertarikan lebih pada produk atau jasa yang brand tersebut jual atau tawarkan.    

Storytelling  

Storytelling adalah jenis psikologi marketing yang memanfaatkan kisah sebagai medium untuk menarik perhatian konsumen dan membangun hubungan yang lebih dalam antara brand dan konsumen.  

Loss Aversion  

Orang-orang biasanya lebih takut kehilangan sesuatu dibandingkan senang mendapatkan hal yang bernilai sama. Brand dapat menggunakan ketakutan tersebut sebagai dorongan untuk konsumen melakukan pembelian.  

The Halo Effect  

Jenis psikologi marketing ini terjadi saat sebuah brand sudah dikenal baik hanya dari satu produk saja. Umumnya konsumen akan mudah percaya dengan produk-produk lain dari brand tersebut, meskipun mereka belum membelinya.  

Repetition  

Repetition adalah jenis psikologi marketing dengan melakukan pengulangan pesan pada sebuah iklan. Pemaparan yang dilakukan secara berulang akan lebih mudah mendapat perhatian dibandingkan yang dilakukan satu atau dua kali.   

Contrast Principle  

Jenis psikologi marketing ini identik dengan membandingkan produk brand dengan kompetitornya. Konsumen mudah untuk melihat sebuah keunggulan produk saat ada pembandingnya.  

The Endowment Effect  

Konsumen lebih mudah menaruh minat saat brand menyediakan kustomisasi produk atau trial visualisasi sebelum mereka memutuskan untuk membeli produk.  

Framing  

Framing memungkinkan brand untuk menyampaikan informasi produknya secara drastis. Brand dapat mempengaruhi persepsi konsumen dalam menerima informasi jika dilakukan dengan drastis dan menggunakan angle yang berbeda.   

 

Penggunaan jenis psikologi marketing yang disesuaikan dengan target market dan brand identity akan lebih mudah mencapai kesuksesan marketing. Tidak hanya itu, dalam prakteknya, penggunaan psikologi marketing juga harus melihat bagaimana psikologi sosial bekerja. Hal ini erat kaitannya dengan perilaku masyarakat dalam berbelanja.   

 

AD_4nXephYp0oksUK0Nx4V9Mt-AMPSEkvRCOCnrv9WT1io3ZRgNTosAedHCTlm-MaR7JeAuz9Vgt3gGzfyLs-obXuis_WWFelVsW4FFlYKiuVEIM57-bN2NDnzLABb9rTKybfWDxwIs6nQ?key=P1DwQuHwC58CHWz8vx9tTQ  

Berdasarkan data Report Indonesian Shopper Behaviour on Promotion Week in the Face of Economic Uncertainty 2023, tren belanja masyarakat saat ini lebih mengarah pada online shopping. Fakta ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana pelaksanaan marketing digital yang masif. Dengan tren belanja masyarakat saat ini, mudah bagi brand menerapkan psikologi marketing, sebab jangkauan yang bisa semakin luas. 

Contoh Penerapan Psikologi Marketing https://www.freepik.com/free-photo/group-asia-young-creative-people-smart-casual-wear-discussing-business-celebrate-giving-five-after-dealing-feeling-happy-signing-contract-agreement-office-coworker-teamwork-concept_10073860.htm#fromView=search&page=1&position=26&uuid=1df0e90c-c83b-47ce-ad5c-e02bb7d1e513&query=Benefit+marketing

Penerapan psikologi marketing memiliki manfaat yang banyak bagi kesuksesan marketing brand dan penguatan brand identity kamu. Lantas, bagaimana caranya menerapkan psikologi ke kegiatan marketing brand? Kamu bisa mulai belajar dari beberapa brand berikut ini untuk membuat marketing kamu sukses. Beberapa brand berikut ini telah mengaplikasikan jenis-jenis psikologi marketing yang bisa kamu contoh:  

  • Brand HMNS  

HMNS adalah brand parfum lokal yang berhasil membuat konsumennya terpikat. Tidak sekadar menjual parfum, melalui content storytelling-nya, HMNS mampu menjual rasa. 

Menggandeng selebritis juga menjadi salah satu marketing dan brand strategy HMNS untuk lebih dekat dengan konsumennya hingga menarik atensi mereka.

Contoh penerapan psikologi marketing tersebut sukses menguatkan brand identi ty HMNS sebagai brand yang melihat parfum lebih dari sekadar wewangian.   

  • Brand Optika Lunett 

 

Optika Lunett menggunakan Emotional Triggers dalam membangun brand awareness mereka. Postingan konten-konten yang relate dengan audience-nya di TikTok juga mampu meningkatkan  engagement rate dari brand.   

Selain itu, dengan memanfaatkan social media yang tepat seperti TikTok yang identik sebagai social media Gen Z dan Milenial, berhasil membuat brand ini bisa mencapai tujuan marketingnya. Kamu bisa menerapkan hal yang serupa untuk brand kamu.  

Baca Juga: Oatly dan Isu-Isu Lingkungan: Mengapa Mereka Begitu Dihargai?  

 

Kesimpulan

Psikologi marketing memiliki jenis yang beragam. Agar marketing kamu sukses dan mencapai tujuannya, penting untuk riset target market terlebih dahulu. Kenali konsumen, pembeli, ataupun customer dari brand kamu. Sesuaikan juga jenis psikologi marketing yang akan kamu gunakan dengan brand identity dan brand strategy awal. 

 

Menerapkan marketing menggunakan psikologi marketing dapat meningkatkan awareness, engagement rate, hingga penjualan brand kamu. Setelah memahami bagaimana psikologi marketing bekerja, inilah saatnya kamu menerapkan pada brand kamu.

Azkia Himayatu

Azkia Himayatu