Saat sedang terjebak kemacetan di jalan atau menunggu lampu lalu lintas berubah warna menjadi hijau terdapat satu hal yang tidak akan hilang dalam penglihatan. Hal ini, bisa sangat menghibur bagi para pengemudi maupun penumpang saat menonton ataupun melihat gambar yang ditayangkan pada layar.
Billboard adalah salah satu strategi marketing yang berguna untuk membangun brand awareness produk sehingga meningkatkan ketertarikan pelanggan. Namun, di era yang semua nya serba digital seperti saat ini, apakah penggunan billboard masih efektif?
Untuk itu, Harisenin akan membahas terkait strategi iklan billboard pada era digital. Selengkapnya simak artikel ini sampai habis.
Baca juga: Cara Membuat Marketing Campaign
Apa itu Billboard?
Source: www.pexels.com
Sebelum masifnya penggunaan strategi marketing digital seperti saat ini, para perusahaan menggunakan strategi pemasaran nya secara tradisional. Metode pemasaran seperti ini sudah banyak digunakan dan hasilnya pun memuaskan, sebab strategi ini dapat menjangkau banyak pemirsa lokal.
Pemasaran tradisional mengacu pada semua bentuk pemasaran yang tidak menggunakan sistem online. Salah satu jenis pemasaran yang sering digunakan yaitu Billboard. Penggunaanya sebagai salah satu cara untuk menyampaikan pesan kepada audiens yang ditargetkan.
Melansir dari Hubspot, Billboard masuk kedalam kategori Out-of-Home Advertising (OOH). Iklan-iklan tersebut biasa tampil di luar ruangan, yakni di jalan tol, pinggir jalan hingga di sekitar gedung pusat perbelanjaan. Banyak jenis OOH yang berupa halte bus, wallscapes dan poster.
Berdasarkan pernyataan diatas, dapat didefinisikan bahwa billboard adalah media iklan pada luar ruangan tampil menggunakan media khusus, meliputi papan besi besar dengan gambar statis atau digital.
Iklan Billboard efektif membangun awareness suatu brand kepada audiens, terutama kepada masyarakat yang kerap menghabiskan waktunya di jalan. Karena area tersebut relatif sibuk dan dipenuhi oleh banyak orang, billboard cenderung memiliki jumlah views dan impressions yang tinggi dibandingkan metode marketing lainnya.
Apakah Iklan Billboard efektif untuk promosi?
Billboard adalah salah satu alat yang digunakan untuk mempromosikan suatu produk atau campaign. Seiring meningkatnya kemampuan teknologi menjadikannya bertransformasi bukan hanya untuk dilihat, namun untuk dinikmati sebagai sarana yang menghibur.
Billboard berkualitas 3D kemudian menjadi viral di masyarakat karena visual nya yang menarik.
Akan tetapi, diantaranya masih ada yang menganggap bahwa beriklan menggunakan hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak modern dan juga mengganggu. Meskipun begitu, beriklan menggunakan billboard masih dianggap suatu strategi yang paling efektif.
Mengutip dari Hubspot, sekitar 82% audiens dapat mengingat Out-of-Home Advertising yang mereka lihat bulan lalu. Data statistik tahun 2022 menunjukan bahwa 32% responden menyukai billboard, dan 9% sangat menyukainya.
Sebagai perbandingan, survei statistik berbeda menemukan bahwa iklan online mengganggu bagi 41% responden. Penelitian OOH Today mengatakan bahwa Out-of-Home Advertising menunjukan bahwa konsumen jauh dapat mengingat iklan yang berada pada billboard dibandingkan yang terdapat pada siaran televisi, streaming podcast, radio, iklan cetak dan juga iklan online.
Data dari Out of Home Advertising Association of America mengatakan 79% dari pengiklan Top meningkatkan pengeluaran mereka pada tahun 2021. Dari jumlah tersebut 32% melipatgandakan pengeluaran mereka. 27% diantaranya merupakan Out-of-Home Advertising teratas yang merupakan merek teknologi atau D2C.
