Agile leadership atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai kepemimpinan yang gesit. Dalam arti luas, agile leadership adalah gaya kepemimpinan yang dapat menavigasi organisasi sehingga lebih adaptif, produktif dan unggul di segala situasi.
Gaya kepemimpinan agile leadership menekankan pada kolaborasi dan menjalankan prinsip melayani anggota internal maupun pelanggan. Berbeda dengan gaya kepemimpinan tradisional yang mengatur dan mengendalikan anggota. Selain itu, gaya kepemimpinan yang agile berfokus pada visi, arah, serta strategi organisasi.
Ciri pemimpin yang menerapkan agile leadership yaitu memotivasi anggotanya dengan memberikan kewenangan dan tujuan. Ia juga senantiasa aktif untuk mendapatkan informasi dan tidak mengontrol pekerjaan atau penugasan, melainkan memberikan pembinaan kepada tim untuk menjadi mandiri.
Pemimpin yang gesit memiliki tiga perilaku yang menonjol yaitu hyperawareness, eksekusi yang cepat serta pengambilan keputusan yang berbasis data. Sebagai pemimpin yang gesit, kamu juga membutuhkan empat kompetensi yaitu humility, adaptability, visionary, dan engagement. Tak hanya itu, agile leadership juga memegang 9 prinsip.
Baca juga: Apa itu Karir? 5 Tahapan Persiapan Karir Masa Depan!
9 Prinsip Agile Leadership
1. Memberi aksi nyata, bukan hanya kata-kata
Maksud dari prinsip ini adalah pemimpin yang agile harus memberikan aksi nyata daripada hanya berbicara. Dalam hal ini pemimpin tidak hanya sekadar menggunakan kata-kata untuk membuat perubahan, namun juga dengan memulai dan terlibat dalam setiap proses perubahan.
2. Menghargai pemikiran yang berkualitas
Prinsip yang kedua adalah dengan menghargai pemikiran yang berkualitas sehingga akan membuahkan hasil yang baik. Dalam memecahkan masalah, pemimpin yang agile dapat meluangkan waktu dan menggunakan pendekatan dengan mempertimbangkan segala hal untuk mengambil keputusan.
Dengan menerapkan prinsip ini, para pemimpin dapat melihat masalah yang kompleks melalui berbagai perspektif. Outputnya, pemimpin yang agile akan menghasilkan keputusan yang tepat dan mampu mengidentifikasi setiap perilaku yang menghambat kerja tim.
3. Meminta umpan balik
Prinsip ketiga adalah meminta umpan balik atau feedback yang efektif dari orang-orang di sekitarnya. Dengan umpan balik, akan memperkuat kepercayaan antar tim yang berpengaruh terhadap perilaku dan pemikiran individu dan tim.
Pemimpin yang agile akan meminta umpan balik yang efektif secara terus menerus dan melakukan tindak lanjut dari umpan balik tersebut. Jika dibandingkan dengan pemimpin yang menutup diri, mereka tidak akan menerima feedback secara positif dan akan menghambat perbaikan internal organisasi.
4. Membuat makna dan tujuan pada setiap pekerjaan
Kamu pernah nggak sih merasa demotivasi saat bekerja? Atau bahkan merasa pekerjaan yang kamu lakukan tidak penting? Kalau begitu kamu perlu mempertanyakan kepemimpinan yang ada di perusahaanmu.
Karena, seorang pemimpin yang gesit akan memaknai dan memberikan tujuan pada setiap aktivitas yang dilakukan oleh teamworknya. Pemimpin yang agile akan membuat timnya lebih bersemangat dalam menjalankan pekerjaannya dengan menyelaraskan nilai individu dengan pekerjaan.
5. Mengelola emosi untuk meningkatkan kreativitas
Tahukah kamu, bahwa kepemimpinan yang gesit dapat membangun teamwork melalui kecerdasan emosional? Maka dari itu, sangat penting untuk mengutamakan energi positif untuk membantu sebuah tim dalam berkontribusi untuk lebih kreatif dan inovatif.
6. Menerapkan kepemimpinan di dalam organisasi
Kepemimpinan tidak hanya berada di paling atas dalam rantai organisasi. Dalam agile leadership, praktik kepemimpinan dapat dikembangkan oleh para pemimpin tim atau departemen.
7. Memberikan kekuasaan dan otoritas yang tepat
Prinsip pemimpin yang gesit adalah mereka memberikan kekuasaan dengan menyerahkan dan memberdayakan tanggung jawab pada orang orang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan.
Dengan menyerahkan tanggung jawabnya, itu berarti ia mempercayai kemampuan karyawannya untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan masalah. Orang-orang yang diberikan kepercayaan dan otoritas cenderung akan bekerja dengan performa terbaik.
8. Membangun komunitas yang kolaboratif
Pemimpin yang gesit memiliki peran dalam menyediakan komunitas yang dibutuhkan untuk bisa beroperasi secara efisien dan membiarkan mereka menjalankan fungsinya masing-masing secara mandiri. Agile leadership membangun komunitas berdasarkan kepercayaan yang tinggi, rasa hormat serta hubungan kerja yang bermakna.
9. Mempercayai ide hebat akan datang dari mana saja
Jika kamu ingin menjadi seorang pemimpin yang gesit, kamu harus menghilangkan pemikiran bahwa ide hebat hanya datang dari orang hebat saja. Hal ini akan mengakibatkan ide-ide dari orang yang berada di bawah tidak pernah dihargai bahkan dipandang.
Sebagai seorang pemimpin yang agile, kamu harus mempercayai bahwa ide hebat bisa datang dari siapa saja. Kamu harus bersikap terbuka terhadap semua ide dan gagasan dari orang lain.
Baca juga:
Nah, teman-teman, jadi itu tadi pengertian dan 9 prinsip agile leadership yang akan berguna untuk kamu terapkan sebagai gaya kepemimpinan kamu. Ikuti terus artikel dan tips menarik lainnya hanya di laman Tips Sukses Hari Senin