Website

Search

4 Komponen Dalam Scrum Framework

  • Share this:
4 Komponen Dalam Scrum Framework

Scrum Framework adalah salah satu kerangka kerja yang paling sering diterapkan dengan menggunakan berbagai macam proses dan teknik pendekatan.

Scrum Framework merupakan kerangka kerja yang digunakan oleh tim dalam memecahkan masalah kompleks dalam mengerjakan suatu proyek untuk menghasilkan solusi yang produktif dan inovatif dengan kualitas sebaik mungkin.

Scrum adalah kerangka kerja di mana orang dapat mengatasi masalah adaptif yang kompleks, sementara secara produktif dan kreatif memberikan produk dengan nilai setinggi mungkin.

Scrum adalah kerangka kerja ringan yang membantu orang, tim, dan organisasi menghasilkan nilai melalui solusi adaptif untuk masalah kompleks. Co-creator Scrum Ken Schwaber dan Jeff Sutherland telah menulis The Scrum Guide untuk menjelaskan Scrum dengan jelas dan ringkas. Panduan ini berisi definisi Scrum. Definisi ini terdiri dari akuntabilitas, event, artefak, dan aturan Scrum yang mengikat mereka bersama.

Dimana Scrum Framework berfokus pada kegiatan mengelola proyek, pengembangan perangkat lunak, serta perbaikan atau peningkatan yang sifatnya berkelanjutan.

Scrum Framework ini hadir untuk membantu membangun prinsip-prinsip Agile dalam aktivitas keseharian saat kamu bekerja.

Karakteristik Scrum Framework

Source By : Unsplash

Scrum Framework terkenal dengan karakteristik nya yang ringan dan sederhana untuk dipahami tetapi sulit untuk dikuasai.

Scrum Framework ini bersifat heuristik yang artinya dalam proses penerapannya mengakui adanya fakta bahwa tim sebenarnya tidak mengetahui segalanya di awal pengerjaan proyek dan belajar yang dilakukan secara  terus menerus seiring berjalannya pengerjaan proyek.

Scrum itu sederhana. Ini adalah kebalikan dari kumpulan besar komponen wajib yang terjalin. Scrum bukanlah sebuah metodologi. Scrum menerapkan metode ilmiah empirisme. 

Scrum menggantikan pendekatan algoritmik terprogram dengan pendekatan heuristik, dengan menghormati orang dan pengaturan diri untuk menghadapi ketidakpastian dan memecahkan masalah yang kompleks. 

Dimana selama berjalan tim akan terus memperbaharui prioritas mereka sesuai dengan kebutuhan pengguna dan terus menyesuaikan dengan kondisi yang tidak menentu.

Dalam proses penerapan dan pelaksanaannya scrum framework ini cenderung lebih fleksibel karena dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

Komponen Dalam Scrum Framework

Scrum Framework memiliki komponen yang didalamnya mempunyai perannya masing-masing. Berikut dilansir dari toolsga empat komponen tersebut yaitu:

Baca Juga : Kenali Dasar Pemasaran melalui Strategi 4P Marketing

1. Scrum Artifacts

Scrum Artifacts adalah sistem yang dibuat oleh tim untuk memecahkan masalah dengan terbuka satu sama lain.

Gagasan utama dari scrum artifact ini menjelaskan bahwa setiap anggota tim harus berada di titik pemahaman yang sama untuk memastikan proyek berjalan lancar dengan melakukan inspeksi dan adaptasi.

Terdapat tiga bagian utama dalam scrum artifacts, yaitu:

  1. Product Backlog adalah semua informasi kebutuhan pelanggan seperti daftar dinamis fitur, persyaratan, peningkatan, dll yang dibutuhkan untuk memahami kebutuhan klien.
  2. Sprint Backlog adalah semua informasi mengenai daftar cerita pengguna akhir, item pekerjaan, perbaikan bug, dll yang diselesaikan lalu dipilih oleh tim untuk diimplementasikan serta dieksekusi dalam siklus sprint saat ini.
  3. Sprint Goaladalah bentuk produk akhir dari hasil penyelesaian sprint yang sudah dapat digunakan.

2. Scrum Roles

Setiap Scrum Team terdiri dari tiga peran utama yang saling melengkapi dengan tanggung jawab yang sudah ditentukan untuk menyelesaikan sebuah proyek.

Dimana keberhasilan proyek ini bergantung pada tingkat kedekatan, kinerja, dan kolaborasi antara ketiga perang tersebut yang juga memberikan pengaruh terhadap setiap struktur dalam perusahaan. 

Adapun tiga peran utama dalam scrum tersebut yakni:

  1. Product Owner (PO) memiliki peran sentral dalam scrum framework. PO mewakili stakeholder dalam pengujian tangkas yang menciptakan cerita dan fitur dari persyaratan yang disediakan oleh stakeholder. Dimana PO ini akan selalu ada dalam tim scrum.
  2. Scrum Team adalah kelompok yang terdiri dari developer, penguji, dll yang bekerjasama untuk membuat dan mengirimkan produk sesuai permintaan.
  3. Scrum Master (SM) memiliki peran sebagai fasilitator dan melindungi scrum team dari gangguan internal dan eksternal yang dapat menghambat kemampuan tim untuk membuat dan mengirim produk.

3. Scrum Rules

Scrum menggunakan pendekatan inkremental (berkembang sedikit demi sedikit secara teratur) dan iteratif (berulang) sehingga prediktabilitas dapat dioptimalkan dan risiko dapat dikendalikan.

Adapun tiga pilar yang harus dijunjung tinggi dalam setiap proses scrum adalah transparency, inspection, dan adaptasi.

4. Scrum Event

Scrum event merupakan acara yang ditentukan untuk menciptakan keteraturan dan meminimalkan kebutuhan akan rapat yang tidak ditentukan dalam scrum. Sehingga dalam scrum event semua memiliki batas waktu

Sampai disini materi mengenai scrum framework sangat menarik bukan?, dan sebenarnya masih banyak lagi hal-hal menarik seputar dunia Product Management yang bisa kamu dalami.

Tertarik untuk mengenal lebih dalam dan terjun di dunia PM? 
Harisenin memiliki program bootcamp khusus Product Management yang bisa kamu cek disini. Program bootcamp yang terjangkau dibanding bootcamp lain, serta tidak hanya itu tetapi masih banyak lagi manfaat yang kamu bisa dapatkan saat mengikuti bootcamp di harisenin. 

Tags: