Risers, kamu sadar nggak kalau media sosial sekarang ini lebih banyak konten video pendek untuk melakukan promosi sebuah brand. Nah , biasanya brand melakukan kerja sama dengan para influencer karena mereka bisa bantu menjangkau target market yang sesuai niche .
Namun sebagai seorang KOL Specialist, sebelum memutuskan berkolaborasi dengan, kamu harus memahami tingkatan influencer agar strategi pemasaran tepat sasaran. Nah biar lebih paham, yuk simak artikel berikut!
Apa Itu Influencer?
Influencer adalah orang yang memiliki banyak pengikut ( followers ) di media sosial dan punya pengaruh pada bidang tertentu seperti kecantikan, makanan, fashion dan lainnya. Seorang influencer juga punya kemampuan memengaruhi keputusan seseorang melalui konten yang mereka buat.
Dalam dunia marketing , influencer berperan sebagai jembatan antara brand dan konsumen dengan cara yang lebih personal. Mereka akan membantu membangun kepercayaan konsumen dan memperkenalkan produk sehingga nantinya akan meningkatkan penjualan.
Tapi Influencer sama KOL ini beda ya Risers, kalau KOL punya kemampuan profesional di bidang tertentu, contohnya dokter. Nah , kalau influencer biasanya dikenal karena punya kedekatan sama audiens di dunia digital. Tapi, keduanya sama-sama penting membantu brand dalam menjalankan sebuah kampanye.
Baca Juga: Kenali Perbedaan Influencer, Buzer, Endroser
Jenis Influencer Berdasarkan Konten
Tiap influencer memiliki niche yang berbeda sehingga mereka punya audiens dan strategi komunikasi yang unik untuk para pengikutnya. Berikut beberapa tipe-tipe influencer berdasarkan industri dan konten yang mereka buat.
- Beauty , berfokus pada produk skincare , make up dan tips kecantikan. Selain itu juga memberikan review dan tutorial menggunakan produk.
- Fashion , memberikan rekomendasi tren busana, inspirasi outfit dan gaya berpakaian.
- Lifestyle , biasanya membagikan konten seputar hobi dan kehidupan sehari-hari hingga rekomendasi produk.
- Health , konten yang disajikan biasanya mempromosikan gaya hidup sehat dan olahraga.
- Food , memberikan rekomendasi kuliner, resep dan tempat makan dengan review dari produk tersebut.
- Family , cocok untuk konten seputar kehidupan keluarga, tips pengasuhan anak dan tips rumah tangga.
- Finance , memberi edukasi seputar keuangan seperti investasi, cara mengelola keuangan dan tips menabung.
- Travel , biasanya memberi rekomendasi dan pengalaman tentang berbagai tempat wisata.
- Gaming , memberikan rekomendasi tentang review dan tips bermain game tertentu.
- Tech , kontennya berisi ulasan atau review gadget, aplikasi atau perkembangan yang sedang terjadi di dunia digital.
- Animal , memberi edukasi dalam memelihara hewan tertentu serta memberi rekomendasi produk yang digunakan dalam perawatannya.
Jenis Influencer Berdasarkan Media/Platform
Tiap media/platform punya karakteristik dan gaya komunikasi yang berbeda sehingga sangat penting bagi brand untuk memahami media dari influencer yang mereka gunakan. Berikut beberapa media/platform yang biasa digunakan oleh para influencer .
- Instagram , mungkin kamu sudah nggak asing dengan aplikasi ini. Biasanya para influencer membuat konten berbentuk foto, video dan stories yang berkaitan dengan brand yang bekerja sama dengan mereka. Kamu bisa memantau efektivitas kampanye melalui likes , comment dan engagement .
- TikTok , pada aplikasi ini biasanya para influencer membuat video pendek yang kreatif sesuai dengan jangkauan mereka yang umumnya adalah Gen Z. Dengan konten yang viral, kampanye ini akan dinilai berhasil dalam meningkatkan awareness brand kepada audiens.
- Youtube , konten yang disajikan dalam platform ini berbentuk video dengan durasi panjang seperti vlog, review atau tutorial. Media sangat cocok untuk brand yang memiliki tujuan memperkenalkan produk secara mendalam.
