Website

Search

Value Proposition (VP): Pengertian, Cara Membuat, dan Komponennya

  • Share this:
Value Proposition (VP): Pengertian, Cara Membuat, dan Komponennya

Sebagai pekerja digital marketing, kamu harus memahami  value proposition  atau proporsi nilai , kekurangan, dan spesifikasi produk atau layanan yang ditawarkan perusahaan pada calon audiens-mu. Kamu juga perlu memahami prinsip, perilaku, serta visi misi perusahaan agar pekerjaan yang kamu lakukan selaras dengan nilai perusahaan. Hal-hal tersebut harus kamu pelajari bersamaan dengan ilmu dasar pemasaran, sebelum kamu terjun ke dunia karir digital marketing.  

Dalam pekerjaan ini, proporsi nilai penting dipahami setiap orang dalam perusahaan. Terutama jika berkaitan langsung dengan citra perusahaan di mata masyarakat.  

Apa itu  Value Proposition?  

ilustrasi value proposition
Source: freepik.com

Secara harfiah,  value proposition atau VP ini berarti ‘proporsi nilai’. Lebih jauh, VP diartikan sebagai sebuah pembeda antara produk atau layanan dengan kompetitor, pembeda ini kemudian dijadikan sebagai janji perusahaan pada konsumen atau calon konsumen.   

Dalam hal ini,  value proposition dapat berupa manfaat atau nilai yang ditawarkan suatu produk atau layanan yang dikemas menjadi pernyataan atau deskripsi singkat. VP dibuat berdasarkan elemen-elemen unik dan kelebihan yang ditujukan untuk meyakinkan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk atau layanan tersebut. Biasanya, VP ini dikomunikasikan oleh  product manager .  

Apa Tujuan Membuat  Value Proposition?  

Value proposition ini penting dibuat, terutama bagi perusahaan  startup yang berusaha memasuki pasar. Pembuatan VP bertujuan untuk menerangkan keunikan dan nilai-nilai yang berbeda dari kompetitor secara menarik, singkat, padat, dan jelas.  Dari informasi ini,    nantinya bisa kamu gunakan sebagai teks deskripsi di website, iklan, atau media pemasaran lainnya. Selain itu, dibuatnya VP ini memberikan penegasan identitas yang lebih kuat bagi perusahaan maupun karyawannya.  

Baca Juga:    Brand Value vs Brand Equity, Apa Bedanya?       

Bagaimana Cara Membuat  Value Proposition?  

1. Cari Tahu dan Pahami Tujuan & Visi Misi Perusahaan  

Pertama, kamu perlu memahami tujuan dan visi misi perusahaan untuk mengetahui gambaran secara umum produk dan perusahaanmu, pasalnya pembuatan VP ini harus selaras dengan identitas dan nilai yang dimiliki perusahaan.  

2. Cari Tahu Apa yang Diinginkan Calon Pelanggan  

Setelah kamu mengetahui visi misi perusahaan, selanjutnya kamu perlu meriset apa-apa saja yang diinginkan konsumen dari produk yang diproduksi perusahaan. Riset ini bisa kamu lakukan melalui metode wawancara ataupun survei di internet terhadap konsumen atau calon konsumen yang mengkonsumsi produk serupa.  

3. Analisis Kompetitor  

Selain mencari tahu aspek-aspek dalam perusahaan, kamu juga perlu mengidentifikasi dan menganalisis kompetitor, cari tahu apa saja kelebihan dan kekurangannya. Berdasarkan informasi itu kamu bisa membuat USP atau  unique selling product yang menjelaskan keunggulan atau pembeda produkmu dari kompetitor. Kamu bisa memanfaatkan kekurangan kompetitor sebagai kelebihan produkmu.  

4. Temukan USP atau Manfaat & Keunikan yang Didapat Pelanggan  

Setelah ketiga informasi telah didapatkan, maka kamu bisa mencari keunggulan dan manfaat produk yang bisa dinikmati oleh pelanggan. Pastikan pula kamu juga mencari fitur atau manfaat produk yang belum dimiliki kompetitor.  

Gimana Contoh  Value Proposition?  

