Website

Search

Mending Jadi Full-stack Developer atau Frontend dan Backend Developer?

Mending Jadi Full-stack Developer atau Frontend dan Backend Developer?

Dalam dunia pemrograman, kita sering mendengar tiga jenis peran yang berkaitan dengan web development antara lain Frontend Developer, Backend Developer, dan Full-stack Developer.   

Jika kamu sedang mempertimbangkan untuk berkarier di bidang ini dan masih bingung menjadi Full-stack Developer atau fokus pada satu bidang, seperti Frontend atau Backend Developer untuk menjawabnya, maka artikel ini jawaban untuk kamu!.  

#1. Mengenal Peran Developer  

a. Frontend Developer   

Frontend Developer bertanggung jawab atas tampilan dan interaksi pengguna dalam sebuah aplikasi web. Mereka bekerja dengan HTML, CSS, JavaScript, serta framework seperti React, Vue.js, atau Angular. Fokus utamanya untuk memastikan bahwa desain website responsif, interaktif, dan memiliki pengalaman pengguna (UX) yang baik.   

Baca juga:  Panduan Komprehensif untuk Pengembangan Front-End Website  

Frontend Developer memiliki kelebihan dan kekurangan yang patut kamu pertimbangankan, kelebihannya antara lain cocok untuk yang suka desain karena berhubungan dengan interface, lebih mudah dipelajari bagi pemula dibanding backend, dan banyak lowongan pekerjaan karena demand tinggi. Kekurangannya antara lain harus mengikuti tren desain UI/UX yang selalu berkembang, perlu pemahaman mendalam tentang browser dan performa halaman, dan bisa terbatas dalam pemahaman logika bisnis dan database.  

b. Backend Developer   

Backend Developer menangani bagian server, database, dan logika bisnis dalam sebuah aplikasi. Mereka menggunakan bahasa pemrograman seperti Node.js, Python, PHP, Java, atau Ruby serta database seperti MySQL, PostgreSQL, atau MongoDB.  

Baca juga:  Mengenal Profesi Backend Developer  

Kelebihan menjadi seorang Backend Developer antara lain cocok untuk yang suka logika dan sistem kompleks, lebih stabil karena tidak terlalu terpengaruh oleh tren desain, umumnya gaji lebih tinggi dibanding frontend developer. Kekurangannya antara lain harus memahami konsep server, database, hingga keamanan, memerlukan kemampuan debugging serta problem solving yang kuat, dan kurang dalam aspek visual karena berbeda dengan frontend yang lebih ke tampilan sedangkan backend lebih dibalik interface itu sendiri.  

c. Full-stack Developer   

Full-stack Developer menguasai baik frontend maupun backend. Mereka memiliki pemahaman tentang bagaimana keseluruhan aplikasi bekerja, dari interface pengguna hingga server dan database.  

Kelebihan menjadi seorang Full-stack Developer antara lain, fleksibel dan bisa menangani proyek dari awal hingga akhir, Lebih banyak peluang kerja, terutama di startup atau perusahaan kecil dan bisa beradaptasi dengan berbagai teknologi dan mempercepat pengembangan produk. Kekurangan ialah harus menguasai banyak teknologi sehingga menyebabkan kelelahan atau stress saat belajarnya, lebih generalis sehingga banyak aspek yang dipertimbangkan, dan lebih sulit mendapatkan pekerjaan di perusahaan besar yang mencari spesialisasi tertentu.  

Baca juga:  Panduan Persiapan Karir Menjadi Full Stack Developer  

#2. Faktor yang Harus Dipertimbangkan  

a. Minat dan Passion    

  • Jika kamu lebih suka desain dan pengalaman pengguna, Frontend Developer bisa menjadi pilihan terbaik.
  • Jika kamu lebih suka logika, database, dan arsitektur sistem, pilih Backend Developer.
  • Jika kamu ingin menguasai keseluruhan proses dan lebih fleksibel, Full-stack Developer adalah pilihan yang tepat.  

b. Kesempatan Karier dan Gaji  

Secara umum, Full-stack Developer cenderung lebih diminati oleh startup dan perusahaan kecil karena bisa mengerjakan banyak hal sekaligus. Namun, di perusahaan besar yang memiliki tim khusus, Frontend dan Backend Developer bisa mendapatkan gaji lebih tinggi karena mereka lebih terfokus pada satu bidang. Namun jika kamu memiliki keahlian keduanya, bisa membuka peluang untuk kedua peran tersebut, sehingga tidak terpaku pada satu peran developer.  

Berdasarkan Jobstreet per tanggal 1 Februari 2025, gaji untuk Front End Developer berkisar Rp 7.330.000 hingga Rp 10.330.000. Sedangkan gaji Backend developer di Indonesia berkisar dari Rp 5.250.000 hingga Rp 8.250.000 dan gaji bulanan untuk Full-stack Developer di Indonesia berkisar dari Rp 6.000.000 hingga Rp 9.000.000.  

c. Waktu Belajar dan Kesulitan   

  • Menjadi Frontend Developer lebih cepat karena teknologi yang harus dipelajari lebih sedikit.
  • Menjadi Backend Developer lebih sulit karena perlu memahami konsep kompleks seperti server dan database.
  • Menjadi Full-stack Developer membutuhkan waktu lebih lama karena harus menguasai keduanya.  

#3. Jadi, Mending Jadi Full-stack atau Spesialis?  

Pilihan terbaik tergantung pada tujuan dan preferensi kamu, ini pertimbangan yang bisa kamu jadikan acuran :  

  • Jika ingin cepat masuk ke dunia kerja, pilih salah satu antara Frontend atau Backend.
  • Jika ingin fleksibel dan bisa mengembangkan proyek sendiri, menjadi Full-stack Developer adalah pilihan yang tepat.
  • Jika ingin gaji tinggi dan bekerja di perusahaan besar, spesialisasi dalam Frontend atau Backend bisa lebih menguntungkan.
  • Jika ingin menguasai keduanya untuk peluang yang lebih baik, maka Full-stack menjadi solusi.  

Kesimpulan  

Tidak ada pilihan yang mutlak lebih baik. Jika kamu pemula, lebih baik mulai dari satu bidang (Frontend atau Backend) lalu perlahan belajar keduanya jika ingin menjadi Full-stack. Namun, jika kamu suka tantangan dan ingin memahami ekosistem pengembangan aplikasi secara menyeluruh, maka menjadi Full-stack Developer bisa memberikan lebih banyak peluang dan keuntungan.  

Tertarik jadi Full-stack Developer? Mulai asah skill kamu bersama   harisenin bootcamp Full-stack Developer  kamu akan belajar dari awam sampai paham. Dan akan dibantu juga untuk persiapan karirnya.  

Reza Syaputra

Reza Syaputra