Hai, Risers! Apa kabar? Dalam hidup yang serba berkompetisi seperti saat ini, pasti ada saja moment di mana kita terdiam dan merenung; memikirkan apapun yang memenuhi kepala kita. Ada kalanya juga kita hanya ingin ditenangkan dan mendapat ucapan you’re gonna be okay . Pasti Risers juga pernah deh bertanya-tanya apa jalan yang sudah kita lalui sampai saat ini sudah benar?
Ternyata gak hanya dari orang lain, kita juga bisa loh dapat jawaban-jawaban itu dari buku. Mulai dari tentang produktivitas, overthinking, quarter-life-crisis, atau sekadar menjawab kegundahan hati dan mencari ketenangan – sampai saat ini ada banyak buku pengembangan diri yang bisa Risers baca di kala ingin berefleksi.
Simak ya 14 rekomendasi buku pengembangan diri berikut ini untuk kamu yang ingin menata hidup!
Rekomendasi Buku Pengembangan Diri untuk Merencanakan Hidup, Tujuan, dan Karir
- From Dream to Habits (Hasanudin Abdurakhman)
Sumber: goodreads.com
From Dream to Habits adalah buku yang cukup ringan untuk dibaca oleh siapapun yang ingin menjalankan mimpi serta menempuh hidup dan karir yang lebih baik. Dimulai dari apa itu mimpi, visi, plan, execution and control, hingga bagaimana membiasakannya menjadi habits. Sembari membaca buku ini, kamu bisa sambil menuliskan tujuan hidupmu serta step by step cara mencapainya.
Buku setebal 210 halaman ini ditulis oleh seseorang dari keluarga yang kurang mampu yang berhasil mendapat beasiswa ke Jepang dan bekerja di sana. Penulis ingin menunjukkan bahwa semua mimpi bisa menjadi nyata, tak peduli seberapa jauh mimpi itu. Perjalanan mimpi-mimpi itu memiliki terms and condition yang dibahas satu per satu dalam buku ini.
- Almost Adulting (Nadhira Afifa)
Sumber: goodreads.com
Ditulis oleh orang Indonesia yang berhasil lulus dari Harvard University, topik quarter-life crisis menjadi bahasan utama dalam buku Almost Adulting. Buku ini bisa menjadi referensi untuk kamu yang sedang ada pada fase kebingungan dan belum tahu mau apa dan kemana.
Banyak pula pengalaman hidup penulis dan tokoh-tokoh hebat lain yang mengajarkan cara membangun ketenangan hidup dan menemukan tujuan. Kita dituntun untuk membuat goals –dari ultimate goals hingga low-level goals karena “when you work with purpose, everything you do feels satisfying”.
- You Do You (Fellexandro Ruby)
Sumber: goodreads.com
Buku yang menjadi mega best seller tahun 2021 lalu ini memiliki inti bahasan discovering life through experiments & self-awareness. You Do You sangat cocok dibaca oleh orang-orang usia 20-an yang mau mengenal diri sendiri dan merencanakan hidup.
Ditulis dengan apik dan didukung oleh berbagai ilustrasi, ada banyak hal penting yang bisa kita catat dari buku ini, seperti menerapkan growth mindset, mengetahui ikigai kita, dan bagaimana kita menilai value diri sendiri. Buku ini juga mengajarkan bagaimana caranya memanfaatkan energi yang kita punya untuk mengembangkan skill, network, dan personal branding. “We learn who we are in practice, not in theory”.
- The Little Handbook For Big Career (Riffa Sancati)
Sumber: openlibrary.telkomuniversity.ac.id
Buku berisi 200-an halaman ini lahir dari banyaknya pertanyaan anak muda zaman sekarang, “Apa sih rahasia sukses? Kok bisa ya orang-orang cepat dapat promosi di tempat kerjanya?”. Dan ternyata jawabannya cukup sederhana yakni dari hal-hal kecil tetapi mempunyai kekuatan besar.
Tidak hanya tentang rencana karir, buku ini juga turut menguraikan bagaimana seharusnya skill-skill yang dimiliki oleh orang yang ingin berkarir, hingga membahas tentang toxic environment dan the right time to leave your job .
Baca Juga: 10 Tips Cara Belajar Yang Efektif dan Efisien, Selalu Buat Perencanaan!
