Mungkin Anda ingin tahu apa itu black hat seo? Dalam dunia SEO, strategi ini adalah sebuah teknik atau metode meningkatkan popularitas atau peringkat sebuah website di mesin pencari dengan cara yang salah.
Black hat SEO adalah praktik meningkatkan peringkat situs web atau halaman di mesin pencari dengan melanggar persyaratan layanan mesin pencari.
Strategi ini sebenarnya dilarang keras karena biasanya melanggar aturan. Jika Anda ketahuan melakukan teknik s trategi ini, Anda mendapatkan semacam hukuman dari mesin pencari.
Teknik black hat SEO sering digunakan untuk mengelabui, mengakali, dan mengelabui mesin pencari. Dengan cara ini, blog yang menggunakan black hat seo dapat muncul di halaman pertama mesin pencari.
Perlu diketahui dan perlu ditegaskan bahwa teknik black hat SEO ini memang melanggar peraturan mesin pencari. Jadi jangan berpikir untuk mencobanya.
Apa itu Black Hat SEO?
Dikutip dari Wordstream, penting untuk disadari bahwa situs yang menjalankan strategi yang satu ini dapat dihukum berat oleh mesin pencari. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap orang yang melakukan kegiatan SEO memiliki pengetahuan tentang black hat SEO.
Istilah "black hat" sendiri berasal dari film-film Barat dan sering digunakan untuk membedakan antara antagonis dan protagonis, yang terakhir biasanya mengenakan topi hitam. Disinilah istilah "black hat" dan "white hat" SEO berasal.
SEO Black Hat vs SEO White Hat
Mengapa masih banyak pakar SEO yang menggunakan teknik yang dilarang oleh mesin pencari?
Jawabannya adalah metode black hat lebih mudah dilakukan dan membutuhkan waktu yang lebih sedikit untuk meningkatkan ranking website di search engine dibandingkan metode white hat.
Baca juga : Update Algoritma Google Lengkap & Terbaru
Nah, pendekatan black hat ini memang mencari cara untuk “bermain” dengan algoritma mesin pencari agar bisa tinggi, bukan dengan menghadirkan konten premium atau berkualitas.
6 Teknik Black Hat SEO Paling Populer
1. Keyword Stuffing
Mengisi halaman dengan banyak kata kunci untuk meningkatkan peringkat Anda di mesin pencari disebut isian kata kunci.
Memasukkan kata kunci di tempat yang tidak Anda butuhkan yang tidak menambah nilai/tujuan konten dapat membuat konten terlihat tidak memenuhi syarat dan membingungkan pembaca.
Google sendiri menjelaskan bahwa keyword stuffing adalah aktivitas mengulang kata kunci yang sama secara berlebihan sehingga membuat halaman terlihat tidak wajar dan mengganggu pembaca.
2. Tautan Balik Berbayar / Beli Tautan Balik
Mesin pencari seperti Google sangat menentang penjualan dan pembelian backlink. Google menyatakan bahwa tautan apa pun yang bertujuan untuk memanipulasi peringkat situs di Google dapat diklasifikasikan sebagai pelanggaran!
Website yang menawarkan barang atau jasa berupa backlink termasuk dalam kategori ini. Baik pembeli dan penjual backlink akan dikenakan sanksi oleh Google jika mereka kedapatan terlibat dalam aktivitas ini.
Jika Anda baru mengetahui hal ini dan telah melakukannya, Anda dapat menghapus backlink yang Anda berikan, atau Anda dapat menghubungi pihak terkait.
Jika tidak, Anda juga dapat menggunakan alat disavow link tools dari Google. Dengan menggunakan alat disavow link tools ini, Anda memberitahu Google untuk mengabaikan tautan ini saat menghitung peringkat situs Anda.
3. Spam di kolom komentar
Seperti namanya, cara ini adalah dengan meletakkan link website Anda di kolom komentar, biasanya tersedia di blog orang lain.
Google memperbarui algoritmanya di pembaruan Google Penguin, dan Google berhenti memperhatikan tautan di kolom komentar. Meski begitu, cara ini masih banyak digunakan oleh para pelaku SEO khususnya di Indonesia.
4. Link Farming
Link farm adalah situs web atau kumpulan situs web yang dibuat untuk membangun tautan balik. Setiap website yang dibuat akan memberikan backlink ke website utama yang diinginkan. Hal ini dilakukan karena mesin pencari menghargai situs web yang mendapatkan backlink, dan semakin tinggi kualitas backlink yang diperoleh, semakin tinggi peringkat situs tersebut.
Situs yang melakukan link farming seringkali memiliki konten yang berkualitas rendah dan memiliki banyak link keluar dari situs tersebut. Tetapi mesin pencari seperti Google semakin pintar menemukan situs semacam itu. Cara ini juga harus dihindari karena berisiko tinggi.