Saat ini portofolio adalah salah satu senjata paling penting yang diperlukan oleh para jobseeeker . Karena dari portofolio ini kamu bisa menunjukan secara langsung hasil kerja dan skill yang kamu miliki. Tapi sayangnya, masih banyak loh yang belum paham betul apa itu portofolio. Bahkan, gak sedikit yang mengira portofolio sama dengan CV. Padahal, keduanya sangat berbeda!
Biar kamu gak salah lagi, Langsung aja kita bahas yuk apa itu portofolio kerja dan contoh-contohnya. Let’s gooo~
Apa Itu Portfolio Kerja?
Sederhananya, portofolio kerja adalah kumpulan hasil karya, pengalaman, pencapaian, dan keterampilan yang pernah kamu lakukan. Bentuknya bisa bermacam-macam dari mulai tulisan, desain, proyek hingga laporan kerja.
Portofolio bisa dibuat dalam bentuk fisik (dicetak) ataupun digital . Tapi di era sekarang, portofolio digital jauh lebih fleksibel dan profesional. Kamu bisa membuatnya dalam bentuk PDF, Google Grive, atau bahkan website pribadi.
BACA JUGA: Rekomendasi Webiste untuk Buat Portofolio
Perbedaan CV dan Portofolio
Masih banyak yang bingung membedakan antara CV dan Portofolio. Padahal keduanya punya fungsi yang berbeda dalam proses melamar kerja . Yuk kita bedah satu-satu!
#1 Tujuan CV dan Portfolio
CV (Curriculum Vitae) dibuat untuk memberikan gambaran singkat tentang siapa dirimu. Isinya mencakup biodata, riwayat pendidikan, pengalaman kerja, dan skill yang kamu miliki. Tujuannya adalah memperkenalkan diri secara profesional kepada perusahaan.
Sementara portofolio bertujuan untuk menunjukkan bukti nyata dari skill yang kamu tulis di CV. Dari portofolio, kamu juga bisa membuktikan kalo kamu memang benar-benar menguasai bidang tertentu, bukan cuma sekadar di atas kertas aja.
#2 Isi dan Struktur CV dan Portfolio
CV (Curriculum Vitae) biasanya berisi data pribadi, latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, organisasi, dan skill. Formatnya ringkas dan rapi.
Sedangkan portofolio isinya lebih fleksibel dan kreatif, berisi contoh karya atau proyek yang pernah kamu kerjakan. Kamu juga bisa menambahkan penjelasan singkat mengenai proses pembuatan karya tersebut.
#3 Sifat Penggunaan Antara CV dan Portfolio
CV (Curriculum Vitae) bersifat umum , bisa digunakan untuk melamar berbagai posisi dengan sedikit penyesuaian.
Sementara portofolio lebih spesifik dan fleksibel . Isinya bisa disesuaikan tergantung dari posisi yang kamu lamar. Misalnya, kalau melamar sebagai content writer, maka portofolio berisi artikel, blog, atau konten yang pernah kamu buat.
Format & Elemen Penting dalam Portofolio Kerja
Kamu sering bingung mau mulai dari mana saat menyusun portofolio? Tenang, berikut adalah elemen-elemen utama yang biasanya ada dalam sebuah portofolio kerja:
#1 Profil Singkat
Meskipun kamu sudah melampirkan CV, portofolio tetap perlu dibuka dengan penjelasan singkat tentang siapa dirimu.
Kamu bisa menuliskan:
- Nama dan profesi atau bidang keahlian
- Rangkuman pengalaman kerja atau proyek yang pernah ditangani
- Kelebihan dan nilai unik yang kamu tawarkan
- Penjelasan singkat tentang isi portofolio
Tujuannya agar recruiter punya gambaran umum sebelum melihat karya-karyamu lebih jauh. Contohnya:
#2 Contoh Karya (Work Samples)
Ini adalah bagian paling penting dari portofolio kamu. Tampilkan beberapa karya terbaik yang paling relevan dengan posisi yang kamu lamar. Sertakan juga:
- Visual seperti gambar, infografik, atau screenshot.
- Tampilkan berbagai jenis pekerjaan bila perlu (misal: logo, poster, banner, UI, dsb.)
- Sertakan penjelasan singkat untuk tiap karya: latar belakang, tools yang digunakan, dan proses pengerjaannya, dan hasil akhirnya
- Bila perlu, sertakan link ke karya asli atau versi online-nya.
Kalau karyamu banyak, cukup pilih 3–5 karya terbaik yang paling representatif dengan posisi yang kamu lamar.
#3 Testimoni atau Feedback
Kalau kamu punya testimoni dari klien, atasan, atau rekan kerja, boleh banget untuk kamu tambahin. Testimoni bisa menambah kepercayaan recruiter, dan menunjukkan bahwa kamu:
- Profesional
- Komunikatif
- Bisa diandalkan
- Memberikan hasil kerja berkualitas
Bisa berupa kutipan singkat, tangkapan layar (screenshot), atau ulasan dari LinkedIn, email, dsb.
#4 Informasi Kontak
Terakhir, jangan lupa untuk mencantumkan kontak yang bisa dihubungi. Minimal:
- Email profesional
- Nomor HP
- Akun LinkedIn
- Link ke portofolio online (jika kamu punya website pribadi)
Tips Membuat Portofolio Kerja yang Menarik dan Profesional
Setelah tau struktur dasarnya, sekarang kamu bisa mulai untuk membuat portofolio yang menarik dan bisa bikin stand out di mata rekruter.
