"Agile vs Scrum" merupakan jenis pendekatan yang paling umum dan paling sering digunakan oleh para product management.
Munculnya istilah "Agile vs Scrum" ini memang bisa membuat kamu bingung. Sederhananya Agile adalah pendekatan yang digunakan product management dalam menyelesaikan proyek secara bertahap, sedangkan Scrum adalah salah satu bagian dari beberapa metodologi Agile. Mengingat kesamaan dan perbedaan yang dimiliki keduanya, untuk lebih menambahkan pemahaman riser.
Scrum sendiri menggunakan pendekatan dari metode lain yaitu Agile. Agile mengacu pada seperangkat metode dan praktik berdasarkan nilai dan prinsip yang terkandung dalam Agile Manifesto. Ini termasuk hal-hal seperti kolaborasi, pengorganisasian diri anggota tim, dan tim lintas fungsi.
Berikut dibawah ini pembahasan lebih lanjut seputar Agile dan Scrum dilansir dari northeastern
Baca Juga: Agile Leadership: Pengertian dan 9 Prinsip yang Wajib Diketahui
Apa itu Agile ?
Agile adalah filosofi atau kerangka kerja yang pendekatannya secara bertahap dan berulang untuk menyelesaikan suatu proyek.
Agile berarti cara pengembangan produk sebagai alternatif dari metode konvensional. Dengan kata lain, pengertian tangkas adalah pemutusan dengan alur kerja lama yang tidak berkembang ketika melihat dinamika pasar. Berawal dari kekakuan model waterfall, metode agile merupakan cara yang efektif untuk memahami permintaan pasar.
Karena memiliki sifat pendekatan tersebut, membuat keterlibatan secara berlanjut dengan klien ini memungkinkan para product management harus selalu beradaptasi dengan perubahan selama proses pengerjaan proyek.
Dalam penerapannya Agile ini juga banyak menggunakan beberapa metodologi diantaranya yang paling umum dan paling populer adalah Scrum.
Apa itu Scrum?
Metodologi Scrum ini memiliki proses yang cenderung pendek atau sprint dalam menyelesaikan proyek.
Selama proses perencanaannya, tim proyek akan melakukan identifikasi sebagian kecil dari ruang lingkup yang harus diselesaikan selama sprint yang akan datang, yang biasanya selesai dalam periode waktu dua hingga empat minggu.
Scrum adalah kerangka kerja sederhana untuk pengembangan produk yang kompleks. Scrum adalah kerangka kerja, bukan metodologi manajemen proyek. Meskipun Scrum banyak digunakan untuk pengembangan perangkat lunak, Scrum dapat digunakan untuk pengembangan produk yang kompleks.
Di Akhir tahap yang dilakukan adalah review sprint dan retrospektif. Dimana siklus ini terus diulang sepanjang proses pengerjaan proyek sampai selesai.
Baca Juga: 4 Website Bikin CV yang Bisa Memikat Para HR
Agile vs Scrum
Setelah memahami pengertiannya, kamu pasti sudah tahu alasan kenapa Agile dan Scrum ini sering membuat bingung. Dimana keduanya ternyata bergantung pada proses tindakan yang berulang, intensitas tinggi antara interaksi klien, dan sistem pengambil keputusan secara kolaboratif.
Sedangkan perbedaan antara Agile dan Scrum, adalah sebagai berikut:
- Agile sebagai filosofi yang menggunakan prinsip inti, sedangkan Scrum adalah metodologi Agile khusus yang digunakan untuk memfasilitasi sebuah proyek.
- Agile adalah filosofi, sedangkan scrum adalah sejenis metodologi agile yang memiliki peran tertentu, seperti Scrum Master dan owner produk.
- Scrum adalah pendekatan agile dan agile tidak selalu berarti scrum. Dimana ada banyak metodologi berbeda didalam pendekatan Agile.
- Scrum adalah pendekatan agile dan agile tidak selalu berarti scrum. Dimana ada banyak metodologi berbeda didalam pendekatan Agile.
Baca Juga : Wajib Tahu! Tips CV Lamaran Kerja Pasti Diterima Perusahaan
Agile vs Scrum: Memilih Metodologi yang Tepat
Dalam memilih metodologi mana yang lebih tepat diantara metodologi agile dan scrum, sebelumnya kamu harus melihat terlebih dahulu persyaratan dan batasan yang ada dalam agile dan scrum.
Agile awalnya dibuat dalam konteks proyek pengembangan perangkat lunak dan sangat efektif di arena ini. Dengan pemikiran ini, pendekatan Agile tidak akan efektif untuk proyek dengan ruang lingkup dan persyaratan pengembangan yang sangat ketat. Namun, prinsip panduan filosofi Agile banyak digunakan di berbagai jenis proyek.
Jika pendekatan Agile tepat untuk proyek yang sedang dikerjakan, Maka selanjutnya perlu ditentukan apakah Scrum adalah metodologi Agile yang tepat untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan spesifik atau tidak.
Scrum biasanya paling cocok untuk proyek yang tidak memiliki persyaratan yang jelas, cenderung dinamis, dan proyek yang memerlukan proses pengujian secara rutin.
Penting untuk diketahui bahwa kunci keberhasilan proyek bukan hanya tentang memilih metodologi yang tepat, tetapi juga menjalankan metodologi itu dengan cara yang terampil.
Untuk melakukannya, kamu perlu menguasai pemahaman dan keterampilan lainnya dalam product management.
Product management juga perlu mengetahui cara berkomunikasi secara efektif, memimpin tim, menerapkan pemikiran kritis dalam memecahkan masalah, serta dapat beradaptasi dengan dinamika dan kompleksitas di lingkungan kerja.
Sampai disini materi mengenai agile vs scrum sangat menarik bukan?, dan sebenarnya masih banyak lagi hal-hal menarik seputar dunia Product Management yang bisa kamu dalami.
Tertarik untuk mengenal lebih dalam dan terjun di dunia PM?
Harisenin memiliki program bootcamp khusus Product Management yang bisa kamu cek disini.
Program bootcamp yang terjangkau dibanding bootcamp lain, serta tidak hanya itu tetapi masih banyak lagi manfaat yang kamu bisa dapatkan saat mengikuti bootcamp di harisenin.