Halo Risers! 🙌
Bayangin deh, kalau besok pagi CEO Perusahaan kamu tiba-tiba resign atau Kepala Divisi yang udah 10 tahun memimpin tiba-tiba sakit dan nggak bisa kerja lagi. Siapa yang bakal gantiin? Gimana nasib perusahaan? Tim bakal bingung, client panik, dan operasional perusahaan bisa kacau.
Ini bukan skenario fiksi lho! Kenyataannya, banyak perusahaan yang mengalami krisi kepemimpinan karena nggak punya persiapan matang. Hardvard Business Review jelasin tentang kerugian poor succession planning yaitu perusahan-perusahaan S&P 1500 kehilangan nilai pasar mendekati $1 triliun (sekitar 15.000 triliun rupiah) setiap tahunnya akibat succession planning yang buruk.
Terus gimana dong solusinya? Caranya adalah dengan mempersiapkan succession planning yang matang. Di dunia bisnis, hal ini dikenal dengan istilah yang mungkin terdengar asing untuk sebagian orang.
📚 Baca juga: Mengenal Human Resource Management |
Succession Planning Itu Apa Sih?
Succession Planning adalah rencana yang dibuat perusahaan untuk mempersiapkan karyawan yang bakal jadi pemimpin di masa depan. Jadi kayak nyiapin cadangan pemain bola giti. Kalau pemain utama cedera, udah ada yang siap masuk lapangan.
Intinya, perusahaan nggak mau kaget kalau tiba-tiba kehilangan orang penting. Makanya dari sekarang udah disiapkan siapa yang bakal gantiin posisi-posisi kunci.
Kenapa Succession Planning Penting Banget?

Fakta yang Bikin Kaget
Dikutip dari AIIR Consulting , kesiapan perusahaan dalam succession planning itu cuma 54% yang udah nyiapin calon penggantinnya, sisanya masih belum punya rencana yang jelas. Data 54% ini diambil dari survei 1.200 perusahaan di berbagai sektor.
Dari sumber lain, Shortlister jelasin tentang tingkat kegagalan kepemimpinan yaitu 60% eksekutif yang baru naik jabatan gagal dalam 18 bulan pertama. Angka 60% ini didapat dari penelitian ribuan kasus promosi esksekutif di berbagai industri.
Dari sumber AIIR Consulting penjelasan tentang biaya kegagalan succession planning yaitu perusahaan bisa rugi sampai 10 kaii gaji eksekutif kalau salah pilih pengganti. Kalkulasi 10 kali lipat ini termasuk biaya rekrutmen, training, kerugian produktivitas, dan dampak ke tim.
Biar Nggak Rugi Besar
Dari sumber Harvard Business Review penjelasan tentang kerugian finansial yaitu perusahaan besar yang terpaksa ganti CEP mendadak bisa kehilangan nilai pasar sampai $112 miliar (sekitar 1.680 triliun rupiah).
Tingkat Peluang Sukses
Dari sumber LLCBuddy penjelasan tentang efektivitas succession planning yaitu perusahaan yang punya rencana pergantian pemimpin 67% lebih berhasil dalam mencari calon pemimpin dibanding yang nggak punya rencana. Angka 67% ini hasil analisis perbandingan tingkat keberhasilan di 500 perusahaan selama 5 tahun.
Cara Nerapin Succession Planning
Oke, udah paham teorinya. Sekarang gimana sih cara implementasinya? Nih cara yang bisa diterapin:
#1 Identifikasi Posisi Penting (1-2 Minggu)
Pertama, kamu harus tau posisi mana aja yang kritis buat operasional perusahaan. Caranya:
Audit Posisi yang Ada:
- Bikin daftar semua posisi manajemen dan leadership
- Mapping job description dan tanggung jawab masing-masing
- Identifikasi skill unik yang dimiliki setiap posisi
Analisis Dampak Risiko:
- Tanya ke diri sendiri: “Kalau orang ini resign besok, seberapa besar dampaknya?”
- Ukur dari segi: revenue impact, operational disruption, client relationship
- Kategorikan jadi: Kritis Tinggi (resign + chaos), Sedang (ada dampak bagi managebale), Rendah (bisa ditangani sementara).
Dari sumber Worklytics , ngejelasin kalau identifikasi posisi kritis yaitu 80% perusahaan yang berhasil dengan mengindetifikasi maksimal 10 posisi paling kritis dulu, baru expand ke posisi lainnya. Fokus pada kualitas identifikasi, bukan kuantitas.
#2 Penilaian Talenta Internal (2-4 Minggu)
Lanjut saatnya “megintip” potensi karyawan yang sudah ada. Ini bukan cuma untuk ngeliat siapa yang paling rajin, tapi siapa yang punya potensi leadership.
