Website

Search

4 Tahap Penting dalam UX Research yang Perlu Kamu Ketahui!

4 Tahap Penting dalam UX Research yang Perlu Kamu Ketahui!

Risers, pernahkah kamu merasa frustasi saat menggunakan aplikasi atau situs web yang sulit dinavigasi, lambat, atau tidak intuitif? Itu adalah contoh dari buruknya user experience (UX). Untuk menghindari hal tersebut, UX Research menjadi langkah krusial agar produk yang dibuat benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan harapan pengguna. UX Research adalah proses memahami kebutuhan, perilaku, dan masalah pengguna agar produk yang kamu buat benar-benar sesuai dengan apa yang mereka butuhkan.

Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai 4 tahap utama dalam UX Research yang dapat membantu menciptakan produk digital yang efektif dan memuaskan pengguna. Artikel ini ini merupakan hasil kompilasi dari beberapa referensi terpercaya seperti ElekenSkilvul, dan juga pemahaman umum yang biasa digunakan para UX researcher dalam proses desain produk. 

 

AD_4nXe2LjY1VYMquUNAqWyLd-ZJ9EoUbkCiisNtWH7E8QFGwkImiiFvZA2CWXZZaIdXursm-bBLT4vZJXnjXAHOtkxgxakembjLcLTFAuvmZOY_99ADqHJMvDxJ6wAfyQxKg_C7x_oCuw?key=0N5PL-OBOIxN_oDIX6ha-A

Tahap Discovery: Menyelami Dunia Pengguna

Tahap pertama dalam UX Research adalah Discovery. Pada tahap ini, fokus utamanya adalah memahami siapa penggunanya, kebutuhan mereka, serta tantangan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa metode yang bisa kamu lakukan di tahap ini:

  • Field Study: Mengamati langsung pengguna di lingkungan aslinya.
  • Diary Study: Mengajak pengguna mencatat aktivitas atau pengalaman mereka dalam jangka waktu tertentu.
  • User Interview: Wawancara langsung dengan pengguna untuk menggali insight mendalam.
  • Stakeholder Interview: Bertanya pada pihak internal (product manager, bisnis, dll.) untuk memahami ekspektasi dan tujuan.
  • Requirements Gathering: Mengumpulkan kebutuhan produk dari berbagai pihak.


Tahap ini sangat penting untuk mengurangi ketidakpastian di awal proyek. Dengan melakukan wawancara, survei, atau observasi, kamu bisa mengumpulkan informasi mendalam tentang pengguna dan konteks mereka. 

Contohnya, saat kamu ingin membuat aplikasi pembayaran multifungsi, tahapan discovery bisa mengungkap bahwa sebagian besar pengguna terbiasa menggunakan aplikasi untuk bayar tagihan bulanan, transfer antarbank, dan belanja online. Di sisi lain, muncul juga insight soal kekhawatiran terhadap keamanan transaksi dan kesulitan memahami alur pembayaran.

Tahap Exploration: Menggali Lebih Dalam

Setelah memahami pengguna, tahap selanjutnya adalah Exploration. Di sini, kamu mulai menggali lebih dalam untuk menemukan solusi desain yang tepat.

Beberapa aktivitas yang dapat kamu lakukan di tahap ini:

  • Design Review: Meninjau desain yang ada untuk melihat apa yang bisa diperbaiki.
  • Persona Building: Membuat representasi fiktif dari pengguna berdasarkan data riil.
  • Task Analysis: Menganalisis langkah-langkah yang dilakukan pengguna saat menyelesaikan tugas tertentu.
  • Competitive Analysis: Melihat bagaimana pesaing menyelesaikan masalah serupa.
  • Prototype Testing: Menguji desain awal (prototype) untuk melihat bagaimana pengguna merespons.
  • Journey Mapping: Memvisualisasikan perjalanan pengguna dari awal sampai akhir saat menggunakan produk.
  • Write User Stories: Menulis cerita singkat tentang kebutuhan pengguna sebagai panduan desain.
  • Card Sorting: Meminta pengguna mengelompokkan informasi untuk memahami struktur yang masuk akal bagi mereka.

Tahap ini merupakan momen eksploratif yang kaya akan ide. Kamu bisa membandingkan fitur dengan kompetitor, membuat persona pengguna untuk memahami motivasi mereka, dan menganalisis alur tugas agar desain lebih efisien. 

Misalnya, hasil eksplorasi menunjukkan bahwa pengguna sering bingung membedakan antara fitur transfer dan pembayaran. Maka, bisa dikembangkan tampilan yang lebih simpel dan ikon yang mudah dikenali.

