Website

Search

14 Strategi Employee Engagement Buat yang Karyawannya Kebanyakan Gen Z

14 Strategi Employee Engagement Buat yang Karyawannya Kebanyakan Gen Z

Kalau kamu  HR profesional di zaman sekarang, kamu pasti mulai notice  kalau mayoritas tenaga kerja baru itu berasal dari generasi Gen Z.  Yup , mereka yang lahir sekitar tahun 1997–2012 ini sekarang sudah mulai mendominasi ruang kerja, dimana gaya kerja mereka juga pasti beda dari generasi Millenial.  

Gen Z dikenal  tech-savvy , penuh idealisme, dan sangat concern soal work-life balance. Jadi, kalau perusahaan masih pakai pendekatan employee engagement yang itu-itu aja, kemungkinan besar gak akan resonate sama mereka.  

Nah, biar kamu bisa lebih connect dan bikin karyawan Gen Z betah kerja, berikut ini adalah 10 strategi employee engagement yang bisa kamu coba.  

Baca juga:  Talent Development: Pengertian, Fungsi Hingga Contoh Implementasinya di Perusahaan Besar  

14 Strategi Employee Engagement yang Cocok Buat Karyawan Gen Z  

Bukan cuma kasih  reward  aja yang bikin Gen Z betah di kerja, sebagai HR yang andal kamu harus bisa kasih mereka ruang buat bertumbuh dan membuat dampak.  

Inilah 14 strategi employee engagement yang bisa perusahaan terapkan (apalagi untuk perusahaan baru):  

1. Mulai Dengan Survei  

Sebagai HR, kamu bisa gunain metode survei (bisa disesuaikan sendiri) untuk mengukur sejauh mana keterlibatan karyawan dan identifikasi area prioritas seperti apresiasi atau peluang pengembangan  

2. Fleksibilitas Waktu dan Lokasi Kerja  

Setelah pandemi, banyak Gen Z udah ngerasain kerja remote atau hybrid, dan ternyata, kebanyakan dari mereka  preder  untuk WFH. Jadi kalau perusahaan bisa kasih opsi kerja fleksibel, baik dari sisi waktu maupun tempat, itu bisa jadi win-win buat perusahaan biar karyawan pada betah dan karyawan juga merasa nyaman.  

Ingat ya,  work-life balance buat Gen Z itu sama kayak  work-life integration,  artinya kerja efektif tapi tetap bisa hidup.  

3. Berikan Otonomi dalam Bekerja  

Beri karyawan kebebasan dalam menentukan metode, waktu, dan tempat kerja, ini terbukti meningkatkan kepuasan hingga 12%, Memberi fleksibilitas kayak gini bakal bikin mmereka merasa dipercaya dan lebih termotivasi.  

4. Nilai dan Visi Perusahaan yang Relevan  

Gen Z cenderung idealis dan peduli banget sama isu-isu sosial dan lingkungan. Kalau perusahaan punya visi yang jelas dan berdampak, mereka akan lebih loyal dan semangat kerja.  

Contohnya:    sustainability, diversity , atau social impact. Mereka pengen kerja di tempat yang punya meaning, bukan cuma profit.  

5. Pentingnya Mental Health Support  

Mental health bukan topik tabu buat Gen Z. Justru mereka sangat terbuka soal itu. Makanya, penting banget buat perusahaan punya support system yang nyata.   

Misalnya lewat employee assistance program, akses ke konselor, mental health day, atau sekadar safe space untuk ngobrol. Gen Z lebih produktif kalau merasa didukung secara emosional dan psikologis.  

6. Pakai Teknologi yang Mendukung Produktivitas  

Gen Z terbiasa dengan kecepatan dan efisiensi. Jadi kalau tools kerja mereka lemot, outdated, atau ribet, mereka bisa frustasi. Pastikan perusahaan pakai teknologi yang up-to-date, mobile-friendly, dan intuitif.  

Tools kayak Notion, Slack, Asana, sampai platform HR yang gampang diakses bisa bantu banget engagement mereka.  