- Twitter/X , di platform ini biasanya para influencer membuat sebuah thread /utas dalam mempromosikan sebuah produk kecantikan atau fashion.
- LinkedIn , karena platform ini digunakan untuk dunia profesional, biasanya influencer yang ada di sini cocok dengan bisnis seputar kelas atau mentoring karir, personal branding dan kepemimpinan.
Baca Juga: Bagaimana Cara Menjadi KOL Specialist
5 Tingkatan Influencer Berdasarkan Jumlah Followers
Salah satu yang menjadikan pertimbangan KOL Specialist untuk menjalin kerja sama adalah melihat dari jumlah followers seorang influencer. Hal tersebut karena semakin banyak pengikut berarti semakin luas juga jangkauan brand untuk menggaet audiens yang lebih banyak dalam waktu singkat.
Berikut adalah 5 tingkatan influencer yang harus kamu ketahui sebagai KOL Specialist sebelum melakukan kerja sama.
#1 Nano Influencer (1K - 10K)
Nano influencer adalah influencer yang memiliki followers 1.000 - 10.000. Meskipun dengan audiens yang terbilang cukup kecil, tetapi mereka memiliki hubungan yang dekat para followers sehingga membentuk tingkat kepercayaan yang tinggi.
Influencer tingkat ini cocok untuk para brand lokal dengan niche tertentu yang menginginkan engagement rate tinggi. Kelebihan lain yang bisa kamu peroleh yaitu biaya kerja sama yang murah dan konten yang dihasilkan akan terasa lebih autentik dan organik. Jadi nano influencer ini cocok untuk brand kamu yang baru launching tapi ingin mencoba strategi influencer marketing dengan anggaran terbatas.
Namun, kamu harus melakukan effort yang lebih besar karena biasanya para nano influencer masih memerlukan arahan karena mereka baru terjun ke dalam dunia marketing . Selain itu juga ada beberapa fitur yang tidak dapat digunakan oleh mereka karena jumlah followers yang belum memenuhi ketentuan platform.
Contoh Nano Influencer
Salah satu contoh nano Influencer di Indonesia adalah @dindskin yang mengulas berbagai produk kecantikan di akun instagramnya.
Contoh Nano Influencer di Instagram. Sumber: Instagram/@dindskin
#2 Micro Influencer (10K -100K)
Micro influencer adalah influencer yang memiliki followers 10.000 - 100.000. Tak jauh berbeda dengan nano influencer , influencer tingkat micro ini juga sering melakukan interaksi dengan para followersnya . Bedanya, mereka memiliki lebih banyak pengalaman dalam bidang pemasaran karena telah beberapa kali berkolaborasi dengan berbagai brand.
Kelebihan bekerja sama dengan micro influencer adalah dapat menjangkau audiens yang lebih luas tapi masih fokus pada target audiens yang spesifik. Dengan pengikut yang lebih banyak juga dapat membangun kepercayaan audiens atas produk yang mereka review .
Meskipun dari segi biaya masih cukup terjangkau, tetapi lebih banyak waktu untuk mencapai kesepakatan karena dengan pengalaman yang dimiliki, mereka akan menawarkan berbagai biaya yang bervariasi.
Contoh Micro Influencer
Salah satu contoh micro Influencer di Indonesia adalah @chacil yang membagikan tips dan review skincare di akun instagramnya.
Contoh Micro Influencer di Instagram. Sumber: Instagram/@chacil
#3 Mid-tier Influencer (100K - 250K)
Mid-tier influencer adalah influencer yang memiliki followers 100.000 - 250.000. Dengan jumlah pengikut yang lebih banyak, influencer tingkat ini memiliki jangkauan audiens yang lebih besar tetapi dengan minat yang beragam.
Jika ingin mengejar jangkauan audiens yang lebih luas, brand kamu bisa berkolaborasi dengan influencer ini. Selain itu juga, biasanya mereka sudah lebih mahir dalam membuat konten sehingga akan lebih mudah dalam meningkatkan performa marketing.
Namun, mereka sering menerima banyak tawaran kolaborasi dari brand lain sehingga kamu harus siap bersaing. Selain itu juga influencer tipe ini memiliki interaksi yang lebih sedikit dengan para followersnya .