Rekomendasi Buku Pengembangan Diri untuk Produktivitas
- Jangan Membuat Masalah Kecil Jadi Masalah Besar (Richard Carlson)
Sumber: goodreads.com
Kadang ada hari di mana rasanya ingin menunda, bosan, atau tidak tenang saat melakukan sesuatu. Jangan Membuat Masalah Kecil Jadi Masalah Besar membahas banyak persoalan berbeda pada setiap bab-nya dengan tema spesifik soal produktivitas; membentuk perspektif baru untuk kita yang sering memikirkan banyak masalah.
Buku setebal 230 halaman ini mengajarkan kita supaya tetap produktif dengan tenang, tidak mendramatisir beban alias jadi si paling kerja keras, merilekskan pikiran, dan belajar untuk menurunkan ekspektasi dan ego; bahwa di dunia ini banyak hal yang tidak sempurna and actually that’s normal .
- The Little Book of Sloth Philosophy (Jennifer McCartney)
Sumber: goodreads.com
Pasti kita pernah deh merasa tidak produktif atau bersalah saat suatu hari kita tidak melakukan apapun. Nah ternyata, menurut buku The Little Book of Sloth Philosophy, itu bukan termasuk malas, loh. Buku ini membuat kita belajar dari seekor kungkang yang hidupnya lambat tapi ternyata aktif pada hal-hal tertentu. Buku ini juga mengajarkan pentingnya menikmati apa yang penting dalam hidup dan bagaimana menenangkan emosi supaya merasakan kedamaian.
Metode slow–pedoman buat kita yang suka diburu-buru akan suatu hal–sepertinya penting deh untuk mengingatkan kita soal menata kehidupan yang lebih efektif. Karena merasa produktif setiap saat bukan berarti bagus dan menikmati hidup bukan berarti malas.
Rekomendasi Buku Pengembangan Diri untuk Self-Healing
- The Comfort Book (Matt Haig)
Sumber: goodreads.com
Berisi essay-essay singkat yang berbeda setiap bab-nya, The Comfort Book menyajikan bacaan ringan yang memang tujuannya adalah memberikan ketenangan bagi yang membaca. Sesuai judulnya, buku ini berisi tulisan-tulisan yang nyaman dengan topik bahasan seputar penerimaan diri dan menjadi diri sendiri.
Kadang kita perlu baca hal-hal yang ingin kita dengar saja di dalam dunia yang sibuk membuat kita menjadi orang lain ini. To be is to let go; self-forgiveness makes the world better. You don’t become a good person by believing you are a bad one. Kira-kira begitu contoh salah satu isi bab buku ini.
- Hidup Gini-gini Aja, Nggak Apa-apa (Vema Novitasari)
Sumber: goodreads.com
Buku ini sangat mudah dinikmati, apalagi oleh kita yang sedang suntuk karena berisi ilustrasi yang lucu dan menarik. Kisah-kisahnya sendiri berdasarkan pengalaman penulis tentang hidup yang beragam; yang kadang di atas, kadang di bawah, dan kadang juga di atas puncak komedi.
Mulai dari cinta hingga terjatuh dalam kemiskinan, buku Hidup Gini-gini Aja, Nggak Apa-apa dikemas dengan gambar-gambar yang merefleksikan hidup dari masa kecil sampai dewasa. Rasanya cukup memvalidasi perasaan dan relate dengan kita yang sedang pada fase hidup kok gini-gini aja ya, kapan berubahnya? .
- Why Has Nobody Told Me This Before (Dr Julie Smith)
Sumber: goodreads.com
Buku satu ini memiliki topik mental health dengan spesifik membahas emosi-emosi yang sering dihadapi oleh manusia. Mulai dari kesedihan, motivasi, duka, keraguan diri, ketakutan atau anxiety, stress, dan makna hidup. Why Has Nobody Told Me This Before ditulis dengan praktikal dan santai, cocok untuk mengurai perasaan yang sedang kamu alami. Kamu bisa baca pada bagian yang sedang dirasakan saja.
Buku ini juga dilengkapi dengan toolkit berisi pertanyaan-pertanyaan yang bisa kamu isi atau step-by-step yang bisa kamu ikuti saat sedang merasakan suatu emosi dan memberikan solusi supaya kamu merasa lebih baik. Ada banyak bab yang relate dengan kondisi keseharian kita, misalnya how to turn bad days into better days; how do you make yourself do something when you don’t feel like it; being enough; hingga how to calm anxiety right now.
- Istirahat, Besok Dipikir Lagi (Nada Sasmaya)
Sumber: JendelaBook
Buat kamu yang menganut hustle culture dan merasa perlu produktif setiap hari sepertinya perlu baca buku ini. Istirahat, Besok Dipikir Lagi memvalidasi perasaanmu yang sebenarnya lelah dan ingin istirahat, cuma kadang tidak sadar. Karena siapapun yang ingin produktif, tetap perlu belajar caranya beristirahat dengan benar.
