Perbedaan soft skill dan hard skill begitu jelas secara definitif maupun praktis. Namun, pekerja yang telah berkecimpung di dunia profesional masih keliru dan cenderung bingung untuk memahami dua skill fundamental ini.
Akibatnya, ada potensi dengan probabilitas tinggi bahwa pekerja yang minim skill dapat tergerus oleh iklim kompetitif di dalam dunia karir yang begitu dinamis. Oleh karena itu, begitu esensial bagi seorang pekerja untuk memiliki soft skill dan hard skill sebagai fondasi mereka saat bekerja di berbagai medan pekerjaan.
Apa itu Soft Skill
Mengutip dari Putra dan Pratiwi (2005), soft skill ialah kompetensi yang sifatnya implisit dan laten – tidak terlihat, namun begitu penting untuk dimiliki oleh seseorang dalam mencapai kesuksesan. Soft skill cenderung sifatnya organik yang tumbuh dari dalam individu itu sendiri, karena terdiri dari kemampuan kognitif, emosional, komunikasi, dan sejenisnya.
Tetapi perlu diingat, jika soft skill juga dapat dilatih dengan membiasakan diri untuk berkomunikasi dengan banyak orang hingga masuk ke dalam organisasi sebagai wadah aktualisasi untuk mengeskalasi kemampuan soft skill.
Secara general, ada beberapa cakupan dari soft skill yang wajib dimiliki oleh pekerja. Yaitu, komunikasi (communication), berpikir kritis (critical thinking), kepemimpinan (leadership), menyelesaikan masalah (problem solving), kerja sama (team work), negosiasi (negotiation), dan manajemen waktu (time management). Jika seseorang mampu menginternalisasikan soft skill sebagai suatu kompetensi, maka orang tersebut akan terlihat lebih unggul dan berkualitas daripada orang-orang lain.
Baca Juga: Agile vs Scrum: Perbedaan dan Cara Memilih Metodologi yang Tepat
Apa itu Hard Skill
Jika soft skill sifatnya tidak terlihat, maka hard skill merupakan kompetensi yang dapat didapatkan dengan mengikuti pendidikan formal dan pelatihan yang spesifik. Hard skill menjadi kemampuan yang sama pentingnya dengan soft skill. Karena hard skill sebagai keterampilan yang spesifik pada suatu posisi pekerjaan. Sehingga ketika hard skill sudah dimiliki dengan sangat baik oleh pekerja, maka akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi dari pekerja tersebut.
Hard skill adalah kemampuan khusus, atau kapabilitas, yang dapat dimiliki dan ditunjukkan oleh seorang individu dengan cara yang terukur. Memiliki hard skill berkonotasi penguasaan dan keahlian dalam diri individu untuk melakukan tugas tertentu atau serangkaian tugas untuk menyelesaikan pekerjaan.
Saat ini hard skill juga lebih mudah diperoleh melalui pelatihan online gratis yang tersebar di platform digital. Pelatihan online ini sebagai sarana untuk meningkatkan kapabilitas dari seseorang terutama terkait dengan skill-skill yang spesifik. Bahkan, pelatihan online sudah tersertifikasi secara kelembagaan profesional sehingga begitu menunjang pekerja untuk memiliki sertifikat kompetensi tertentu.
Contoh dari hard skill di dunia pekerjaan, seperti microsoft excel, microsoft word, photoshop, bahasa asing, copywriting, data analyst, search engine optimization (SE), digital marketing, dan lain sebagainya.
Apa Sih Perbedaan Soft Skill dan Hard Skill?
Hard skills mengacu pada pengetahuan dan kemampuan terkait pekerjaan yang dibutuhkan karyawan untuk melakukan tugas pekerjaan mereka secara efektif. Soft skill, di sisi lain, adalah kualitas pribadi yang membantu karyawan benar-benar berkembang di tempat kerja.
Hard skill adalah kemampuan yang dapat diajarkan dan diukur, seperti menulis, membaca, matematika atau kemampuan menggunakan program komputer. Sebaliknya, soft skill adalah sifat-sifat yang membuat kamu menjadi karyawan yang baik, seperti etika, komunikasi dan mendengarkan, bergaul dengan orang lain.
Dari penjelasan di atas, dapat diketahui jika letak utama perbedaan soft skill dan hard skill adalah pada sifat soft skill dan hard skill serta sarana peningkatannya. Oleh karena itu, Harisenin.com akan menjelaskan mengenai diferensiasi antara soft skill dan hard skill.
Sifat Soft Skill dan Hard Skill
Soft skill adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang tetapi sifatnya tidak terlihat (implisit) dan sulit untuk dibuktikan secara praktis. Sedangkan hard skill merupakan kemampuan dari seseorang yang dapat dibuktikan dengan mudah, karena sifatnya dapat dilihat (eksplisit).
Kedua jenis skill ini memang begitu vital untuk dimiliki oleh setiap pekerja. Karena mengkombinasikan antara kedua konteks skill ini akan meningkatkan kualitas dan kapabilitas dari pekerja.
Baca Juga: 4 Website Bikin CV yang Bisa Memikat Para HR
Sarana Meningkatkan Soft Skill dan Hard Skill
Sarana untuk meningkatkan soft skill dan hard skill juga sangat berbeda. Walaupun banyak penelitian yang mengatakan jika soft skill lahir dalam diri manusia secara alami. Tetapi ada sarana yang dapat diikuti oleh seseorang untuk melatih soft skill mereka.
Yaitu dengan secara intensif berinteraksi dengan orang lain, lalu fokus pada keterampilan yang ingin dimiliki. Selain itu, mengikuti organisasi dan komunitas sebagai wadah aktualisasi diri.
Sedangkan hard skill lebih mudah, karena sarana untuk meningkatkan hal ini telah terwadahi oleh berbagai hal. Seperti, mengikuti pendidikan formal maupun informal dan secara rutin belajar suatu konteks ilmu tertentu. Kemudian, mengikuti pelatihan skill secara offline maupun online yang telah bersertifikat dapat meningkatkan hard skill.
Di era yang serba cepat, kualitas pekerja juga harus semakin bertumbuh dan berkembang mengikuti arah modernisasi. Apalagi saat ini teknologi sudah mulai diintegrasikan di sektor profesional yang berpotensi mengikis pekerja sebagai tenaga kerja. Itu kenapa, soft skill maupun hard skill adalah suatu hal yang harus dimiliki oleh pekerja.
Baca Juga: 6 Cara Mengembangkan Talent Management Framework dan Manfaatnya