Setelah instruksi diatas sudah dilakukan, maka kamu bisa mengemasnya menjadi beberapa kalimat singkat yang bisa dimanfaatkan di website, iklan, ataupun hanya untuk aset perusahaan. Berikut adalah contoh  value proposition berupa kalimat singkat yang dipasang di  website  Harisenin:  

penerapan value proposition pada website

Kata-kata yang digarisbawahi adalah kata-kata yang mencerminkan USP, atau keunggulan dan pembeda dari kompetitornya. Sedangkan dalam bisnis, kamu bisa menerapkannya ke dalam spesifikasi produk yang diproduksi perusahaan, contohnya pada bisnis online learning seperti Harisenin, value proposition diterapkan pada aspek-aspek produk, seperti desain, aksesibilitas, harga, dan penyelesaian masalah, maka bisa dijabarkan menjadi:  

  • Harga: memasang harga yang menyesuaikan dengan pemasukan target pasar.  
  • Aksesibilitas: mempromosikan produk pada iklan media sosial, dan memanfaatkan targeted ads ke segmentasi pasar tertentu.  
  • Desain : merancang website pembelajaran yang mudah dipakai, multifungsi, dan sedap dipandang.  
  • Penyelesaian masalah: menyelesaikan masalah mahasiswa, fresh graduate, atau karyawan yang ingin belajar subjek keilmuan karir lainnya tanpa mengorbankan jam kerja atau belajarnya.  

Pada bentuk lain, contoh value proposition dapat dikembangkan menjadi sebuah slogan atau tagline yang ear-catching atau khas dan enak didengar, berikut adalah beberapa contohnya:  

  • Spotify dengan slogan “music for everyone!” menegaskan bahwa Spotify mudah digunakan, diakses, dan dapat dinikmati oleh siapapun dimanapun.  
  • Indomie dengan slogan “Indomie seleraku” yang melibatkan konsumen dan menunjukkan bahwa cita rasa produk dapat dijamin mudah disukai banyak orang.  
  • Tokopedia dengan slogan “selalu ada, selalu bisa!” menunjukkan kemampuan platform untuk menyediakan pelayanan yang beragam dengan positif.  

Baca Juga:  Pentingnya 3C (Content, Community, Conversion)   

Apa saja Komponen dalam  Value Proposition Canvas (VPC)?  

ilustrasi value proposition canvas
Source: binus.ac.id

Value Proposition Canvas atau VPC adalah sebuah media yang berguna untuk menggambarkan dan menjelaskan elemen-elemen VP dari sebuah bisnis. Secara umum ada dua komponen penting dalam pembuatan  Value Proposition Canvas yang akan dijelaskan sebagai berikut:  

1.  Customer Profile (Profil Pelanggan)  

Pada bagian ini, penjelasan cenderung berfokus pada pemahaman yang mendetail tentang suatu segmen pasar atau pelanggan dengan mencakup beberapa hal, diantaranya:  

  • Customer Jobs , yang berarti kumpulan masalah yang ingin dipecahkan, keinginan, dan tujuan pelanggan dalam aspek sosial, emosional, dan fungsional di kehidupan kesehariannya.  
  • Customer Pains , adalah hal-hal buruk atau negatif yang dialami pelanggan ketika berusaha memenuhi kebutuhan atau tujuannya. Hal buruk ini bisa berupa masalah finansial, minimnya keamanan ataupun masalah lain yang mengganggu pengalaman pelanggan.  
  • Customer Gains (keuntungan pelanggan), adalah kebalikan dari customer pains yang bisa dijabarkan sebagai sebuah manfaat dan keuntungan yang diharapkan pelanggan ketika berhasil menyelesaikan tugas atau memenuhi kebutuhan mereka. Contohnya seperti manfaat emosional, finansial dan lainnya.  

2.  Value Map (peta nilai)  

Penjelasan pada bagian ini berfokus pada metode atau cara penyampaian perusahaan dalam menjelaskan nilai-nilainya pada pelanggan, hal ini mencakup beberapa hal, diantaranya:  

  • Products & Services (produk dan layanan), adalah produk dan layanan yang ditawarkan pada pelanggan, mencakup fitur, manfaat, ataupun atribut yang ada pada produk atau layanan yang dapat menyelesaikan masalah pelanggan pada aspek  customer jobs .  
  • Pain Relievers , adalah aspek pada produk atau layanan yang membantu mengurangi atau menghilangkan masalah yang dihadapi pelanggan. Bagian ini menjelaskan cara produk mengurangi pengalaman buruk pada bagian  customer pains .  
  • Gain Creators    (pembuat keuntungan), adalah cara cara produk atau layanan menciptakan keuntungan dan manfaat yang diharapkan pelanggan. Hal ini sekaligus menjadi jawaban komponen  customer gains diatas.  

Itulah salah satu dasar ilmu pemasaran yang perlu dipelajari oleh digital marketing enthusiast sepertimu, untuk pembelajaran yang lebih panjang dan mendalam, kamu bisa mengikuti  Bootcamp Digital Marketing Harisenin atau konsultasikan keresahan dan keinginanmu mengenai karir digital marketing di  Career Support atau  DM minse di Instagram .  


 

Luthfiyah Aini

Luthfiyah Aini