7. Berikan Mentoring yang Tepat  

Mentor bisa bantu mereka buat adaptasi, membangun kepercayaan diri, dan menemukan arah karier yang sesuai minat serta nilai pribadi. Selain itu menurut  AIHR , hal ini juga bisa meningkatkan engagement dan retensi sebesar 57%  

8. Libatkan dalam Pengambilan Keputasan  

Ajak karyawan Gen Z buat berpartisipasi dalam menyusun target atau strategi tim, karena mereka juga ingin suaranya dianggap penting dan berdampak. Ketika opini mereka didengan performa kerja mereka bisa meningkat hingga 5 kali lipat.  

9. Fasilitasi Mobilitas Internal  

Daripada jalur karier linear, Gen Z lebih suka eksplorasi lintas bidang. Berikan kesempatan mereka untuk pindah atau mencoba bekerja di divisi lain, agar mereka tetap berkembang tanpa pindah perusahaan. Ini juga terbukti bisa menaikkan engagement sebesar 30%.  

10. Berikan Apresiasi  

Pengakuan dari rekan, atasan, atau perusahaan bisa membuat karyawan 4 kali lebih  engaged  dan 56% lebih sedikit mencari pekerjaan lain.  Recognition yang kayak gini tuh sangat efektif untuk Gen Z.  

11. Fokus di  Total Well-Being  Karyawan  

Perhatikan kesejahteraan fisik, mental, sosial, karier, dan finansial karyawan, ini akan sanag memengaruhi performa kerja yang lebih positif. Perlu kamu tahu, kalau Gen Z tuh peduli banget sama kesehatan mental dan keseimbangan hidup. Jadi memeberikan penawaran program dukungan psikologis, fleksibilitas kerja, dan kegiatan komunitas yang positif bisa jadi opsi buat kamu (sebagai HR) terapin di kantor.  

12. Lakukan Wawancara  “Stay”  

Daripada nunggu karuawan  resign , tanyakan langsung apa yang membuat mereka bertahan atau merasa kurang nyaman. Ini bisa mencegah  turnover lebih awal. Temui dan tanya sama karyawan, untuk mengetahui apa yang membuat mereka betah atau ingin pergi.   

13. Adain Promosi di Internal  

Gen Z akan lebih loyal jika tahu ada peluang bertumbuh, kasih mereka promosi, apalagi buat karyawan yang udah lama. Hal itu juga bakal ngebangun motivasi buat sesama karyawan. Naikkin gaji karyawan juga bisa jadi opsi yang pas, ini bakal ngebuat mereka bertahan 41% lebih lama.  

14. Gunakan  Career Lattice  

Career lattice  adalah model pengembangan karier di mana karyawan bisa berpindah ke atas (promosi), ke samping (rotasi lintas fungsi), atau bahkan secara diagonal (kombinasi peningkatan tanggung jawab + pindah bidang). Jadi, bukan hanya naik jabatan, tapi juga memperluas skill dan pengalaman karyawan. Menurut  AIHR , 75% Gen Z tertarik konsep ini dan mereka merasa lebih termotivasi.  

Baca juga:  Cerita Naura: Keluar dari Zona Nyaman Untuk Mengejar Mimpi di Bidang HR  

Strategi employee engagement zaman sekarang gak bisa pakai pola lama. Terutama kalau mayoritas tim kamu udah diisi Gen Z. Mereka punya cara pandang kerja yang beda mereka lebih kritis, lebih digital, dan lebih sadar akan value hidup.  

Dengan menerapkan strategi-strategi di atas, kamu bukan cuma bikin mereka betah, tapi juga bantu mereka berkembang jadi versi terbaik dari diri mereka. Dan percaya deh, karyawan yang engaged itu bukan cuma produktif, tapi juga loyal dan bangga kerja di perusahaannya.  

Mulailah dari langkah kecil tapi konsisten. Karena engagement itu bukan event, tapi proses berkelanjutan.  

Kalau kamu memang punya cita-cita jadi HR yang andal, kamu bisa mulai belajar dan terus kembangin skill. Misalnya, dengan gabung ke bootcamp Human Resoucers di  Harisenin.com . Bukan cuma belajar, tapi kamu bakal dimentorin sama profesional HR yang pengalamannya sudah bertahun-tahun.  

Yakin deh, setelah gabung bootcampnya kamu bakal bisa raih karier yang kamu mau!  

Nabiilah __

Nabiilah __