Perusahaan membutuhkan orang untuk mengisi posisi pekerjaan yang dimilikinya. Sebelum menduduki posisi tersebut para recruiter terlebih dahulu memilih beberapa kandidat yang dirasa cocok dan sesuai dengan pekerjaan yang akan diberikan.
Seorang recruiter membutuhkan kemampuan berkomunikasi serta sikap yang baik sehingga para pelamar yang berkualitas tidak mengabaikan proses perekrutan yang ada.
Untuk itu, pada artikel kali ini Harisenin akan memberikan 8 cara candidate engagement yang bisa kamu coba dalam proses perekrutan nanti. Simak selengkapnya disini!
Apa itu Candidate Engagement?
Pada dunia Human Resource rekrutmen bukan hanya tentang memiliki kandidat yang tepat untuk masuk dan bekerja di sebuah perusahaan. Namun juga membuat mereka tetap tertarik terhadap prosedur proses hingga akhirnya mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.
Proses perekrutan yang baik dapat membantu para recruiter mengevaluasi kandidat secara efektif dan selektif sehingga mendapatkan orang yang tepat untuk lowongan pekerjaan yang sedang dibuka.
Mengutip dari Finaceonline.com sekitar 75% profesional cenderung membuat keputusan untuk menerima tawaran pekerjaan karena candidate engagement service yang mereka terima positif. Namun, setidaknya sebanyak 50% diantaranya menolak tawaran pekerjaan karena candidate engagement service nya yang buruk.
Ini membuktikan, apabila recruiter tidak mengabaikan hal tersebut akan mempertahankan para talenta terbaik untuk tetap bertahan dalam proses perekrutan.
Candidate Engagement sendiri tidak memiliki definisinya secara resmi. Dianggap sebagai cara recruiter merespon kandidat. Ini menentukan bagaimana perasaan kandidat tentang proses perekrutan di sebuah perusahaan, apakah mereka melihatnya secara positif atau negatif, dan bagaimana pengalaman rekrutmen mempengaruhi opini mereka terhadap perusahaan.
Kandidat akan mengukur seberapa komunikatif, responsif dan informatif nya recruiter pada saat proses perekrutan.
Mengapa Candidate Engagement Penting?
Candidate Engagement adalah hal penting dari proses perekrutan. Jika recruiter tidak bisa membuat kandidat bersemangat terkait perusahaan yang sedang dilamar, maka akan kesulitan mendapatkan karyawan yang tepat untuk tim.
Jika seseorang melamar ke perusahaan dan mendapatkan kesan yang buruk di awal percakapan, sudah dipastikan mereka tidak ingin melanjutkan proses rekrutmen. Pada kenyataannya para job seekers melamar ke banyak perusahaan. Persaingan mendapatkan kandidat yang terkualifikasi akan menjadi semakin sengit. Oleh karena itu, jika ingin merekrut orang-orang terbaik para recruiter perlu mengedepankan candidate engagement dalam proses rekrutmen.
Saat recruiter mengutamakan candidate engagement , hal - hal baik pun akan berbalik nantinya. Seperti, meningkatkan reputasi perusahaan, menurunkan biaya perekrutan dan masih banyak lagi.
Selain itu, hal ini juga dapat meminimalisir salah satu tantangan terbesar di dalam dunia Human Resource saat ini, yakni Ghosting Candidate . Hal ini mengacu saat seorang kandidat menghilang dan menghentikan komunikasi dengan recruiter pada beberapa titik proses perekrutan.
Jika dapat menjalin hubungan dengan para kandidat serta membantu mereka merasa lebih tertarik dengan perusahaan, meskipun beberapa diantaranya mendapatkan penawaran dari tempat lain. Mereka akan cenderung menginformasikan nya terlebih dahulu dibandingkan hilang begitu saja tanpa alasan.
8 Cara Candidate Engagement dalam Proses Perekrutan
Kunci keefektifan dari mengedepankan candidate engagement adalah membangun hubungan dengan kandidat yang didasari atas kemanusian lalu kemudian sebagai pelamar. Para kandidat ingin diperlakukan sebagai individu selama proses perekrutan.
Mereka ingin pesan yang personal, berbicara secara real dengan orang yang bisa memberitahu mereka apa yang perusahaan sebenarnya harapkan. Semakin responsif proses perekrutan akan semakin banyak touchpoint yang dibuat.
Nah sekarang, bagaimana cara recruiter membuat candidate engagement yang positif. Berikut Harisenin berikan beberapa cara nya:
#1. Mulai Dengan Job Description yang Kuat
Para job seekers sudah bisa menarik kesimpulan tentang sebuah perusahaan sejak membaca job description yang dibuat. Pastikan judul dan deskripsi pekerjaan masuk akal.
Sehingga dapat menarik talenta-talenta terbaik dan memikat bagi banyak pelamar. Hal ini bisa dimulai dengan menjelaskan fungsi peran secara akurat. Informasi yang jelas dan akurat adalah yang diinginkan oleh para job seekers .
Pastikan memasukan informasi tunjangan dan kompensasi dalam deskripsi pekerjaan. Kemudian, jangan mencantumkan terlalu banyak kualifikasi atau mendeskripsikan kandidat yang sempurna.
Hal ini bisa mengintimidasi pelamar yang mungkin tidak memiliki pengalaman tetapi cocok untuk pekerjaan tersebut. Pikirkan tentang potensi pertumbuhan dan pertimbangan soft skill.
