Hai, Risers. Pasti kalian sudah tidak asing kan dengar kata Brand Value dan Brand Equity, meski terdengar mirip tapi itu sangat berbeda loh, Risers. Kira - kira apa perbedaan dianatara keduanya ya, Risers?
Yuk simak pembahasan nya di bawah ini!
Apa Itu Brand Value?
Saat kamu ingin memesan junk-food ke sebuah franchise, ketika di perjalanan pasti kamu akan menemukan banyak sekali franchise yang ada. Mulai dari McDonald's, Burger King, KFC, CFC, atau franchise lainnya. Coba bayangkan jika semua franchise tersebut tidak memiliki nama atau ciri khas masing-masing, konsumen pasti sangat kebingungan untuk membedakannya. Maka dari itu diperlukan sebuah brand atau merek untuk dipakai sebagai identitas perusahaan. Sementara untuk membuat sebuah brand menjadi terkenal atau membesarkan nama brand dilakukan berbagai kegiatan yang disebut branding.
Brand sendiri merupakan aset tak terlihat (intangible assets), merek yang kuat akan meningkatkan permintaan berkali-kali lipat dan memastikan pembelian kembali oleh konsumen di masa depan. Itu sebabnya brand memiliki nilai atau brand value, menurut Casey Schmidt yang dikutip dalam artikel Conto.com adalah sebagai berikut:
Brand Value adalah nilai merek secara finansial. Ini dihitung melalui pasar dan menjawab pertanyaan: berapa biaya untuk membeli sebuah merek? Jawabannya tergantung pada berbagai faktor yang dapat dikontrol dan berubah secara berkala.
Sebagaimana dinyatakan di atas, sebagian menjawab pertanyaan tentang berapa biaya untuk membeli merek. Nilai suatu merek juga dipengaruhi secara langsung oleh seberapa besar nilai pesaingnya.
Apa Itu Brand Equity?
Nah, saat kita sudah tahu bahwa untuk membeli sebuah merek memerlukan Brand Value untuk menghitungnya, sekarang kita akan melihat bahwa sebuah merek bisa memiliki nilai lebih unggul dari kompetitornya. Contoh sederhananya adalah ketika kamu ingin membeli plester luka, apa yang kamu sampaikan kepada apoteker?
"Mas, ada Hansaplast?"
Padahal kita tahu bahwa ada banyak merek plester luka, namun plester luka pertama yang kamu cari adalah merek Hansaplast. Nilai yang dibangun oleh merek Hansaplast ini disebut Brand Equity atau Merek Ekuitas. Pengertian Brand Equity yang dikutip dari marketingevolution.com adalah sebagai berikut:
Brand Equity atau ekuitas merek adalah tingkat pengaruh nama merek di benak konsumen, dan nilai dari sebuah merek yang dapat diidentifikasi dan dipikirkan dengan baik.
Tidak hanya mendapatkan keuntungan yang singkat, brand equity bisa menjaring pelanggan setia hingga mendatangkan pelanggan baru. Ini karena brand equity berasal dari kepuasan konsumen atas brand tersebut sehingga mampu bertahan di masyarakat dan mengalahkan kompetitor.
Perbedaan Utama antara Brand Value dan Brand Equity
Cara mudah untuk membedakan brand value dan brand equity adalah kita harus mengingat bahwa brand value memiliki nilai yang terverifikasi dan terukur, sementara brand equity lebih abstrak karena dipengaruhi oleh persepsi konsumen terhadap suatu produk.
Untuk membuatmu lebih paham perbedaan antara brand value dan brand equity, di bawah ini beberapa perbedaan dari keduanya, sebagai berikut:
Brand Value | Brand Equity |
Brand value dilihat berdasarkan Analisa keuangan dan pemasaran. | Brand equity dari sebuah produk/brand dilihat dari kepuasan dan kepercayaan konsumen. |
Tidak berlaku untuk brand value. | Produk dengan brand equity bisa sangat diminati konsumen karena diproduksi oleh brand kesukaan mereka. |
Brand value adalah nilai bersih dari sebuah produk. | Brand equity adalah sebuah persepsi dan kemauan konsumen atas sebuah merek/brand. |
Brand value dilihat berdasarkan kejelasan, keaslian, diferensiasi, komitmen, konsistensi, kinerja merek dan lainnya. | Brand equity berasal dari recall value. |
Brand value mewakili total nilai penjualan dari merek tersebut di pasar. | Brand equity menunjukkan tingkat keberhasilan atau kekuatan brand. |
Sampai sini, apakah kamu sudah paham?
