Audit materialitas memiliki dampak yang sangat berpengaruh dalam pembuatan keputusan akuntansi dan sudah menjadi dasar proses auditing, terkhusus pada pekerjaan lapangan dan konsep laporan akuntansi, maka di dalam perencanaan auditing, auditor perlu mengetahui apakah laporan auditing keuangan secara keseluruhan dapat disajikan sesuai dengan standar dan prinsip akuntansi yang berlaku
Apa Itu Materialitas Dalam Audit?
Menurut FASB ( Financial accounting standards board ), materialitas merupakan pertimbangan seseorang terhadap laporan keuangan akuntansi, dapat berubah karena terjadinya pengaruh terhadap pengabaian atau kesalahan perhitungan laporan akuntansi, oleh karenanya diperlukan pengabaian atau salah saji dalam perhitungan akuntansi yang disesuaikan dengan keadaan sekelilingnya
Audit materialitas dapat dipakai dalam pembuatan mengaudit laporan keuangan secara menyeluruh, seperti dalam kerangka laporan keuangan, karena dengan menggunakan audit materialitas, auditor dapat menentukan materialitas sesuai dengan kebutuhan laporan, seperti keadaan situasi, kebutuhan informasi secara umum dari pemakai laporan, dan dampak pengambilan keputusan ekonomis
Baca juga : Metode analisis laporan keuangan untuk perusahaan
Konsep dan Prinsip Audit Materialistis
Terdapat empat konsep materialitas dalam auditing yang perlu diperhatikan oleh auditor :
Overall Materiality
Overall materiality dapat diputuskan oleh auditor yang didasari dengan kelayakan harapan klien dan berdampak pada keputusan laporan keuangan, ketika auditor akan mengubah angka materialistis dari penetapan awal, maka angka materialitas awal harus direvisi dengan yang baru.
Overall performance materiality
Konsep overall Performance materiality memiliki penetapan lebih rendah dari poin pertama, tetapi auditor perlu memperbaiki penilaian risiko tanpa mengubah overall materiality dan menurunkannya ke yang lebih rendah dengan tepat secara agregat
Specific materiality
Specific materiality merupakan jenis saldo akun atau transaksi tertentu yang memiliki besaran nilai salah saji lebih rendah dari
Specific performance materiality
Karena tingkatan Specific performance materiality lebih rendah dari specific materiality , maka auditor dapat menilai risiko tertentu dan menanggapinya jika ada salah saji yang tidak terdeteksi dan tidak material secara agregat
Dua Hal yang Perlu dinilai Saat Menggunakan Materialitas
Sumber: Pexels
Ketika auditor akan melakukan proses auditing, maka diperlukan dua tingkat yang harus dinilai, sebagai berikut :
Tingkat laporan keuangan ( Financial statement materiality )
Dapat diketahui bahwa materialitas merupakan jumlah salah saji minimum pada laporan keuangan secara keseluruhan, sehingga keputusan laporan keuangan menjadi tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
Maka auditor dapat menggunakan materialitas saat perencanaan audit dan mengevaluasi bukti, pada saat perencanaan audit diawal auditor harus membuat estimasi materialitas, karena hal itu memiliki hubungan antara jumlah pada laporan keuangan dengan jumlah pekerjaan audit yang digunakan, selain itu auditor sebaiknya menggunakan aregrat terkecil dari salah saji dalam pertimbangan setiap laporan keuangan materialitas agar masih dalam garis kewajaran laporan keuangan
Tingkat saldo
Berbeda halnya dengan tingkat saldo, konsep audit materialitas pada tingkat saldo tidak dapat bercampur dengan istilah saldo akun material, dan yang dimaksud dengan materialitas pada tingkat saldo akun ada pada jumlah salah saji minimal pada saldo akun yang sudah dinilai untuk salah saji material. Dimana konsep materialitas informasi keuangan yang digunakan untuk mempengaruhi keputusan, sedangkan saldo akun material adalah banyaknya saldo yang tercatat
Baca juga : 5 Metode Analisis Laporan Keuangan
Hubungan Materialitas dengan Bukti Audit
Auditor sangat memperhatikan materialitas dalam kecukupan bukti audit, saat auditor membuat hubungan materialitas dengan bukti, maka diperlukan untuk selalu memperhatikan saldo akun material dengan istilah material, karena semakin tinggi istilah materialis semakin rendah jumlah bukti yang digunakan, begitupun sebaliknya
Prosedur penggunaan audit materialitas dalam akuntansi
Untuk menggunakan materialitas dalam proses laporan audit keuangan, maka auditor dapat menggunakan beberapa tahap berikut ini :
Risk assessment
Pada tahap pertama auditor dapat melihat risiko dengan menentukan dua jenis materialitas, untuk laporan audit keuangan secara keseluruhan dan materialitas dalam pelaksanaan audit, selain itu juga membuat perencanaan sesuatu dengan penilaian risiko dan menilai risiko salah saji dalam material
Risk response
Pada tahap kedua auditor perlu menentukan sifat, waktu, dan luasnya proses audit setelahnya, dan jika ada perubahan situasi selama audit berlangsung auditor perlu untuk merevisi angka
Reporting
Tahap terakhir inni, auditor hendak mengevaluasi kembali salah saji yang belum diperbaiki oleh entitas, dan diakhiri dengan perumusan pendapat auditor pada hasil laporan audit keuangan
Baca juga : Dasar akuntansi yang perlu diketahui nih!!!
Untuk kamu yang tertarik belajar mengenai ilmu audit lebih dalam bisa mengikuti harisenin bootcamp audit eksternal yang akan bimbing kamu selama 4 bulan untuk menjadi auditor eksternal. Klik link ini untuk konsul gratis yah!
Tapi untuk kamu yang ingin mempelajari ilmu akuntansi, kamu bisa mengikuti kursus akuntansi selama 2 bulan di harisenin.com