#1 Gunakan Media Digital
Portofolio digital lebih fleksibel dan mudah dibagikan. Sesuaikan dengan profesi dan target audiens. Beberapa platform yang bisa kamu gunakan:
- Website pribadi
- Platform online seperti: Behance, Dribbble, Figma (untuk creative fields)
- Akun media sosial profesional seperti LinkedIn atau Instagram (terutama untuk visual artist, designer, atau content creator)
#2 Rancang Desain Portofoliomu
Jangan langsung asal tempel karya ya, kamu butuh perencanaan desain yang baik:
- Tentukan konten utamany a (misal: desain, tulisan, coding project, dsb.)
- Pilih warna dan tampilan yang nyaman dilihat
- Susun struktur dan daftar isi
- Gunakan elemen visual seperti gambar, infografik, bahkan video bila perlu
#3 Ceritakan Proses, Bukan Hanya Hasil
Daripada cuma menampilkan gambar hasil akhir, coba kamu jelaskan juga:
- Tantangan proyek
- Proses, ide, atau pendekatan yang kamu gunakan
- Tools yang kamu pakai
- Hasil akhir dan dampaknya (jika ada)
Ini bisa nunjukin cara berpikir kamu dalam menyelesaikan pekerjaan.
#4 Konsisten dan Mudah Dinavigasi
Gunakan struktur dan format yang konsisten di semua bagian. Tujuannya agar rekuiter lebih mudah untuk membaca isi portofolio kamu. Misalnya:
- Semua proyek punya layout yang sama
- Deskripsi singkat maksimal 3–5 kalimat
- Navigasi jelas jika portofolio dalam bentuk web atau PDF
#5 Tutup dengan Ajakan Aksi (CTA)
Akhiri portofoliomu dengan ajakan yang sopan dan positif, lalu cantumkan kembali info kontak agar mudah dihubungi, Seperti:
“Let’s work together!”
“Let’s exchange a hello, shall we?”
10 Contoh Portofolio yang Menarik
Setelah tahu cara membuat dan menyusun portofolio kerja yang baik, kamu bisa lihat beberapa contoh portofolio dari berbagai profesi ini sebagai inspirasi. Setiap contoh yang Minse kasih nampilin pendekatan berbeda, tergantung jenis pekerjaan dan media yang digunakan.
#1 Contoh Portofolio Reporter
Contoh dari Qin Chen , seorang reporter asal Shanghai. Chen menampilkan artikel dan video pemberitaan yang pernah dibuat, ditampilkan secara rapi dalam website pribadinya.
#2 Contoh Portofolio Copywriter (Pinterest Version)
Menariknya, portofolio milik Terri ini dibuat melalui Pinterest. Terri mengkategorikan hasil design dan tulisannya ke dalam folder berbeda. Cara unik, gratis, dan mudah diakses.
#3 Contoh Portofolio Copywriter
Portofolio milik Angela ini menampilkan hasil tulisan seperti iklan, campaign, dan caption di media sosial. Untuk pemula ini cocok banget karena kamu bisa buat di canva atau powerpoint dan upload di Linkedin.
#4 Contoh Portofolio Web Designer
Potofolio milik Nainoa Shizuru menampilkan desain web dan aplikasi yang pernah ia buat. Navigasinya sederhana dan mudah dipahami.
#5 Contoh Portofolio Designer & Ilustrator
Portofolio milik Duoh ! Cuma ada satu halaman, tapi bisa menampilkan karya seperti desain buku, kemasan produk, dan kartu nama. Cocok untuk desainer yang ingin menonjolkan banyak karya dalam tampilan yang simpel.
#6 Contoh Portofolio Web Developer
Philip Andrews menunjukkan kemampuannya sebagai developer melalui desain situs yang interaktif dan atraktif, lengkap dengan efek scrolling dan parallax.
#7 Contoh Portofolio Digital Product
Adaptable menyajikan project digital yang mereka kerjakan untuk perusahaan dan institusi. Proyek diurutkan berdasarkan waktu dan kategori.
#8 Contoh Portofolio Content Creator
Portofolionya dibuat dalam bentuk website personal, isinya menampilkan campaign, konten, hingga brand yang pernah bekerja sama dengan Kristina . Website pribadi ini bikin kamu terlihat lebih profesional dan lebih fleksibel.
#9 Contoh Portofolio Digital Marketing
Murad menyusun portofolionya dalam website sederhana, dilengkapi dengan hasil kerja, sertifikat, dan testimoni klien untuk memperkuat kredibilitas.
#10 Contoh Portofolio Arsitektur
Portofolio dari milik Amir ini menampilkan berbagai proyek desain arsitektur dengan visual yang estetik.
KESIMPULAN
Dari semua contoh di atas, satu hal yang pasti: portofolio bisa dibuat di mana saja dan dengan berbagai cara yang penting isinya relevan, sesuaikan dengan profesi, gaya personal, dan tentunya kebutuhan audiens kamu.
Semoga contoh-contoh ini bisa membantu kamu menemukan inspirasi dan semangat untuk mulai membangun portofoliomu sendiri ya! Nggak perlu langsung sempurna, yang penting mulai dulu aja dari karya terbaikmu.
Kamu juga bisa mulai belajar sekaligus bangun portoflio lewat projek bareng mentor-mentor yang udah expert di bidangnya bareng harisenin di sini