STP itu singkatan dari Segmentation, Targeting, dan Positioning strategi dasar yang bikin marketing gak asal tembak. Jadi gini nih:
- Segmentation : ngebagi audiens jadi beberapa kelompok biar kamu tahu siapa yang paling relate sama produkmu.
 - Targeting : milih kelompok mana yang paling cocok buat jadi fokus utama.
 - Positioning : nentuin gimana kamu mau dilihat sama audiens — biar brand kamu punya kesan yang kuat dan beda dari yang lain.
 
Ibaratnya kayak lagi cari bengkel buat kendaraan kamu segmentation itu nentuin dulu jenis kendaraannya, misalnya mobil, motor, atau truk. Lanjut ke targeting , kamu nyari bengkel yang lebih spesifik, misalnya buat SUV atau sedan Eropa. Nah, positioning muncul dari gabungan keduanya, ditambah kebutuhanmu: mau servis kaki-kaki, upgrade mesin, atau perbaikan bodi.

Segmentation + Targeting = Positioning perlu kamu pikirkan matang-matang sebelum launching sebuah bisnis. Terus gimana cara mengimplementasikannya?
Bagaimana Tahapan STP?
Kalau mau strategi marketing kamu gak asal jalan, kamu harus kenal dulu sama konsep STP . Nah, ini dia tiga tahap pentingnya!
1. Segmentation — Mulai dari Kenal Siapa Audiensmu 
Sebelum promosi ke mana-mana, kamu perlu tahu dulu siapa aja yang mungkin tertarik sama produkmu. Di tahap ini, kamu ngebagi pasar berdasarkan hal kayak usia, lokasi, gaya hidup, atau minat biar lebih spesifik. Umumnya, segmentasi ini bakal dibagi ke berbagai kriteria, yaitu: 
- Geografis → Ngebagi audiens berdasarkan lokasi mereka, misalnya negara, kota, atau bahkan iklim tempat tinggalnya.
 - Demografis → Berdasarkan hal-hal kayak usia, gender, pekerjaan, pendapatan, atau status sosial.
 - Behavioral (Perilaku) → Fokus ke kebiasaan belanja, cara mereka pakai produk, sampai seberapa loyal mereka ke brand tertentu.
 - Psikografis → Berdasarkan gaya hidup, nilai-nilai, minat, atau kepribadian audiens.
 
Dengan ngebagi audiens jadi beberapa kelompok kecil, kamu bisa tahu siapa yang paling relate sama produkmu dan apa yang mereka butuhin. Dari situ, strategi marketingmu jadi lebih gampang disusun mulai dari gaya komunikasi, visual, sampai penawaran yang paling cocok buat tiap segmen.
2. Targeting - Fokus ke yang Paling Cocok 
Udah dapet pembagian segmen? Sekarang waktunya milih mana yang paling potensial buat kamu sasar. Gak perlu kejar semua orang — cukup fokus ke kelompok yang paling cocok sama brand dan tujuanmu. 
Pas milih segmen yang mau kamu sasar, ada beberapa hal penting yang perlu dicek:
- Ukuran segmen : pastiin audiensnya cukup besar dan punya potensi buat ngasih keuntungan.
 - Aksesibilitas : segmennya harus mudah dijangkau buat pemasaran dan penjualan.
 - Keuntungan (ROI) : liat apakah segmen itu bisa ngasih hasil yang sebanding sama effort dan budget.
 - Benefit yang dirasakan audiens : tiap segmen bisa ngerasain manfaat produkmu dengan cara berbeda, jadi pastiin kamu ngerti insight-nya biar strategimu lebih tepat.
 
3. Positioning Bangun Citra yang Mau Kamu Tampilkan 
Tahap terakhir, tinggal tentuin gimana kamu mau dilihat sama audiens. Mau tampil sebagai brand yang fun, eksklusif, ramah lingkungan, atau minimalis? Positioning ini yang bikin brand kamu punya karakter dan gampang diinget.  
Pada tahap positioning, fokusmu adalah bikin audiens punya persepsi yang jelas tentang produkmu. Misalnya, kamu pengen produkmu dikenal sebagai versi lebih terjangkau dari produk premium, atau sebagai pilihan yang lebih ramah lingkungan dibanding kompetitor.
Dalam positioning, kamu perlu riset kompetitor dulu, liat gimana mereka memposisikan produk mereka, lalu tentukan posisi yang paling pas buat brand kamu.
Salah satu caranya bisa dengan bikin product positioning map, biar kamu tahu di mana posisi brand-mu dibanding yang lain, dan area mana yang paling strategis buat kamu ambil.
Mengapa STP Penting?
STP penting karena bikin strategi marketing kamu lebih terarah dan relevan. Tanpa STP, brand bisa aja promosi ke orang yang salah, buang waktu, dan hasilnya gak maksimal.
Berikut alasan kenapa STP itu krusial:
- Biar Gak Asal Promosi → kamu tahu siapa yang bener-bener butuh produkmu.
 - Pesan Lebih Ngena → strategi komunikasi bisa disesuaikan sama karakter tiap segmen.
 - Brand Punya Citra Jelas → kamu bisa nentuin gimana pengen dilihat sama audiens.
 - Efisien Secara Waktu & Biaya → fokus ke audiens yang paling potensial.
 - Bikin Brand Lebih Kompetitif → kamu punya posisi yang kuat dan beda dari kompetitor.
 
Contoh Penerapan STP
1. Nike – Fokus ke Gaya Hidup Aktif & Empowerment
 
Nike tuh jago banget main di Segmentation dan Positioning . Mereka nyasar orang-orang yang punya gaya hidup aktif, suka olahraga, dan pengen ngerasa powerful. Campaign-nya kayak “Just Do It” itu bukan cuma soal sepatu, tapi tentang semangat dan mindset buat terus maju.
2. Apple – Simple, Premium, dan Punya Gengsi Sendiri
 
Apple main di segmen orang yang nyari produk premium dan desain elegan. Mereka  positioning diri sebagai brand yang eksklusif, inovatif, dan “beda kelas” dari kompetitor. Makanya, setiap produk Apple selalu punya kesan clean, modern, dan keren. 
Itu tadi penjelasan tentang STP. Udah tahu kan STP itu apa? Kalau kamu pengen belajar lebih dalam soal strategi marketing digital dan gimana cara menerapkan STP secara nyata, kamu bisa cek programnya di Harisenin.com . Cocok banget buat kamu yang mau upgrade skill dan paham dunia marketing dari dasarnya sampai praktiknya langsung.