Hal ini bertujuan supaya enggak asal tunjuk orang atau terpengaruh karena pribadi. Penilaian yang tepat bakal kasih data objektif untuk pengambilan keputusan yang lebih akurat.
Tinjau Data Kinerja:
- Analisis performance appraisal 2-3 tahun terakhir
- Lihat trend: naik, stabil, atau menurun
- Cek konsisten: perform well cuma sekali atau terus-menerus?
Penilaian Perilaku:
- Observasi leadership behavior saat meeting atau project
- Gimana cara mereka handle konflik tim?
- Seberapa inisiatif dalam ngasih solusi?
- Bisa delegasi tanggung jawab ke orang lain nggak?
Tes Kemampuan:
- Kasih task kecil yang butuh decision making
- Simulasi situasi crisis: gimana respons time dan kualitas keputusannya
- Test public speaking dan presentation skills
Umpan Balik 360 Derajat:
- Kumpulkan feedback dari atasan, bawahan, dan rekan kerja
- Anonymuous survei biar lebih jujur
- Fokus pada leadership potential, bukan popularity contest
SHRM jelasin kalau metode assessment internal yaitu perusahaan yang menggunakan kombinasi anatara data performa dan behavioral assessment yang punya tingkat akurasi prediksi sukses 73% lebih tinggi dibanding yang cuma pakai satu metode.
#3 Bikin Matriks Suksesi (1-2 Minggu)
Ini semacam “peta harta karun” tapi buat atlent. Format praktis yang bisa langsung dipakai:
Template Succession Matrix :
POSISI KRITIS: Head of Marketing Current Holder: John Doe (45 tahun, tenure 8 tahun) KANDIDAT PENGGANTI: Kandidat 1: Sarah (32) - Senior Marketing Manager
Kandidat 2: Mike (38) - Marketing Manager
Kandidat 3: Lisa (29) - Assistant Marketing Manager
|
Tips Bikin Matrix yang Efeketif:
- Setiap posisi kritis minimal punya 2-3 kandidat
- Jangan cuma fokus ke internal, tapi external juga
- Update matrix setiap 6 bulan atau kalau ada perubahan yang signifikan
#4 Rencana Pengembangan Individual (Proses Berkelanjutan)
Setiap kandidat butuh rencana pengembangan yang personal serta terukur. Ini bukan hanya “ikut training terus naik jabatan”, tapi roadmap yag strategic.
Contoh Development Plan - Calon Head of Sales
Phase 1 (Bulan 1-3): Foundation Building
- Training: Advanced Negotiation & Strategic Selling
- Project: Handle 2 big client secara mandiri dengan minimal supervision
- Mentoring: Weekly 1-on-1 dengan Head of Sales
- Target: Achieve 110% sales target, maintain client satisfaction >90%
Phase 2 (Bulan 4-6): Leadership Building
- Responsibility: Lead small sales team (3-5 orang)
- Challenge: Launch new product di 2 territories
- Development: Public Speaking course, presentation ke board level
- Target: team achieve collective target, zero turnover
Phase 3 (Bulan 7-9): Strategic Thinking
- Project: Develop sales strategy untuk next quarter
- Exposure: Participate di strategic planning meeting
- Cross-function: Collaborate dengan Marketing & Product team
- Target: Strategy approval dari senior management
Phase 4 (Bulan 10-12): Full Responsibility Simulation
- Test: Act as Head of Sales selama current holder cuti/business trip
- Challenge: Handle crisis situation independently
- Evaluation: 360-degree feedback dari team, peer, dan atasan
- Target: Seamless transition, no performance drop
Key Success Factors:
- Set clear milestones dan measurable targets
- Regular check-in dan feedback session
- Provide stretch assignments yang challenging tapi achievable
- Balance development dengan current job responsibility
#5 Pantau dan Sesuaikan (Setiap 3 Bulan)
Succession Planning itu bukan sekedar “set adn forget”. Harus ditinjau dan idsesuaikan rutin karena banyak variabel yang bisa berubah.
Daftar Periksa Tinjauan Kuartalan:
- Pelacakan Kemajuan:
- Gimana progress setiap kandidat terhadap development plan?
- Ada milestone yang terlewat? Kenapa?
- Skill gap mana yang udah tertutup, mana yang masih kurang?
- Tingkat kesiapan naik atau malah turun?
Hal ini digunakan sebagai peringatan dini jika ada kandidat yang kesulitan atau melebihi ekspetasi. Penyesuaian bisa dilakukan sebelum menjadi masalah yang besar.
- Perubahan Lingkungan Bisnis:
- Ada perubahan strategi bisnis yang berdampak ke persyaratan pekerjaan?
