Website

Search

Audit Materialitas: Pengertian, Konsep, Tujuan dan Contohnya

Audit Materialitas: Pengertian, Konsep, Tujuan dan Contohnya

Audit materialitas memiliki dampak yang sangat berpengaruh dalam pembuatan keputusan akuntansi dan sudah menjadi dasar proses auditing, terkhusus pada pekerjaan lapangan dan konsep laporan akuntansi, maka di dalam perencanaan auditing, auditor perlu mengetahui apakah laporan auditing keuangan secara keseluruhan dapat disajikan sesuai dengan standar dan prinsip akuntansi yang berlaku    
 

Apa Itu Materialitas Dalam Audit?  

Menurut FASB ( Financial accounting standards board ), materialitas merupakan pertimbangan seseorang terhadap laporan keuangan akuntansi, dapat berubah karena terjadinya pengaruh terhadap pengabaian atau kesalahan perhitungan laporan akuntansi, oleh karenanya diperlukan pengabaian atau salah saji dalam perhitungan akuntansi yang disesuaikan dengan keadaan sekelilingnya  

Audit materialitas dapat dipakai dalam pembuatan mengaudit laporan keuangan secara menyeluruh, seperti dalam kerangka laporan keuangan, karena dengan menggunakan audit materialitas, auditor dapat menentukan materialitas sesuai dengan kebutuhan laporan, seperti keadaan situasi, kebutuhan informasi secara umum dari pemakai laporan, dan dampak pengambilan keputusan ekonomis  

Baca juga :  Metode analisis laporan keuangan untuk perusahaan   

Konsep dan Prinsip Audit Materialistis  

Terdapat empat konsep materialitas dalam auditing yang perlu diperhatikan oleh auditor :  

  1. Overall Materiality  

Overall materiality dapat diputuskan oleh auditor yang didasari dengan kelayakan harapan  klien  dan berdampak pada keputusan laporan keuangan, ketika auditor akan mengubah angka materialistis dari penetapan awal, maka angka materialitas awal harus direvisi dengan yang baru.  

  1. Overall performance materiality  

Konsep  overall Performance materiality memiliki penetapan lebih rendah dari poin pertama, tetapi auditor perlu memperbaiki penilaian risiko tanpa mengubah overall materiality dan menurunkannya ke yang lebih rendah dengan tepat secara agregat  

  1. Specific materiality  

Specific materiality  merupakan jenis saldo akun atau transaksi tertentu yang memiliki besaran nilai salah saji lebih rendah dari  

  1. Specific performance materiality  

Karena tingkatan  Specific performance materiality lebih rendah dari  specific materiality , maka auditor dapat menilai risiko tertentu dan menanggapinya jika ada salah saji yang tidak terdeteksi dan tidak material secara agregat  

Dua Hal yang Perlu dinilai Saat Menggunakan Materialitas  

Audit materialitas

Sumber: Pexels  

Ketika auditor akan melakukan proses auditing, maka diperlukan dua tingkat yang harus dinilai, sebagai berikut :  

  1. Tingkat laporan keuangan  ( Financial statement materiality )  

Dapat diketahui bahwa materialitas merupakan jumlah salah saji minimum pada laporan keuangan secara keseluruhan, sehingga keputusan laporan keuangan menjadi tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.  

Maka auditor dapat menggunakan materialitas saat perencanaan audit dan mengevaluasi bukti, pada saat perencanaan audit diawal auditor harus membuat estimasi materialitas, karena hal itu memiliki hubungan antara jumlah pada laporan keuangan dengan jumlah pekerjaan audit yang digunakan, selain itu auditor sebaiknya menggunakan aregrat terkecil dari salah saji dalam pertimbangan setiap laporan keuangan materialitas agar masih dalam garis kewajaran laporan keuangan  

  1. Tingkat saldo  

Berbeda halnya dengan tingkat saldo, konsep audit materialitas pada tingkat saldo tidak dapat bercampur dengan istilah saldo akun material, dan yang dimaksud dengan materialitas pada tingkat saldo akun ada pada jumlah salah saji minimal pada saldo akun yang sudah dinilai untuk salah saji material. Dimana konsep materialitas informasi keuangan yang digunakan untuk mempengaruhi keputusan, sedangkan saldo akun material adalah banyaknya saldo yang tercatat  

Baca juga :  5 Metode Analisis Laporan Keuangan  

Hubungan Materialitas dengan Bukti Audit  

Auditor sangat memperhatikan materialitas dalam kecukupan bukti audit, saat auditor membuat hubungan materialitas dengan bukti, maka diperlukan untuk selalu memperhatikan saldo akun material dengan istilah material, karena semakin tinggi istilah materialis semakin rendah jumlah bukti yang digunakan, begitupun sebaliknya  

Prosedur penggunaan audit materialitas dalam akuntansi  

Untuk menggunakan materialitas dalam proses laporan audit keuangan, maka auditor dapat menggunakan beberapa tahap berikut ini :  

  1. Risk assessment  

Pada tahap pertama auditor dapat melihat risiko dengan menentukan dua jenis materialitas, untuk laporan audit keuangan secara keseluruhan dan materialitas dalam pelaksanaan audit, selain itu juga membuat perencanaan sesuatu dengan penilaian risiko dan menilai risiko salah saji dalam material  

  1. Risk response  

Pada tahap kedua auditor perlu menentukan sifat, waktu, dan luasnya proses audit setelahnya, dan jika ada perubahan situasi selama audit berlangsung auditor perlu untuk merevisi angka  

  1. Reporting  

Tahap terakhir inni, auditor hendak mengevaluasi kembali salah saji yang belum diperbaiki oleh entitas, dan diakhiri dengan perumusan pendapat auditor pada hasil laporan audit keuangan  

Baca juga :  Dasar akuntansi yang perlu diketahui nih!!!  

Untuk kamu yang tertarik belajar mengenai ilmu audit lebih dalam bisa mengikuti  harisenin bootcamp audit eksternal yang akan bimbing kamu selama 4 bulan untuk menjadi auditor eksternal.  Klik link ini untuk konsul gratis yah!  

Tapi untuk kamu yang ingin mempelajari ilmu akuntansi, kamu bisa mengikuti kursus akuntansi selama 2 bulan di harisenin.com  

Zulfa Salsabila

Zulfa Salsabila

Suka nulis-nulis