Contoh Mid-tier Influencer
Salah satu contoh mid-tier Influencer di Indonesia adalah Maryam Nurul yang membagikan tips fashion dan OOTD di TikTok.
Contoh Mid-tier Influencer di TikTok. Sumber: TikTok/@miriyimnirill
#4 Macro Influencer (250K - 1M)
Macro influencer adalah influencer yang memiliki followers 250.000 - 1.000.000. Biasanya mereka adalah kreator digital atau publik figur yang sudah punya pengaruh secara nasional karena sering tampil di media ataupun bekerja sama dengan brand besar.
Jika menjalin kerja sama dengan mereka, brand kamu akan lebih luas dikenal banyak orang karena pengikutnya dari beragam minat dan demografi yang berbeda. Konten yang disajikan pun akan lebih profesional dan berfokus pada satu niche utama.
Namun, macro influencer ini hanya cocok untuk brand yang sudah mapan karena biaya yang dikeluarkan cukup mahal. Selain itu juga dilihat dari sisi hubungan dengan para pengikut, mereka kurang berinteraksi karena banyaknya respon yang tidak bisa dibalas satu per satu.
Contoh Macro Influencer
Salah satu contoh macro Influencer di Indonesia adalah @suhaysalim yang membuat konten seputar kecantikan seperti skincare , make up dan gaya hidup.
Contoh Macro Influencer di Instagram. Sumber: Instagram/@suhaysalim
#5 Mega Influencer (Lebih dari 1M)
Mega influencer adalah influencer yang memiliki followers lebih dari 1.000.000. Mereka bukan hanya influencer biasa tetapi juga seorang public figure yang sudah dikenal secara nasional maupun internasional.
Jika kamu ingin meningkatkan brand awareness kamu cocok menggunakan influencer tipe ini karena audiens yang mereka miliki berasal dari berbagai lapisan masyarakat, profesi hingga usia. Dengan konten yang berkualitas tinggi yang diberikan, bekerja sama dengan mereka akan sangat mempengaruhi kemajuan brand.
Namun, biaya yang harus dikeluarkan cukup besar dan interaksi dengan para pengikutnya juga kurang. Terkadang banyaknya konten endorse dibandingkan konten organik membuat minat audiens berkurang sehingga akan men- skip video brand kita.
Contoh Mega Influencer
Salah satu contoh mega Influencer di Indonesia adalah @tasyafarasya yang membuat konten seputar kecantikan seperti skincare dan make up di instagramnya.
Contoh Mega Influencer di Instagram. Sumber: Instagram/@tasyafarasya
Cara Memilih Influencer yang Tepat
Nah , dari artikel di atas kira-kira kamu sudah kepikiran belum ya untuk bekerja sama dengan influencer tingkat apa? Eittss… tapi sebelum itu kamu harus tahu cara memilih influencer yang tepat sesuai tujuan brand agar kampanyemu tepat sasaran. Ini tips cara memilih influencer yang tepat untuk brand kamu.
- Tentukan tujuan kampanye , tentukanlah tujuan promosi yang akan kamu lakukan apakah untuk mengenalkan produk atau untuk mengajak audiens membeli langsung.
- Pahami target audiens , karena influencer memiliki niche masing-masing, kamu harus mengecek apakah pengikut mereka sesuai dengan target audiens brand kamu atau tidak.
- Analisis engagement rate , selain melihat dari jumlah followers , kamu juga harus mengecek jumlah l ike, comment dan share rate juga interaksi natural yang dilakukan oleh influencer .
- Perhatikan gaya komunikasi dan platform yang digunakan , kamu harus mengecek apakah influencer yang kamu tuju gaya komunikasinya sesuai dengan citra brand atau tidak. Selain itu juga kamu harus cek platform apa saja yang biasa mereka gunakan.
- Sesuaikan dengan budget , pilihlah influencer sesuai dengan budget yang kamu miliki agar tidak over budget .
Dari artikel di atas kamu sudah paham dong tentang jenis-jenis influencer, tingkatan influencer dan contoh influencer yang ada di Indonesia. Kalau masih penasaran dengan dunia KOL dan influencer kamu bisa langsung ikut Bootcamp Digital Marketing di Harisenin.com . Yuk kepoin, catat tanggalnya dan jangan sampai ketinggalan ya !