Saat ini terjadi peningkatan penggunaan iklan billboard digital. Per data statistik 2021, terdapat 350.000 billboard di Amerika Serikat. Dari jumlah tersebut 9.600 merupakan iklan billboard digital.
Konsumen yang melihat billboard digital tersebut banyak yang melakukan tindakan. Menurut data statistik 2020, 35% responden mengunjungi situs web yang diiklankan atau mencari secara online terkait iklan billboard digital tersebut. 20% nya merekomendasikan produk atau merek tersebut.
Kelemahan Menggunakan Billboard untuk Beriklan
Source: www.pexels.com
Billboard adalah salah satu jenis periklanan yang efektifitasnya dibuktikan oleh banyak perusahaan. Akan tetapi, dibalik keefektifannya terdapat beberapa kelemahan yang tidak bisa dihindarkan.
Pertama, kurang dan tidak adanya interaksi dengan konsumen secara real time. Kedua, menggunakan Out-of-Home Advertising artinya tidak dapat mengedit iklan apabila iklan tersebut sudah keluar atau ditayangkan. Ketiga, biaya pemasarannya bisa jadi lebih mahal. Terakhir, pengiklanan billboard tidak dapat diperhitungkan. Seperti berapa reach dan impressions yang didapatkan dari iklan tersebut.
Jika dibandingkan dengan marketing digital, pada faktanya banyak bisnis yang melaporkan bahwa setengah dari pendapatan mereka dipengaruhi oleh penjualan online.
Saat ini, 50% mengatakan bahwa mereka percaya digital marketing memiliki keunggulan. Alasannya, karena interaksi digital marketing lebih terbuka dengan pelanggan. Bisnis memiliki kendali penuh atas pertumbuhan audiens dan juga dapat melihat hasilnya secara real time dari setiap aspek campaign yang dibuat.
Namun, bukan berarti digital marketing tidak memiliki kekurangan juga. Dalam prakteknya digital marketing bergantung pada teknologi, ada kalanya teknologi tersebut rusak.
Saat website sosial media down dan seorang social media marketer harus mengunggah postingan atau melakukan live, satu-satunya solusi adalah menunggu hingga kembali seperti semula.
Setiap pembaharuan yang terjadi dalam platform sosial media adalah sebuah pembelajaran bagi para developer dan marketer nya. Hal ini merupakan pembelajaran yang harus dipelajari dan dimasukan kedalam strategi untuk masa depan.
Apakah Strategi Billboard dan Digital dapat digunakan bersamaan?
Source: Creativecriminals.com
Mengutip dari Search Engine Journal, saat ini 70% orang yang menonton televisi mereka juga memiliki second screen, hal ini bisa jadi smartphone atau tablet yang digunakan untuk mencari informasi yang sebelumnya mereka dapatkan melalui televisi.
Jadi, untuk menjawab pertanyaan tersebut sudah pasti jawabannya adalah tentu saja!
Hal ini menunjukan hubungan antara konsumen, media tradisional dan potensi marketing online. Pemasaran secara tradisional seringkali berjalan satu arah, para audiens tidak bisa berinteraksi langsung dengan billboard maupun televisi.
Namun, mereka bisa menggunakan informasi yang didapatkan dari kedua hal tersebut lalu mencarinya secara online. Ketika pemasaran tradisional dan digital marketing terjalin, akan terjadi perjalanan produk yang kuat menuju funnel selanjutnya.
Konsumen dapat mendengarkan iklan, membaca selebaran atau mencatat tulisan yang ada pada billboard dan selanjutnya menggunakan search engine guna menghubungkan “dunia nyata” dan digital.
Demikian penjelasan tentang strategi iklan billboard di era digital. Gimana, Risers? Mau coba beriklan menggunakan billboard atau mau menggabungkan keduanya?
Semoga artikel ini dapat menambah insights dan menjadi bahan pertimbangan setelah membacanya. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!
Jangan lupa subscribe newsletter dari tipssukses.harisenin.com agar tidak ketinggalan informasi terbaru.