Dalam buku ini ada beberapa bagian yang cukup relate dengan para pengejar karir, misalnya bagaimana kita perlu menyadari bahwa “membuang-buang waktu” juga termasuk produktif hingga pentingnya istirahat mental supaya emosi lebih stabil.
- Memberi Ruang (Kurniawan Gunadi)
Sumber: goodreads.com
“ Tak ada yang mengejar-ngejarmu, kecuali kekhawatiran dan ketakutanmu sendiri ”. Kira-kira itu yang ingin disampaikan dari buku ini. Berisi kisah-kisah yang cukup mengingatkan kita si yang sering overthinking . Dalam hidup yang serba cepat, banyak tantangan dan pilihan yang bisa diambil, kita tetap perlu memberi ruang kepada diri sendiri.
Buku setebal 150 halaman ini juga mengajarkan kita bahwa semakin kita tua maka akan banyak masalah dan beban. Namun itu semua akan terbantu jika kita memberi ruang untuk mengenali diri sendiri dan membiarkannya berproses.
Baca Juga: 8 Buku Mental Health Terbaik Tahun 2022
Rekomendasi Buku Pengembangan Diri untuk Komunikasi, Waktu, dan Finansial
- Make It Happen, Now (Prita Hapsari Ghozie)
Sumber: goodreads.com
Tidak melulu tentang produktivitas, menata hidup pun juga termasuk dengan mengelola keuangan. Ditulis oleh seorang CEO dari sebuah konsultan keuangan, buku ini mengajarkan pengelolaan keuangan yang baik dan benar, mulai dari menata keuangan pribadi, kelola keuangan secara digital, dan bagaimana caranya agar seimbang antara gaya hidup dan penghasilan.
Karena ternyata pengeluaran terbesar kita kadang untuk mendukung gaya hidup daripada kebutuhan harian, lho! Untuk kamu yang masih punya mindset YOLO; uang bisa dicari, nikmatin hidup kapan lagi? cocok nih baca buku ini. Tidak hanya tentang perencanaan keuangan, buku ini juga menceritakan kisah penulis, tentang kebahagiaan, menetapkan mindset, dan menyarankan kita mengaplikasikan 10 second rule saat membeli barang.
- Seni Berhubungan dengan Orang Lain (Richard Templar)
Sumber: openlibrary.telkomuniversity.ac.id
Dari ribuan orang yang mungkin kita kenal, pastinya ada saja orang-orang yang bertolak belakang dengan kita. Apalagi buat kita yang setiap harinya berinteraksi dengan orang lain, kadang ada saja moment di mana emosi kita terpancing dan hampir-hampir membuat keributan.
Seperti judulnya, buku ini berisi rules bagaimana cara memahami orang lain–sekalipun yang paling susah dipahami–agar mengenal, membuat orang lain berpihak pada kita dan mendengar kita, memulai hubungan yang sehat, hingga mampu menolong orang lain.
- Make Time
Sumber: goodreads.com
Make Time: Cara Fokus Pada Hal-Hal Penting Setiap Hari bercerita tentang cara membuat boundaries waktu dan mengurutkan hal-hal penting untuk fokus mengerjakannya. Buat kita yang sering menunda dan merasa tidak sempat melakukan banyak hal, buku ini memperlihatkan bahwa sebenarnya kita bukannya tidak bisa tetapi hanya tidak memprioritaskannya saja.
Buku setebal 200-an halaman ini ditulis oleh 2 orang realistis yang memiliki masalah: 24 jam waktu sehari rasanya tidak cukup untuk menata banyak hal. Mereka banyak mencoba trial and errors atas teknik apa saja yang efektif untuk menata jadwal. Semua tips-tips itu akhirnya mereka tuangkan dalam buku ini. Salah satu kesimpulan mereka adalah bagaimana “mencapai hal paling penting yang ingin kita lakukan” dan “fokus pada 1 hal di antara kesibukan yang lain”.
Baca Juga: 7 Tips Manajemen Waktu Ala Orang Jepang, Selalu Fokus Dengan Satu Hal!
Itu lah 14 rekomendasi buku pengembangan diri yang bisa dibaca untuk menata hidupmu; mulai dari yang ingin mengatur produktivitas, merencanakan tujuan dan karir, menenangkan diri melalui self-healing, hingga mengatur waktu, keuangan, dan hubungan. Kalau Risers ingin baca buku yang mana? Simak terus ya informasi menarik lainnya dari Harisenin !