#2. Buat Proses Lamaran Menjadi Mudah
Mengutip dari careerplug.com 60% Job Seekers berhenti ditengah-tengah saat mengisi lamaran dikarenakan panjang dan rumit. Jika lamaran terlalu panjang dan sulit, akan menyebabkan recruiter kehilangan kandidat hebat sebelum sempat bertemu mereka. Pastikan untuk tidak berlebihan dalam menanyakan informasi sensitif apapun.
#3. Utamakan Responsif dan Komunikasi
Responsif adalah faktor terpenting. Mengutip dari SentricHr.com bahwa 63% Job seekers mengatakan para employers dan recruiter jarang melakukan komunikasi selama proses perekrutan.
75% pelamar tidak pernah mendengar kabar dari para employers setelah melamar satu posisi. 60% lainnya tidak pernah mendengar kabar setelah melakukan wawancara. Terlepas dari apakah akan melanjutkan atau tidak ke proses rekrutmen selanjutnya. Sebaiknya, memberi tahu mereka. Setelah seseorang melamar, kirimi mereka email untuk mengkonfirmasi.
Jika kandidat maju ke tahap berikutnya, berikan gambaran umum tentang proses perekrutan. Beri tahu berapa banyak langkah yang harus dilakukan, dengan siapa mereka akan berbicara pada setiap tahap, dan berapa lama seluruh proses berlangsung.
Ketika mereka tahu proses rekrutmen dan apa saja yang perusahaan harapkan, mereka bisa mempersiapkannya dengan matang. Ini dapat meningkatkan kepercayaan diri dan menunjukan bahwa recruiter mendukung kesuksesan mereka.
Jika tidak akan mempekerjakan kandidat, para recruiter harus tetap memberi tahu mereka tentang status lamarannya. Kandidat lebih suka mendengar penolakan yang pasti daripada tidak sama sekali.
#4. Buat Perusahaan Menarik Didepan Kandidat
Employer brand dapat mempengaruhi perusahaan untuk menarik dan memperkerjakan karyawan terbaik. Hal ini bisa dengan secara aktif menulis ulasan perusahaan di situs seperti Glassdoor dan JobSage.
Minta karyawan yang ada untuk berbagi pengalaman mereka bekerja di perusahaan dan juga tanggapi komentar negatif dengan sopan.
Menampilkan company culture merupakan cara yang bagus untuk menarik kandidat, terutama bagi generasi muda. Careerplug.com mengatakan bahwa 67% Gen Z merasa penting untuk bekerja di perusahaan yang memiliki kultur yang sama dengan mereka.
#5. Buat Jadwal Wawancara
Jika dirasa kandidat cocok dengan pekerjaan yang dilamar hubungi mereka secepat mungkin. Kandidat yang tidak mendengar kabar dari pekerjaan yang mereka lamar akan mencari peluang yang lain.
Para rekruter dapat membuat jadwal wawancara dengan cara menghubungi langsung lewat kontak yang tersedia yang mana menanyakan kesiapan kandidat untuk melakukan wawancara pada waktu yang tersedia.
#6. Informasikan Kandidat terkait Proses Rekrutmen
Mengutip dari Careerplug.com 41% kandidat ingin mendengar tahapan/langkah selanjutnya saat wawancara awal. 20% diantaranya ingin tahu sebelum wawancara dilakukan.
Beri tahu kandidat diawal tentang apa yang perusahaan harapkan sehingga mereka dapat mengukur potensi mereka dalam proses perekrutan. Kandidat yang tidak yakin atau tidak tahu terkait proses perekrutan akan keluar dan mengejar peluang yang lain.
Bantu kandidat merasa siap untuk wawancara dengan memberi informasi yang mereka butuhkan.
#7. Lakukan Wawancara yang Baik
Melansir dari Careerplug.com ditemukan bahwa 22% job seekers telah menolak tawaran pekerjaan karena pengalaman negatif dengan orang - orang yang terlibat dalam proses wawancara. Mayoritas kandidat melakukan ghosting kepada employer setelah melakukan wawancara.
Sebagai employer , pengalaman dalam melakukan wawancara sebenarnya dapat dikendalikan yang mana bisa mencegah ghosting dan mendapatkan banyak kandidat untuk menerima tawaran pekerjaan yang telah diberikan.
Pastikan hiring manager di setiap perusahaan terlatih untuk melakukan wawancara yang baik. Ini memerlukan persiapan yang memadai dan mengajukan pertanyaan yang tepat.
Ciptakan lingkungan yang hangat dan ramah serta bersikap hormat selama berinteraksi dengan kandidat.
#8. Meminta Feedback
Terakhir, meminta feedback guna menunjukan bahwa kamu menghargai kandidat selama proses rekrutmen. Biarkan mereka membantu membentuk strategi rekrutmen di masa depan.
Buat survey singkat dan tanyakan pendapat mereka. Selain membentuk candidate engagement , dengan dilakukannya hal ini para employer akan mendapatkan insights tentang proses rekrutmen yang baik dan mengoptimalkannya.
Baca juga: Inilah 5 Tes Psikologi Online untuk Proses Rekrutmen Karyawan
Berikut ulasan Harisenin tentang 8 cara Candidate Engagement dalam Proses Perekrutan. Dengan memahami hal tersebut diharapkan kalian bisa mendapatkan insights dan mengimplementasikan di dunia nyata.
Bagi kalian yang tertarik dan ingin belajar lebih banyak tentang Human Resource bisa banget cek video Cara Menjadi Human Resource meski Beda Jurusan atau tanya-tanya tentang Bootcamp Human Resource di Career Support atau DM Minse di Instagram.