- Teknologi baru atau kondisi pasar yang butuh set keahlian berbeda?
- Restrukturisasi organisasi yang pengaruhi jalur suksesi?
Hal ini digunakan untuk persyaratan pekerjaan bisa berubah karena faktor eksternal. Tinjauan ini dipastikan suksesi selaras dengan kebutuhan masa depan, bukan cuma keadaan saat ini.
- Update Status Kandidat:
- Pesaing bergerak agresif di akuisisi talenta?
- Standar industri untuk kompensasi berubah?
- Perubahan regulasi yang berdampak ke persyaratan kepemimpinan?
📚 Baca Juga: Culture Goals: 12 Cara Bangun Budaya Kerja Positif
Succession Planning Berdasarkan Ukuran Perusahaan
Nah ini yang jarang dibahas! Cara nerapin Succession Planning beda-beda tergantung ukuran perusahaan. Enggak semua bisa diterapin.
#1 Untuk Startup & Perusahaan Kecil (<50 Karyawan)
Challenge Unik:
- Budget super terbatas untuk formal training program
- Everyone wearing multiple hats, susah fokus develop satu area aja
- Founder syndrome: pemilik susah lepas control dan delegate
- High growth environment, job requirement berubah cepat
Strategic yang Realistic:
Peer-to-Peer Learning:
- Senior karyawan jadi mentor buat junior
- Knowledge sharing session seminggu sekali
- Cross-training: setiap orang tau basic job orang lain
- Documentation everything: semua proses harus terdokumentasi detail
External Partnership:
- Join startup community atau business association
- Sharing session dengan startup lain
- Invite industry expert buat mini workshop
- Online learning platform dengan budget terjangkau
Gradual Responsibility Transfer:
- Start dengan delegation small tasks
- Monitor closely tapi kasih space buat decision making
- Create "safe-to-fail" environment buat experiment
- Celebrate learning from mistakes, bukan cuma success
Dari sumber TeamShares penjelasan tentang succession planning UKM yaitu 78% perusahaan kecil yang berhasil menerapkan succession planning menggunakan pendekatan informal dan peer-to-peer learning dibanding program training formal yang mahal.
#2 Untuk Perusahaan Menengah (50-500 Karyawan)
Keunggulan yang Bisa Dimanfaatin:
- Udah ada struktur HR yang lebih organized
- Budget lebih adequate untuk development program
- Bisa bikin career path yang lebih clear dan terstruktur
- Multiple candidates available untuk setiap posisi
Focus Areas:
- Leadership Pipeline Development:
- Clear progression: Staff → Supervisor → Manager → Senior Manager
- Competency framework yang standardized setiap level
- Regular talent review session dengan senior management
- High potential program dengan accelerated development
Structured Mentoring:
- Formal pairing antara senior dengan junior
- Quarterly mentoring session dengan agenda yang clear
- Cross-departmental exposure program
- External coach untuk critical positions
Performance-Based Succession:
- Merit-based promotion system
- Clear KPIs dan expectation setiap level
- Regular performance calibration across departments
- Transparent communication tentang career path
#3 Untuk Perusahaan Besar/Korporat (>500 Karyawan)
Challenge Khusus:
- Bureaucracy yang bikin development process jadi lambat
- Internal competition antar divisi atau region
- Global operation dengan different culture dan regulation
- Complex organizational structure
Best Practices:
Global Leadership Development:
- International assignment untuk high potential
- Cross-cultural competency training
- Global mentoring program via digital platform
- Standardized succession process across regions
Talent Review Board:
- Quarterly meeting khusus bahas succession planning
- Representation dari semua key business units
- Data-driven decision making dengan analytics
- External benchmark dengan industry best practices
Technology Integration:
- HRIS system yang sophisticated untuk talent tracking
- AI-powered analytics untuk predict potential
- Virtual reality training untuk leadership simulation
- Digital learning platform dengan personalized conten
Succession planning adalah investasi jangka panjang yang ROI-nya baru keliatan beberapa tahun kemudian. Tapi dengan semua data yang udah kita bahas - kerugian triliunan rupiah, tingkat kegagalan 60%, dan cuma setengah perusahaan yang punya rencana - jelas ini bukan optional lagi.
Succession planning yang efektif itu bukan tentang replace orang yang keluar, tapi tentang building organizational capability yang resilient dan sustainable . Di era yang penuh uncertainty seperti sekarang, perusahaan dengan succession planning yang solid bakal jauh lebih survive dan thrive .
Kalo kamu tertarik jadi Human Resources profesional.
Yuk kamu bisa banget ikut Bootcamp Human Resources dari HariSenin buat belajar langsung sama mentor berpengalaman dan praktek real projects!