Tahap Testing: Menguji Solusi dengan Pengguna

Setelah merancang solusi, saatnya melakukan Testing. Tahap ini penting untuk memastikan bahwa desain kamu benar-benar efektif dan mudah digunakan oleh pengguna. Selain itu, tahapan ini juga membantu meminimalkan error dan memastikan pengalaman pengguna benar-benar mulus.

Beberapa metode testing yang sering digunakan:

  • Usability Testing: Melihat bagaimana pengguna berinteraksi dengan produk, dan apakah mereka mengalami kesulitan.
  • Accessibility Evaluation: Memastikan produk bisa digunakan oleh semua orang, termasuk yang memiliki keterbatasan fisik.
  • Benchmark Testing: Mengukur performa produk dibandingkan versi lama atau produk kompetitor.

Menurut Eleken, pengujian usability adalah cara terbaik untuk meningkatkan sistem yang ada. Kamu bisa melakukan tes dengan pengguna yang merepresentasikan target audiens kamu, memberikan tugas tertentu, dan mengamati bagaimana mereka berinteraksi dengan produk.

Sebagai contoh, saat menguji fitur “Bayar Tagihan” pada aplikasi pembayaran multifungsi yang kamu kembangkan, ditemukan bahwa sebagian pengguna kesulitan menemukan menu karena letaknya tersembunyi. Karena adanya masalah tersebut dilakukan evaluasi oleh tim dengan memindahkan fitur tersebut ke halaman utama agar lebih mudah diakses.

Tahap Listening: Mendengarkan Umpan Balik Pengguna

UX Research tidak berhenti saat produk dirilis. Justru setelah produk dipakai, tahap harus mendengarkan suara pengguna perlu dilakukan untuk tahu apa yang perlu diperbaiki.

Adapun metode yang bisa kamu lakukan di tahap Listening:

  • Survey: Menyebarkan kuesioner singkat untuk menjangkau banyak pengguna.
  • Search-Log Analysis: Melihat apa saja yang sering dicari pengguna, bisa menjadi sinyal dari kebingungan mereka.
  • Usability-Bug Review: Mengumpulkan dan menganalisis laporan bug yang berkaitan dengan pengalaman pengguna.
  • Analytics Review: Melihat data penggunaan produk (misalnya dari Google Analytics) untuk mengetahui titik-titik friksi.
  • FAQ Review: Menelusuri pertanyaan yang sering ditanyakan untuk menemukan celah informasi.

Tahap ini memungkinkan kamu untuk terus menyempurnakan produk berdasarkan data dan masukan nyata dari pengguna. Kamu bisa menggunakan tools analitik, survei, atau fitur feedback dalam aplikasi untuk mengumpulkan masukan dari pengguna. Dengan begitu, kamu bisa melakukan perbaikan dan pembaruan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Contohnya, lewat ulasan pengguna di Play Store, banyak yang mengeluhkan fitur top up yang sering gagal tanpa informasi yang jelas. Beberapa bahkan memberi rating rendah karena merasa bingung dan frustrasi. Dari situ terlihat bahwa perbaikan dibutuhkan, baik dari sisi edukasi pengguna dengan memberikan penjelasan saat transaksi gagal, maupun dari sisi teknis sistem untuk memastikan proses top up berjalan lancar.

Risers, seperti itulah tahapan dalam melakukan UX research. Setiap langkahnya penting dan saling terhubung untuk menghasilkan produk digital yang benar-benar ramah pengguna. Mulai dari memahami siapa pengguna sebenarnya, menggali kebutuhan mereka, menguji solusi yang dirancang, hingga mendengarkan umpan balik setelah produk digunakan.

Tertarik mendalami dunia UI/UX tapi masih bingung harus mulai dari mana? Kamu bisa ikut program Bootcamp UI/UX Design & Product Manager dari Harisenin. Di sana, tersedia video pembelajaran yang seru dan berbagai project yang bisa bantu ningkatin skill sekaligus memperkuat portfolio.

Perjalanan jadi ahli UI/UX memang butuh waktu, tapi semuanya dimulai dari keberanian untuk mencoba. Terus asah kemampuanmu dan jangan takut gagal, Risers!

Baca juga:

Rekomendasi 9 Tools UX Research

Rekomendasi Channel Youtube dan Instagram Lokal Terbaik Untuk Belajar UI/UX Designer

Anisa Nur

Anisa Nur