Setelah kamu memiliki pemahaman yang baik tentang perbedaan antara kedua istilah tersebut, sekarang mari kita lihat cara membangun brand value dan brand equity.
Cara Membangun Brand Value
Setiap tahun, Interbrand yang merupakan salah satu lembaga konsultasi pionir dalam brand valuation membuat peringkat merek teratas dunia. Berikut cara yang bisa kamu lakukan untuk membangun brand value:
1. Ciptakan Customer Journey
Tempatkan dirimu sebagai pelanggan dan perhatikan platform yang digunakan. Apakah situs web cepat dan mudah diakses? Apakah itu memiliki desain yang responsif untuk seluler? Periksa situs websitemu secara teratur di berbagai layar untuk memastikannya ramah pengguna.
2. Ketahui Target Audience
Brand terkenal Apple telah berulang kali menunjukkan bahwa mereka memahami audiensnya. Desain produknya yang unique dan mudah digunakan, dan kita sering melihat selebriti menggunakan produk Apple. Memahami karakteristik pelangganmu dan menarik kebutuhan mereka adalah landasan membangun merek yang kuat.
3. Tampil Beda
Produkmu mungkin tidak bisa menyelamatkan dunia dari global warming, tetapi kamu masih bisa menciptakan produk yang berbeda dari yang lainnya. Jadikan produkmu yang paling unik sehingga bisa dibedakan dari kompetitor. Selama kamu tetap berpegang pada nilai-nilai inti perusahaan, produkmu tidak akan salah dengan menjadi berbeda!
Faktor-faktor di atas cenderung secara tidak langsung meningkatkan brand value dalam jangka panjang. Sekarang mari beralih ke membangun brand equity.
Cara Membangun Brand Equity
Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa brand equity didasarkan pada gagasan bahwa merek yang bereputasi baik lebih sukses daripada produk tanpa merek. Ini didasarkan pada persepsi pelanggan yang akan cenderung membeli produk yang mereka kenali dan percayai. Kepercayaan konsumen akan meningkatkan brand equity. Berikut adalah langkah untuk membangun brand equity:
1. Bangun Brand Awareness
Kamu harus memastikan identitas produkmu dikenali oleh pelanggan ketika mereka mencari barang atau jasa. Kamu juga harus tahu persepsi pelanggan terhadap produk. Ada beberapa cara yang dapat kamu lakukan:
- Menggunakan logo atau gambar yang sama untuk memastikan brandingmu konsisten.
- Memberikan customer services yang baik.
- Kisah yang berkesan di balik merek.
- Promosi di media sosial dan bagikan informasi produk melalui blog, tweet, grup Facebook, atau Instagram.
Dari mulut ke mulut, pengalaman pelanggan yang positif, dan pemasaran yang ditargetkan, semuanya membantu kamu mengembangkan brand awareness yang lebih besar.
2. Tumbuhkan Penilaian Pelanggan yang Positif
Ketika pelanggan memiliki penilaian baik terhadap produkmu, mereka cenderung menjadi pelanggan setia dan menyebarkan informasi produk. Penilaian dibuat tentang kredibilitas merek, kualitas, relevansi dengan kebutuhan, dan keunggulan produk dibanding kompetitor. Penting untuk menjaga integritas produkmu.
3. Bangun Komunitas Brand
Bangun ikatan loyalitas yang kuat dengan pelangganmu. Mereka akan merasa menjadi bagian dari komunitas dengan sesama konsumen dan bertindak sebagai duta dari brand dengan terlibat dalam obrolan media sosial di Twitter, Facebook, Instagram, dan bahkan acara. Koneksi ini akan mempertahankan brand equity yang sudah kamu bangun.
Kesimpulan
Singkatnya, brand value adalah hasil akhir dari brand equity karena brand equity adalah sesuatu yang dapat membantu meningkatkan nilai suatu merek di pasar. Perbedaan antara brand value dan brand equity adalah brand value dipengaruhi oleh faktor pasar yang menentukan nilai merek sementara brand equity adalah merek yang ditentukan oleh pelanggan dan bagaimana mereka memandang merekmu.
Semoga artikel ini memberi kamu pemahaman tentang ide dasar tentang brand value dan brand equity.
Dengan pemahaman yang lebih dalam mengenai brand value dan brand equity, kamu bisa lebih sadar tentang strategi branding yang dapat berkolaborasi dan membangun brand equity dan brand value dari waktu ke waktu.
Jika kamu menginginkan informasi lebih lanjut tentang ini, kamu bisa langsung mengikuti kelas Digital Marketing di Harisenin Millennial School untuk mendapatkan informasi penting seputar brand dan bisnis.
Baca Artikel Lainnya Disini.